Surat terbuka untuk kamu
Kamu, iya kamu
Yang terghosting cuman modal ketikan.Ngakk, bercanda kawan!!
Walupun saya sedikit tersindir, tapi makasih banyak²
Diri yang pemalas ini jadi sedikit termotivasi untuk menyelesaikan draf yang dah karatan.Jadi.....
💠Happy reading 💠
_________________________________________
Runi terdiam menyelami pantulan tubuhnya dicermin yang terbalut seragam hari Senin membawa ekspresinya terlihat sayu dengan semburat malas. Detik setelahnya ia mengedarkan netranya ke samping.Tangannya beralih menggapai ponsel yang tergeletak diatas Nakas. Membuka lockscreen, dan terlihatlah waktu yang tertera. Genap sudah satu bulan dirinya berada disini. Merasakan lika liku menjadi tokoh fiksi didunia khayalan yang penuh akan tamparan kenyataan.
Genggaman pada ponsel yang dirinya pengang terasa mengeras menandakan adanya suatu luapan emosi yang muncul. Deretan pertanyaan itu kembali hadir menyisakan secercah harapan. Harapan yang selalu Runi nanti namun tak kunjung juga terlihat letak hilalnya.
Kembalinya jiwa pada sang raga murni.
Cahaya mata Runi meredup. Pikirnya apalagi yang harus dirinya perbuat. Peran seorang manusia time travel seperti dirinya ini sudah ia lakukan sedari awal mula tiba. Yeah oke, Runi mengaku bahwa memang ia simanusia yang egois dan tidak ingin dibuat repot.
Yang dimana dia langsung mengajukan hilangnya peran tokoh ini dari alur cerita yang seharusnya. Dirinya memang bukan sikeren mereka-mereka yang berani menyimbagi alur cerita yang penuh akan drama sinetron +62 punya.
Pertanyaan terbesarnya, lalu apa yang harus peran manusia orinya kerjakan lagi disini. Tidak mungkin bahwa Runi harus kembali pada tempat terkutuk itu dan mencari tahu alasannya sendiri.
Harus mencoba kalau ingin pulang.
Tidak! Runi masih memiliki setitik kewarasan. Jika Runi nekat, iya mungkin dirinya akan kembali pulang. Namun bukannya balik pulang ke raga asli, tapi malah mungkin akan kembali pada sang pemilik raga-Nya.
Dalam lubuk hati seorang jiwa sekaligus raga pemalas yang obsesi akan rebahan seperti dirinya ini tentu masih mempunyai rasa emosional. Runi memang suka sendiri, tapi bukan untuk kesepian. Dan Runi masih menyukai kebersamaan, tapi tentu juga bukan keramaian.
Cukup lama ia memandangi dirinya sendiri dicermin dengan banyaknya tanda tanya mencuat yang masih belum juga menemukan jawaban. Hingga munculah bunyi ketukan dari luar pintu kamar yang membuyarkan renungannya. Pintu terbuka setelah tepat ketukan yang ketiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS MAGERAN
Fiksi Ilmiah-Hanya cerita klise perihal transmigrasi jiwa- Bukan kisah si pelakon istimewa dengan segala kejeniusannya. Bukan juga pasal si pelakon Good Looking dengan segala daya pikatnya. Ini hanya secuil cerita perihal si dia, pelakon pemalas dengan predikat...