Vinky POV
'Aaaa...'
Dengan cepat aku membungkam mulutku sendiri. Apa itu? Lupakan! Sebaiknya aku kembali. Aku takut Hana curiga dan berfikiran negatif terhadapku. Aku tidak terlalu kencang berteriak kan tadi? Kuharap mereka tidak mendengarnya.
'Pfftt...'
Aku berjalan kembali ke ruang tamu dimana tempat aku, Hana dan kak Dicky berkumpul. Dengan sekuat tenaga aku menyembunyikan rasa takut dan tegangku. Aku tidak ingin mereka tau ini semua. Ku atur nafas ku seperti semula sebelum menampakan diri dihadapan mereka.
"Kenapa lama sekali?"
"Ma..maaf" aku meminta maaf tetapi hanya dibalas deheman oleh kak Dicky.
Kulirik Hana sedang menatapku seperti seseorang yang sedang mengintrogasi."Ada apa?" Tanyaku
"Tidak."
"Baiklah Hana. Kami pulang dulu" ucap kak Dicky lalu beranjak dari duduknya. Aku pun langsung menyambar tasku yang ada disebelah kak Dicky.
"Kami pulang dulu, Hana." Ucapku lalu berjalan mengikuti kak Dicky yang sudah hampir 5meter jauh didepanku.
"Iya. Hati-hati"
---
"Vinky bagaimana sekolahmu?" Tanya papah kepadaku. Yap! Kami sedang makan malam sekarang.
"Baik." Ucapku singkat.
"Hmm.. Vinky? Papah dan mamah akan pergi keluar kota selama 2minggu. Kau tidak keberatan kan?"
Aku menghembuskan nafasku berat. Baru tadi siang dia kembali sekarang sudah ingin pergi meninggalkanku dengan waktu yang cukup lama? Dan membawa mamah? Bukankah itu menyebalkan? -___-
"Tidak." Ucapku singkat lalu langsung berjalan ke arah kamarku. Aku meninggalkan makan malamku hari ini. Mood makanku hilang setelah mendengar ucapan papah tadi.
"Menyebalkan!" Ucapku lalu membanting tubuhku diatas kasur. Aku mengambil handphoneku yang ada di laci samping tempat tidurku dan berharap kak Dicky mengirimkan SMS kepadaku. Tapi..
"Kenapa dia belum SMSku? Tidak seperti biasanya"
Dia tidak mengirimiku SMS sama sekali. Kemana dia? Sudah jam 9 biasanya dia mengSMSku. Walaupun telat pasti dia mengSMSku dan hanya mengucapkan 'Selamat Tidur My Princess'.
'Aishh_-'
Lebih baik aku tidur. Hari ini aneh. Bahkan sangat aneh.---
Author POV
Terlihat seorang gadis sedang berjalan sambil menyanyikan lagu yang ia dengar menggunakan earphonenya dikoridor sekolah. Sesekali ia melirik sekitar sekolah seperti sedang mencari sebuah ruangan. Sampai-sampai ia menabrak orang yang sedang berjalan berlawanan dengannya.
"Ah.. Sorry. Im so sorry!" Ucapnya meminta maaf lalu membantu orang yang ditabraknya tadi berdiri.
"Tadi kamu bicara apa?" Tanya orang yang ditabraknya.
"Maaf.. aku minta maaf"
"Oh.. tidak apa-apa" ucap orang yang ditabraknya tadi sambil menepuk-nepukkan rok bagian belakangnya yang kotor.
"Sepertinya kamu siswa baru disini?" Lanjutnya."Ah.. iya. Hmm.. ruang Guru dimana ya?" Tanya gadis yang menggunakan earphone sambil memberikan senyumannya.
"Ada disana." balasnya sambil menunjuk ruangan yang berada di lantai 2.
"Baiklah, Thanks. Hmm.. maksudku terimakasih." "Oh ya, aku Elaine. Panggil aku Elin saja Ok? Senang bertemu denganmu"ucap Elaine sambil tersenyum
"Sama-sama. Aku Vinky, senang bertemu denganmu juga" ucap Vinky lalu berjalan sambil menggelengkan kepalanya setelah melihat ada siswa baru lagi disekolahnya.
Elaine berjalan ke arah yang ditunjuk Vinky tadi. Masih dengan perasaan yang bersemangat. Ia berjalan tanpa menghiraukan tatapan heran anak-anak sekolah yang melihat penampilannya.
Penampilannya sangat mengundang tatapan anak-anak satu sekolah. Entah itu tatapan Heran, Ilfeel atau yang lainnya. Dengan perasaan yang sangat percaya diri ia melewatkan semua tatapan itu dengan earphone yang masih setia menempel di telinganya dan jangan lupakan kunciran yang seperti pony tail tapi hanya satu dan itu berada tepat disebelah kanan kepalanya.
Tok..Tok..Tok..
Elaine mengetuk pintu R.Guru pelan sebelum ia masuk dan menanyakan keseluruhan selama ia bersekolah disini.
.
.
.
"Tapi kak?""Sudah ikuti saja!"
Vinky berlari dengan cepat kearah kelasnya untuk mengambil tasnya. Bel pertanda masuk sudah berbunyi dari tadi, tapi entah kenapa Kak Dicky mengajak Vinky untuk segera pergi. Ini tidak seperti biasanya. Dan, beruntunglah belum ada guru yang masuk kekelas itu tandanya Vinky tidak perlu repot-repot memikirkan cara atau alasan untuk keluar kelas.
"Hana!" Jerit Vinky kaget setelah keluar dari kelas dan melihat Hana menghadangnya tepat di samping kelas.
"Permisi!" Ucapnya lagi sambil menunduk dan mulai berjalan maju mendekat ke arah Hana lebih tepatnya jalan yang ada disamping Hana.
Tatapan yang tajam dari seorang Hana dilemparkan kepada Vinky. Sambil menatapnya bingung Vinky terus berusaha berjalan seperti biasanya.
Langkah Vinky terhenti setelah tangannya digenggam erat oleh Hana dan menariknya kedalam kelas.
"Aku ingin pergi! Lepaskan!" Ucap Vinky sambil terus berusaha memberontak. Tapi semua terlihat seperti sia-sia saja. Tenaga Hana lebih kuat daripada Vinky.
"Lepaskan!"
"Vinky!"
Ya, sialnya lagi guru sudah masuk kedalam kelas. Dan semua rencana yang sudah dibuat oleh Kak Dicky gagal total. Dengan perasaan kesal dan takut Vinky kembali menaruh tasnya diatas meja dan mulai duduk disebelah tempat duduk Hana.
'Sebenarnya Hana itu kenapa sih?' Batin Vinky masih terus bertanya-tanya.
"Ya, Elaine kau bisa duduk dibelakang Vinky dan Hana"
"E-eh?" Vinky menatapnya bingung. Biasanya jika ada anak baru pasti dipersilahkan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu tapi sekarang? Apa karena dia terlalu memikirkan semua hal tentang Hana. Dan, yak! Dia lupa mengabari Kak Dicky.
"Hi, Vinky. Senang bisa satu kelas denganmu!" Ucap Elaine sambil tersenyum dan berlalu menuju kursi yang ada dibelakang Vinky. Vinky hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan kembali menatap kearah depan kelas.
.
.
.
"Kemana dia? Kenapa lama sekali?" Ucap Kak Dicky masih setia menunggu dibelakang sekolah.Drrtt.. Drrtt..
Kak Dicky menautkan alisnya bingung setelah melihat pesan masuk dari Vinky.
From: Vinky
Kak maaf aku ga bisa kesana. Tadi aku dijegat Hana dan terpaksa kembali kekelas."SIAL!!!" teriaknya frustasi.
***
Yo~ apa yang direncanakan kak Dicky sebenarnya?
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(?)Friend(!)
FanfictionKesalahan terbesar dalam persahabtan adalah SALAH FAHAM! Kesalah fahaman yang terjadi bisa menjadi sangat fatal. . Ujian yang sangat besar harus dialami oleh Vinky, di mana dia harus kehilangan sahabatnya Ocha. Hanya karena satu orang cowok, yang sa...