Chapter two

25.6K 820 21
                                    

Jaemin membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya yang mengintip dari gorden nya.

"Ah sudah pagi?cepat sekali"ucap jaemin yang bangun dari tempat tidur, lalu duduk di pinggir kasur nya.

Jaemin melihat jam di nakas ternyata jam 05:50, ia harus menyiapkan sarapan untuk anak dan menantu nya.

Setelah beres dengan merapikan tempat tidur dan mencuci muka jaemin turun kebawah, ternyata masih sepi, apakah anak dan menantunya selalu bangun siang?, atau mereka kelelahan sehabis melakukan itu?, sial membayangkan nya saja jaemin sudah panas dingin.

Jaemin berjalan ke arah dapur melihat isi dari kulkas apa yang akan dia masak

"Masak apa ya?aku sudah lama tidak di korea bingung harus menyiapkan apa saat sarapan?"ucap jaemin dengan bingung, karna terlalu lama berpikir jaemin memasak apa yang ada di ingatan nya, gyeran mari dan chungmu gimpab hm itu bagus untuk sarapan.

Saat jaemin fokus memasak jaemin tidak sadar ada yang meperhatikan nya di pintu masuk dapur, dengan setelan jas yang sudah rapi sambil membawa dasi.

"Morning ma?"ucap jeno untuk menyapa mama mertuanya lalu berjalan ke arah mama mertuanya untuk melihat mama mertuanya memasak.

"Ah morning jeno?sudah rapi, kemana winter?"ucap jaemin yang menoleh ke arah jeno yang ada di pinggir nya.

"Dia belum bangun dia masih kelelahan(?)"ucap jeno dengan ragu, sial jaemin panas dingin pasti mereka melakukan nya sial.

"Ah begitu yasudah duduk saja dulu mama menyiapkan sarapan dulu, kamu mau kopi?"ucap jaemin

"Ah ya ma jangan terlalu banyak gula"ucap jeno sembari berjalan ke arah meja makan, lalu memperhatika mama mertuanya memasak, sepertinya jeno mempunyai hobi baru yaitu memperhatikan mertuanya.

"Ini kopi nya jeno"ucap jaemin yang meletakan kopi jeno di meja.

"Ah iya ma makasih"ucap jeno

"Hm sama-sama, oh iya kamu mau berangkat kerja searah kan sama butik mama, mama numpang di kamu ya mama sedang malas bawa mobil, mama ingin mengecek keadaan butik disini saja setelah itu balik lagi"ucap jaemin yang duduk di sebelah jeno dan dengan menatap jeno penuh harap.

"Iya ma gapapa"ucap jeno yang juga menatap nya

Mereka larut dalam keindahan mata masing-masing, jeno terpesona oleh jaemin, jaemin sangat manis, tampan dan sekaligus cantik untuk ukuran laki-laki dengan bulu mata lentik dan bibir merah alami jeno jadi ingin mencicipinya, jaemin pun sama  terpesona oleh jeno yang sangat tampan dengan rambut yang di undercut, rahang yang tegas, hidung mancung dan jangan lupakan alis yang tajam dan setelan jas nya terlihat sempurna.

Mereka semakin dekat dekat dan dekat, beberapa centi lagi mereka akan mempertemukan bibir mereka, dan menikmati bagaimana bibir masing-masing, kepala mereka memiring, jaemin hampir memejamkan mata lalu..


































Blubup blubup

Jeno tersadar dan segera menjauh dari jaemin dan menatap lurus ke depan rasanya sangat canggung, berbeda dengan jaemin, jaemin terlihat biasa saja malah jaemin merenggut kesal karna suara panci yang masakan nya meluap.

Dengan terpaksa jaemin bangun dari duduk nya dengan kaki di hentak-hentakan jaemin sangat kesal hump, panci sialan mengganggu padahal sedikit lagi ish.

Setelah masakan nya matang jaemin tuangkan ke piring dan menata nya di meja makan, mereka sarapan dengan tenang dan suasana canggung hanya untuk jeno jaemin tidak.









Ibu Mertua; Nomin EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang