One

1.3K 74 0
                                    

Ini tahun ajaran baru, di sekolah baru dan lingkungan baru, Chan harus bisa beradaptasi setelah harus meninggalkan ayahnya dirumah. Ia merasa sedikit bebas, namun perasaan ingin kembali kerumahnya juga sangat besar. Ia merasa ini adalah pilihan yang salah untuknya masuk kedalam sekolah swasta ber asrama yang harus di imbangi dengan otak kecilnya. Yah, beasiswa, Chan sangat bergantung pada nilainya.

"Chan !" Itu Yeonjun. Berlari kecil menggandeng tangan Yeri dari jauh ke arahnya, sampai bisa dilihat cewek itu hampir oleng jatuh kalau tidak seimbang.

Yeonjun tertawa saat Yeri menghempaskan tangannya kuat sambil memasang wajah kesal. "sakit tauk, main bawa lari aja." Rengeknya sambil mengatur nafasnya yang kelelahan.

"Sorry Yer. Eh bro, makan bareng yuk." Chan mengangguk, dia juga sudah lapar setelah seharian mengerjakan tugas perkenalan sekolah ini.

Yeri menggandeng tangannya lalu meninggalkan Yeonjun di belakang nya. "Yuk, tinggalin aja dia." Chan tertawa kecil saat melihat gadis itu masih marah. Lalu sesekali melihat kebelakang memastikan Yeonjun mengikuti mereka.

Mereka sama-sama siswa baru, dan Chan beruntung bisa mengenal mereka lebih dulu. Bisa dibilang, Chan adalah anak yang cukup pemalu untuk berkenalan lebih dulu. Ia bersyukur mengenal Yeonjun dan Yeri yang berada satu kelas yang sama dengannya.

"Lo tau gak, disini tuh cerita LGBT nya banyak." Yeonjun bercerita. Tangan Chan yang tadinya mengiris daging tiba-tiba berhenti. "Tapi gue gak masalah sih, kakaknya manis-manis."

Yeri menyikut Yeonjun hingga mengaduh. "Bisa aja lo, mikir begituan buat ikutan belok."

"LGBT ?" Chan bertanya.

"Yaa, kasus gay sama lesbian di sini ya.. ada." Chan membatu teringat kejadian siang tadi setelah ia selesai berbicara dengan Hansol, kakak kelas sekaligus teman asramanya.

"Chan, lo gak apa-apa kan?"

....

"Gak, gue udah punya pacar." Pria dengan alis tajam itu berdiri dari bangkunya.

"Hansol, kamu bohongkan? Kit-kita baru seminggu put-"

"Kalau lo bisa langsung dapetin temen gue, lo kira gue gak bisa cepet dapat yang lebih baik daripada lo? Yang pastinya gak doyan sama sahabat pacarnya sendiri."

Pria manis ini mulai meneteskan air matanya. Ia masih tak percaya walaupun kata-kata yang ditujukan untuknya tadi menyakiti hatinya. "Siapa-"

"Sayang." Orang yang dipanggil itu menoleh setelah dipanggil kedua kali, lalu menoleh ke kanan dan kiri.

"Aku?"

"Iya kamu." Dengan bodoh, ia mendekat. Hansol langsung merangkul dan mencium pipinya cepat.

"Ini Chan, pacar gue. Lo bisa pergi sekarang kalau udah puas."

Pria manis itu berlari keluar dengan air matanya yang mengalir, meninggalkan dua orang dengan keadaan yang berbeda.

Chan yang masih terkejut mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, sementara Hansol melepas rengkuhan di pinggang ramping itu pelan. "Sorry."

Chan meninju wajah itu sekali. "Bangsat lo." Ujarnya sambil mengusap pipinya yang baru saja di cium oleh Hansol.

Hansol berdiri, sakit di pipinya tidak seberapa dibanding rasa sakit hatinya yang kembali terukir karena mantan pacarnya barusan. Boo Seungkwan.

"Maafin gue, Chan." Ujarnya pelan walaupun orang yang menonjoknya tadi sudah menghilang dari ruangan.

....

Chan menatap Yeonjun yang menjauh di lorong asrama setelah menemaninya, dan entah mengapa dibalik pintu kamarnya ini seperti ada monster yang mengerikan. Ia menghela nafas pelan, "Chan, cuma setahun. Terus lo pindah kamar." Lirihnya pelan.

Ia membuka pintu kamar dengan kunci miliknya. Disana ada Hansol yang sudah berada di kasurnya, Chan berpura-pura tidak tahu dan langsung menuju ke arah lemarinya mencari baju untuk dia mandi.

Chan tidak perduli, bahkan untuk mengingat kejadian siang tadi sudah tidak sanggup karena badannya sudah lelah dan minta istirahat secepatnya. Kasurnya juga sudah melambai-lambai sejak tadi. Masalah ada Hansol atau orang lain di kamar ini ya sudah. Pikirannya untuk menutup hari ini adalah tidur, sebelum-

Hansol menoleh sebentar. "Lo mulai besok, jadi pacar pura-pura gue."

Bisa dipastikan hidupnya setelah ini semakin tidak tenang. Oh Tuhan.

.
.
.

TBC

Aku lagi gemes banget sama Verchan, huhuuu...

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang