Uuh Enak

48K 815 74
                                    

"Isep Jal."

Belum sempat aku menempelkan permukaan bibirku di ujung kontol Ibra, sebuah suara menginterupsi kegiatan kami. Suara itu bukan lain berasal dari ponsel milik Ibra sehingga mau tak mau membuat pemuda berwajah tampan seumuranku itu mengerem aksi mesum kami.

Ibra terlihat terdiam beberapa saat ketika melihat layar ponsel miliknya, tak lama dia kemudian menoleh ke arahku dan berucap. "Gue angkat telpon dulu."

Aku hanya mengangguk menanggapi perkataan Ibra sehingga dia kemudian terlihat berjalan ke belakang saung berniat mengangkat panggilan telpon tersebut. Helaan nafasku keluar begitu saja, tadi itu benar-benar di luar dugaanku, tak kusangka aku bisa berhadapan langsung dengan sosis milik teman sebangkuku itu.

Setelah menunggu lama, aku tak kunjung mendapati batang hidung Ibra. Kenapa dia lama sekali ya?

Sampai kemudian tak terasa mataku begitu berat, aku merapikan kembali pakaianku yang sempat compang camping karena Ibra tadi. Dinginnya suhu di sini membuat tidurku agak sulit, tapi tak lama matakupun tertutup dan aku masuk ke dalam alam mimpi sambil mengayuh lebih dalam ke dunia fana.

"Jal, bangun Jal."

Aku meraum saat mendapati bahuku digoyang-goyang beberapa kali. Merasa terusik, aku sempat hendak memaki pelaku yang tengah menganggu nyenyaknya tidurku. Namun, ketika sudah kubulatkan mataku untuk melotot nyaliku tiba-tiba ciut saat mendapati sosok gagah yang begitu terlihat jantan dalam balutan seragam satpam yang tengah dia gunakan, dia Bang Rasyid suami dari saudariku yang selama ini selalu bisa membuat bulut pantatku berdiri membayangkan sosoknya tengah mengagahiku.

"B-Bang Rasyid? I-Ibra mana? Kenapa aku bisa ada di kamar ini?"

Bang Rasyid menatapku heran. "Kamu ngigau Jal? Udah cepet sana mandi, hari ini Abang shift pagi kita pergi bareng aja."

Aku yang masih bingung hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal sambil mengikuti perintah Bang Rasyid untuk segera bangun dari dasyatnya magnet kasurku. Jujur saja aku masih benar-benar bingung, bukannya tadi aku dan Ibra masih terjebak hujan di Ciwidey? Kenapa sekarang aku sudah tiba-tiba ada di kamarku?

Jangan-jangan yang aku lakukan dengan Ibra itu hanya mimpi? Kalau begitu kenapa rasanya nyata sekali?

"Udah jangan ngelamun, cepet mandi atau Abang tinggal," seru Bang Rasyid dengan suara serak basahnya yang seksi terdengar di telinga.

"I-iya Bang."

Setelah selesai mandi, aku bergegas memakai seluruh pakaian seragamku. Merasa sudah rapi dan tak ketinggalan apapun, aku segera bergegas keluar untuk menemui si pejantan tangguh berkontol besar yang saat ini tengah menungguku di luar.

Di ujung sana terlihat Bang Rasyid tengah menunggangi kuda mesinnya, uuh dia terlihat begitu perkasa menaiki motor tersebut belum lagi balutan jaket kulit seakan menambah aura maskulin yang membuat wanita dan boti manapun tak mampu menahan hasrat mereka untuk sekedar melihat kesempurnaan pria satu itu. Rasanya ingin kujilat saya kumis tipis serta jambang yang tumbuh di wajahnya itu karena saking sangenya.

"Bang, Mba Ayu ke mana ya? Kok aku gak liat dari tadi?" tanyaku pada Bang Rasyid karena merasa tak menemukan sosok saudariku itu yang biasanya selalu standby di dapur. Aku bertanya sambil menahan geli di bokongku karena bulu-bulu boolku berdiri kalau sedang sange.

Sambil mengangkat kedua bahunya secara bersamaan, Bang Rasyid kemudian berucap. "Acara reunian, mungkin malem baru pulang."

Aku mengangguk pelan tapi hatiku bersorak gembira, itu artinya sampai malam nanti aku bisa berduaan dengan suami Mbaku ini? Ahh, jadi tidak sabar menunggu pulang sekolah padahal pergi saja belum.

Dashyatnya Rudal Abang IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang