Five

544 58 0
                                    

.
.

Memang, setelah itu Hansol tidak mengatakan apa-apa. Tapi tangannya berdarah karena luka bakar nya, Chan mendapati cowok itu memejamkan mata sambil menumpukan tangannya yang luka di kepalanya.

Sedikit iba, dirinya dulu yang sering terkena panci panas saja sangat kesakitan walaupun tidak sampai berdarah seperti ini. Ini termasuk luka bakar tingkat 3, dengan cepat ia mengambil sebotol air dingin, baskom dan refanol dari kotak p3k di kamar.

"Kalau gak lo bersihin, nanti jadi infeksi." Ujarnya.

Hansol tidak mengubah posisinya, Chan berdecak. "Gue tau hati lo yang sakit, tapi itu tangan ngeri anjir." Ucapnya sarkas. "Mana baju lo putih." Lanjutnya saat melihat bercak darah itu masih di lengan kemeja putih milik Hansol.

Setelahnya Hansol tidak mendengar suara apapun, tapi gemericik air dari kamar mandi membuktikan bahwa orang tadi belum pergi dari kamar ini. Entah mengapa hari ini, dirinya takut akan kesepian.

Kakinya dilangkahkan ke tempat refanol dan air dingin itu berada. Ia membersihkan lukanya dengan di aliri air dingin dan di tampung baskom besar itu. Perih ternyata. Luka bakarnya lecet hingga berdarah, lebih sakit dari hatinya, dengan segera ia membebat lukanya dengan handsaplast besar bergambar dino dari kotak p3k. Ia heran, kotak ini dulunya tak terawat dan tanpa isi sama sekali.

"Heh itu lukanya jangan ditutup dulu." Hansol terlonjak saat melihat Chan dengan berkalung handuk dibelakangnya, sehabis dirinya menempelkan handsaplast tersebut.

Ia mengambil alih tangan besar itu lalu mencabutnya perlahan. "Ini kalau lo bawa tidur, mending gak usah pakai aneh-aneh. Gak bakal deh kotor lagi cuma karena lo bawa tidur." Ujar Chan sambil memberi obat merah pada lukanya lagi, jelas itu perih. "Kalau pas sekolah, baru lo boleh pakai. Gunanya biar luka lo kagak terkontaminasi bakteri aja." Lanjutnya.

Hansol hanya mengedip tidak paham sampai cowok lebih muda dari nya itu berbalik pergi sambil mengeringkan rambutnya yang basah. "Makasih." Sayangnya tidak terdengar.

.....

Kelas ramai saat jam pelajaran? Itu artinya sama dengan jam kebebasan bersama satu kelas. Seperti saat ini, banyak yang berkumpul di meja Chan dan Yeonjun. Selain pojok kelas adalah tempat yang strategis, Yeonjun juga merupakan salah satu pentolan anak-anak di kelas. Ini yang membuat Chan tidak nyaman. Ia kurang suka keramaian.

Sesekali Yeonjun membawa namanya untuk bercerita dan mengajaknya interaksi dengan teman-teman nya. Tapi yang didapat hanya balasan sederhana dan mengakhiri segala cerita tentangnya. Chan bukannya ingin terlihat menjadi orang yang tertutup, tapi dirasanya teman-teman Yeonjun tidak sama seperti Yeonjun dan Yeri. Ya, kamu juga pasti merasa sahabatmu berbeda dengan kawanmu yang lain.

"Iya dih anjir, bisa-bisanya Hansol hansol itu mutusin kak Seungkwan. Memang punya apa dia, muka bule doang di banggain." Chan terkejut, ini karena Wooyoung yang bercerita sambil menggebrak mejanya keras.

"Eh sorry Chan. Habisnya gue terbawa suasana. Sorry ya, duh jadi ganggu lo nih." Chan hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis. Siapa sangka dalam hatinya merapalkan sumpah serapah untuk teman sekelasnya itu.

Iya ramai begini pastinya, dan Chan hanya menjadi salah satu pendengar saja. Teman-teman Yeonjun yang juga teman sekelasnya ini seperti tidak kehabisan bahan cerita untuk dibagikan.

Mendengar nama Hansol, ia menjadi teringat mau kemana cowok itu pergi pagi-pagi. Bahkan sebelum matahari terbit. Chan menggeleng pelan, ngapain mikirin dia, batinnya malas.

"Chan, dicariin tuh." Yeonjun menyenggol lengannya pelan, membuat lamunannya terpecah.

Dimejanya sudah sepi pengunjung, tapi masih ada seseorang lagi yang dikenalnya. Tentunya hanya sebatas kenal. Entah mengapa dadanya bergemuruh antara terkejut dan takut.

"Halo, Lee Chan kan? Gue Seungkwan."

.
.
.

TBC

Haloo haloo, reader-nim~

Terimakasih banyak yaa sudah mau baca dan vote cerita ku.

Maaf banget bila ada kesalahan entah itu typo, kurang pas atau kesalahan tanda baca.

Hehe, see you next part..

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang