Aku?
Si pecinta hujan, namun aku benci ketika hujan tiba membawanya pergi. Aku sangat mencintainya, namun kenapa dia begitu jahat padaku?
Kepergiannya sore itu tidak akan pernah aku lupakan. Bahkan, langit pun turut menundukkan wajahnya.
Gelap.
Dingin.
Dan hampa.
Malam itu, malam terkahirku melihatnya. Hujan masih saja setia menemaniku dibawah atap putih dengan bangku panjang, sambil menatap sebuah ruangan medis.
Aku tahu aku bodoh.
Aku tahu aku ceroboh.
Aku tahu, semuanya.
Bahwa aku, memang benar-benar mengambil keputusan yang salah.
Hujan masih terus mengalir hingga hari ini dari pelupuk mataku. Entah sudah berapa jam aku menangis. Aku tidak peduli jika nantinya mataku lebam.
Di pemakaman ini,
Adalah terakhir kalinya aku mengantarnya pergi.
Pergi ke dunia yang kekal.
Pergi ke dunia yang tidak akan menyakitinya lagi.
Pergi...
Pergi dan meninggalkan ku sendiri di dunia yang fana ini.
Hingga akhirnya, dia juga pergi merelakan ku dengan kekasih impiannya.
Aku minta maaf.
Aku merebutnya darimu.
Aku berjanji, akan selalu mencintai dan menyayanginya. Seperti yang aku lakukan padamu.
Aku sudah bahagia dengannya. Dan aku juga yakin kau sedang tersenyum melihatnya.
Tapi, tidak untuk saat dimana aku melihatmu hidup kembali. Hidup kembali dengan sosok yang berbeda. Hidup kembali dengan sikapmu yang mengerikan. Hidup kembali dengan maksud untuk membunuhku.
"Apakah kau, Ocha?"
.
.
.
"I Will Kill You, soon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(?)Friend(!)
FanfictionKesalahan terbesar dalam persahabtan adalah SALAH FAHAM! Kesalah fahaman yang terjadi bisa menjadi sangat fatal. . Ujian yang sangat besar harus dialami oleh Vinky, di mana dia harus kehilangan sahabatnya Ocha. Hanya karena satu orang cowok, yang sa...