Chapter seventeen

8.8K 361 4
                                    






Sudah seminggu ini Jeno terus mengikuti kemana pun jaemin pergi seperti perangko dimana ada jaemin disitu juga ada Jeno, jaemin akan bebas jika Jeno ada meeting penting urusan yang lain itu sudah ada yang urus bawahan nya Jeno dan juga kadang Jeno tidak pulang menginap di mansion jaemin.

"Jeno stop."ucap jaemin sembari berhenti berjalan ia sudah lelah Jeno setiap hari terus mengikuti nya.

"Apa?"ucap Jeno dengan watados nya.

"Apa, Kau bilang? Kau terus mengikuti ku setiap hari Jeno apa sebenarnya yang kau inginkan hah?"ucap jaemin sembari menatap Jeno kesal.

"Agar kau tidak menikah dengan si Jung itu."ucap Jeno sembari berjalan lagi tujuan mereka itu ke cafe dekat dengan butik jaemin sebenarnya itu tujuan jaemin karna ia butuh merefresing kan pikiran nya.

"Hah~ itu bukan urusan mu Jeno."ucap jaemin sembari mengejar langkah Jeno yang besar.

"Itu urusan ku anak yang kau kandung anak ku."ucap Jeno berhenti mendadak dan menghadap ke arah jaemin.

"Kau menikahi ku hanya untuk bertanggung jawab saja kan pada anak ini??"ucap jaemin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tidak, aku mencintai mu Nana."ucap Jeno sembari menangkup pipi jaemin dan menatap jaemin dengan lembut.

"Besok aku akan tetap menikah dengan Hyung jae."ucap jaemin sembari menepis tangan Jeno di pipi nya dan berjalan ke arah cafe dengan cepat.

"Aku tidak akan membiarkan nya Nana."ucap Jeno dengan penuh penekanan sembari menatap jaemin yang berjalan dengan cepat tapi terlihat menggemaskan karna perut nya besar.

"NANA JANGAN CEPAT-CEPAT KASIHAN ANAK KITA SAYANG"teriak Jeno tanpa malu jaemin yang mendengar itu merona dan malu dengan sekitarnya ia tambah mempercepat nya tapi Jeno berlari pelan ke arah nya.

















..

"Aku pulang."

"Sayang aku sangat merindukan mu heemm."ucap winter sembari memeluk Jeno yang baru saja masuk.

"Lepas winter aku lelah."ucap Jeno sembari berjalan ke arah kamar nya.

"Jeno kau kenapa sih?."ucap winter yang melihat Jeno terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke arah nya.

"Sayang."

"Jeno."

"Jenooo~~."

Jeno terus berjalan seolah' winter tidak ada saat akan menaiki tangga winter berteriak keras.

"LEE JENO."

Jeno menghentikan pergerakan kaki nya dan menoleh sedikit.

"Tutup mulut mu."ucap Jeno lalu melanjutkan lagi menaiki tangga nya.

Winter yang mendengar dan melihat sikap jeno menangis dengan diam sembari melihat ke arah Jeno yang menaiki tangga tanpa memperdulikan nya.







Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan sudah memakai piyama saat akan duduk di kasur tiba' winter datang dengan teh di tangan nya ia beranjak mengambil handphone dan iPad nya yang ada di meja.

"Jeno kau mau kemana? Ini aku membuatkan mu teh mungkin kau mengabaikan ku karna lelah bekerja jadi agar rileks aku buat kan teh."ucap winter sembari melihat pergerakan Jeno.

"Tidak, terimakasih."ucap Jeno lalu pergi keluar dari kamar itu dan pergi menuju ruang kerja nya.

"Ada apa dengan Jeno?"ucap winter ia sangat panik dan merasa sedikit sedih karna Jeno berubah seperti ini.







Ibu Mertua; Nomin EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang