Punyanya Ibra

55.3K 821 66
                                    

"Udah?"

Aku menepuk pundak Ibra seraya mengangguk. "Gas."

Seperti permintaan Ibra kemarin, hari ini aku libur diantar oleh Bang Rasyid ke sekolah dan jadinya. berangkat bersama Ibra. Pemuda berbadan tinggi tegap itu sudah standby di depan rumah saat tadi aku keluar untuk memasang sepatu. Dengan wajah manis dan lesung pipit di pipinya, Ibra memamerkan barisan giginya yang putih padaku.

Hmm, mungkin banyak dari kalian yang penasaran seperti apa sih rupa Ibra sebenarnya kan? Em, apa kalian tau Utta si top pemain bokep amatir yang beberapa waktu lalu viral di twittod? Menurutku wajah Ibra mirip sekali dengannya, yang membedakan hanyalah karena Ibra punya lubang di pipinya ketika dia tersenyum. Selain itu Ibra juga punya postur yang lebih berisi dari si Utta itu, dibayangkan saja sudah hot bukan? 

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, baik aku dan Ibra sama-sama diam dengan pikiran masing-masing, kami tak sedikitpun mengeluarkan kata. Namun, ketika aku merasa asing dengan jalan yang kami lalui untuk sampai ke sekolah, aku kemudian berucap. "Ini lo nggak salah jalan kan?"

Ibra menghentikan laju motor sportnya, dia kemudian membuka helmnya dan menenggelamkan wajahnya di kemudi. 

"Lo kenapa?"

Mendengar pertanyaanku Ibra menoleh sebentar, dia kemudian memakai helmnya kembali. "Sorry, harusnya gue nggak libatin lo. Biar gue puter balik dan anterin lo ke sekolah."

Aku mengernyit. "Maksud lo?"

"Gue mau bolos hari ini," kata Ibra dengan wajah yang dipenuhi beban.

Ketika Ibra akan mengendarai motornya, aku menghentikan dia sehingga Ibra kembali menatap ke arahku. "Lo kenapa bolos? Cerita sama gue kalau lagi ada masalah, masa iya gua ada pas butuhnya doang? Gue juga nggak akan nolak kalau sekiranya gue bisa bantuin lo."

Ibra tersenyum pedih. "Bokap gue."

"Kenapa sama bokap lo?"

Aku bisa melihat kalau tangan Ibra seketika mengepal. "Dia pulang."

Ibra sebelumnya pernah bercerita soal Ayahnya yang merupakan mekanik kapal pesiar. Aku ingat kalau Ibra pernah bilang kalau Ayahnya hanya pulang  setahun sekali atau kadang lebih.

Aku menepuk pundak Ibra senang. "Bukannya bagus? Kenapa lo malah keliatan marah sama sedih?"

Ibra tertawa sumbang. "Semalem dia nyiksa nyokap gue."

Pemuda yang merupakan teman sebangkuku itu kemudian membuka jaketnya dan dia memperlihatkan memar di perutnya. "Dia juga mukul gue pake tongkat golf."

Aku menelan ludahku, aku tak menyangka kalau ternyata keluarga Ibra sehancur itu. Karena merasa kasihan akhirnya aku memutuskan ikut menemani ke mana Utta KW Super ini membawaku. "Jadi lo bolos karena itu?"

Ibra mengangguk pelan. "Iya, sorry karena gue malah jadi libatin lo. Biar gue anter lo ke sekolah sekarang, kita puter balik ya?"

"Lo sendiri mau sekolah hari ini?"

"Nggak, gue mau nenangin diri dulu. Nyokap gue juga kabur tadi subuh, jadi gue rasa pulang pun gue cuma bakal jadi samsaknya bokap," balas Ibra pelan.

Aku menatap iba pada Ibra. "Jadi lo mau ke mana?"

Si Utta KW Super  itu menjawab sambil memutar arah motor. "Gue mau ke Rancabali, sore gue pulang. Kayaknya diem di sana sebentar stress gue mungkin bisa ilang, butuh banget yang sejuk-sejuk."

Aku menahan Ibra. "Gue ikut lo, kita bolos aja hari ini."

Ibra kembali membuka helmnya dan kemudian menatapku dengan sorot mata tak percaya. "Beneran lo mau ikut?"

Dashyatnya Rudal Abang IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang