Aku tak tahu kapan semua ini dimulai?
Atau, kapan semua ini berjalan?
Namun, Tuhan membuat keluargaku ini sebagaimana Tuhan telah berkehendak.
Diri-Nya telah membimbingku menuju kedewasaanku.
Mencintaiku dengan cara-Nya yang tak sedikitpun dapat aku mengerti.
Dan diri-Nya juga telah memaafkanku atas semua pilihanku yang salah selama ini.
Kini lihatlah keluargaku!!
Aku bahagia.
Terima kasih Tuhan, atas segala karunia yang telah ENGKAU berikan kepada hambamu yang telah tersesat ini. Dan, terima kasih Tuhan, atas semua kesempatan yang ENGKAU berikan kepadaku. Aku ini hanyalah salah satu manusia dengan segala sifat mendasar yang salah, tentang; Kebahagiaan adalah Pedoman hidup yang harus diperjuangkan. Lantas, aku (selalu) melupakan segala Nikmat yang telah ENGKAU berikan kepadaku, yaitu; 'KESEMPATAN UNTUK HIDUP.'
Dari kegelisahan yang kemudian dipadatkan dengan cinta, dan bergemuruh di dalam dada, lalu semua itu semakin menjauh dari kata mereda. Ber-Fantasi yang menggila, bercampurkan dengan rasa kekecewaan, perlahan-lahan menghilang, lalu berubah menjadi sepercik cahaya. Oh cahaya... Akhirnya aku telah sampai juga, menemukan maksud, dan tujuan dari sinarmu itu. Lalu, sinarmu itu dibagi rata menjadi sebuah kisah. Berbinar-binar hidup bergelora, dengan beribu perasaan yang berkecamuk. Dan, turut sertanya juga sebuah Imajinasi pikiranku dari sebuah rasa takut yang ikut terlarut di dalamnya.
***
...Mewarnai hidupku. Tak terkira siksa penderitaan yang kurasakan ini, hingga aku harus berjuang untuk mencapai apa yang menjadi kebahagiaanku itu. Amarah angan-angan pun akan terus berhamburan (berkejaran), dan akan terus saja mendera hatiku, hingga titik terangnya meredup. Menyisakan kegelapan yang akan terus membayang-bayangi (menyelimuti), dan terus saja menolak untuk pergi. Keputus-asaanku pun terus saja mencari ruang gerak, lalu kemudian ditentangnya lah kebahagianku yang seharusnya sudah datang menghampiriku sejak lama. Akhirnya, kebahagiaanku pun hanya akan menjadi sebuah Ironi yang selamanya akan aku damba-dambakan, tanpa pernah bisa sekalipun aku meraihnya. Itu semua hanya karena aku kurang bersyukur, atas kesempatanku untuk hidup.
Kini aku sudah sangat tersadar, bahwa; Aku tak perlu (Repot-repot) untuk terus mengeluh atas keadaanku pada saat ini. Aku hanya perlu mensyukuri kehidupanku pada saat ini, lalu kemudian menjadikan keadaanku saat ini, sebagai; Sebuah titik awal menuju kebahagianku, sebuah titik proses perjuanganku demi menggapai impianku, dan sebagai titik pencapaian atas apa yang telah aku lakukan selama ini. "Terima kasih Tuhan, untuk segala karuniamu." Aku akan mencoba untuk terus mensyukuri apa-apa saja yang ada dari dalam keluargaku ini, termasuk mensyukuri masalah yang sedang menimpa keluargaku saat ini. Karena aku yakin sekali; Bila akan selalu ada Hikmah yang bisa kita petik dari setiap masalah yang sedang terjadi.
(7)
******************************
KAMU SEDANG MEMBACA
Melankolis: Sebuah harapan dan airmata. (Completed)
Teen FictionTara, gadis yang terlahir dan hidup didalam keluarga yang broken, permasalahan dalam hidupnya pun selalu datang menyerang secara bertubi-tubi. Tak hanya keadaan rumahnya saja selayaknya hidup dimedan perang karena ulah kedua orangtuanya yang selalu...