Four

545 58 2
                                    


.
.

Bisa dikatakan, hari ini tepat seminggu setelah kejadian Hansol mengeklaim dirinya sebagai 'pacar' dan tentunya tidak ada yang tahu kecuali mantan kakak kelasnya itu sendiri.

Setelah dua hingga tiga hari ia merasakan atmosfir ketakutan, kali ini ia merasa bebas. Itu tandanya apa kata Hansol dilakukannya dengan baik, buktinya mantan pacarnya sudah tidak mengusik mereka. Hansol terutama.

Mungkin saja mantan Hansol itu sudah kena mental, atau jangan-jangan dia sudah move on dan Hansol sendiri gagal untuk balas dendam? Aduhh memang kisah percintaan kakak kelasnya itu sangat rumit.

Ia tersenyum tipis sambil memejamkan mata seakan semua bebannya yang lalu sudah lepas sampai-sampai Yeri menatapnya jengah. "Gue takut gigi lo kering Chan." Ujarnya sambil mengendikkan bahunya ngeri.

"Udah sih Yer. Nyadar gak sih lo, dia nih dari kemarin hawanya asem." Yeonjun ikut menyerengitkan wajahnya iseng, kedua orang itu tertawa.

Chan terkekeh. "Gue se-aneh itu? Harusnya lo berdua ikut bahagia juga lihat temen lo ini bahagia."

Yeonjun menyenggol lengannya pelan. "Ikut bahagia mah kalau lo udah cerita nyet. Kenapa sih? Kemarin lo beneran lagi ada masalah yo?"

Yeri ikut mengangguk mengiyakan pertanyaan Yeonjun dan lebih ketengah saat melihat dua temannya itu membungkukkan badan ketengah meja seperti ingin memberi tahu hal penting.

"Rahasia." Chan terbahak saat melihat wajah masam kedua temannya. Setelahnya menyeruput Jus Jeruk miliknya yang tinggal setengah. "Sorry ya, gue kemarin memang lagi sensitif aja, makanya keliatan 'gak bersemangat' " kutipnya.

"Fak, gak seru lo Chan. Padahal temen lo yang ganteng ini bisa bantuin lo dalam segala hal, ya gak Yer."

"Yar yer yar yer, gue mah gak pernah tuh lihat pesona lo dimana-mana." Chan tertawa keras. Yah, mungkin ini adalah akhir dari semuanya. Terangkatnya beban semester pertama di asrama.





....





"Aku gak pernah tuh lihat kamu jalan berdua sama pacar barumu. Padahal dulu kit-"

"Stop cerita tentang kita dulu Kwan, dan jangan cari tau gue sama Chan lebih jauh. Lo gak berhak-"

"Aku berhak! Aku belum mutusin kamu, dan aku belum jelasin semua ke kamu."

Hansol meremas rokoknya yang masih menyala redup, tak perduli panas menyengatnya. Ia mengaku masih tidak bisa menatap wajah itu lagi.

"Hansol, kalau memang Chan bukan pacar kamu, aku mau sekarang kamu dengerin penjelasan aku-"

Hansol menarik tangan itu kencang menuju pintu sebelum berhenti melihat Chan yang masih mengendong tas nya hendak menutup pintu kembali. Ia mengambil alih kenop pintu dan membawa keluar Seungkwan dari kamarnya-mereka (ChanSol). Sebelum menutup, ia menarik lengan Chan untuk masuk kedalam dan membanting pintu itu keras di hadapan Seungkwan.

Chan gugup. Matanya bergetar, ia menggigit bibirnya bingung. "G-gue gak de-denger apa-apa sumpah!" Ujarnya sambil menunjukan 2 jari.

.
.
.

TBC

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang