Twenty

555 60 6
                                    

Satu jam sebelum tahun baru, Chan duduk di kasur Yeonjun sambil menatap cowok yang sedang mengeringkan rambut basah nya itu.

Setelah ajakan Yeonjun untuk tidur di kamarnya karena roomate nya belum pulang ke asrama sampai habis waktu liburan. Chan yang menempati kasur itu sekarang.

"Cakep gak? Soobin yang beliin." Tanya Yeonjun sambil bergaya untuk menunjukan kemeja miliknya.

"Cakep dah, temen gue. Dah yuk, keburu tahun baru cuman nungguin lo dandan kek cewek."

Yeonjun mendelik, sambil menampar pelan pipi itu. "dih anjir."


Keluar dari asrama, sudah banyak anak anak yang mengumpul di lapangan, tidak ada panita, ini hanya acara kecil kecilan untuk merayakan tahun baru bersama bagi anak-anak yang memang tidak pulang ke rumah.

Mereka tentunya punya macam-macam petasan sendiri yang mereka bawa atau beli, pihak sekolah membebaskan mereka asal tidak membuat masalah atau merusak fasilitas.

Contohnya Yeonjun yang menawarkan petasannya yang dia bawa sendiri dari rumah saat pulang kemarin pada teman-temannya.

"Serius lo gak mau pegang petasan?" Yeri sudah membawa dua petasan dari Yeonjun yang sedikit besar.

"Gak. Gue lihat kalian aja."

"Oke deh."

Banyak terompet mulai dibunyikan, Chan sebenarnya tidak suka berada disini, hampir penuh walaupun tidak berdesakan. Sebelumnya pun tahun barunya tidak benar-benar ramai, tidak ada orang tua, tidak ada petasan, dan teman.

Tapi senyumnya tetap mengembang melihat teman temannya bercanda dengan petasan banting di depannya. Hingga hitungan mundur serentak dari seluruh siswa yang ikut terdengar.

'sepuluh'

'sembilan'

'delapan'

'tujuh'

Chan mengalihkan pandangannya dari atas, menatap sekeliling sebelum pandangannya beku di satu tempat.

'lima'

Bagaimana bisa hatinya berdebar kencang seperti ini? Padahal mata mereka hanya saling tangkap.

'tiga'

Kenapa ada rindu di dadanya? Kenapa harus dia?

'dua'

Chan menutup matanya, menahan nafasnya. Tiba-tiba air matanya mengalir.



'satu'

"HAPPY NEW YEAR!"

Terompet dan suara detuman kembang api menyala-nyala di sekeliling nya, ucapan 'Happy New Year' terdengar dimana mana. Chan membuka matanya perlahan, setelahnya ia jatuh di pelukan Yeonjun dan Yeri untuk berputar-putar membuat lingkaran.

"Happy new year! Asli gue seneng ngawalin kelas satu bareng kalian."

"Happy new year juga, gue sayang sama kalian!"

Tempat itu kosong, ada yang ikut kembali kosong. Ia tak tahu apa itu. Chan menatap kedua kawannya yang menatapnya menunggu kata-kata awal tahunnya. Mau tak mau dirinya tersenyum paksa.

"Gue juga.. happy new year."

....

Langkah kaki itu berderap cepat naik ke tangga, tidak peduli seberapa gelap tempat itu dan menyampingkan ketakutannya pada apapun yang akan terjadi. Yang jelas sekarang dirinya sudah melihat sedikit cahaya dari atas sana.

Setelah menutup pintu ia melihat lahan besar di depannya sambil menunggu matanya menangkap sosok yang selama ini ditunggu nya.

"Hansol.."

"Hans-"

"..."

"Lo balik." Chan berlari dan memeluk pria itu, menepuk punggungnya beberapa kali, tak peduli pada matanya yang tiba-tiba basah.

"...Chan."

"Ya ini gue, dan ini lo."

"..."

"Ini lo." Ulangnya sekali lagi. "Gue tau, lo pasti gak bakalan ke kamar-"

"Chan." dadanya berdegup. Mata Chan masih berkaca-kaca, tapi Hansol berusaha mengalihkan pandangannya. "gue.. gue minta maaf."

"..."

"Gue minta maaf, kita gak jadi ke pasar malam."

"oh"

"..."

"Gue suka sama lo." Hansol menarik badannya menjauh. Menatap bingung Chan yang sudah sembab karena air mata.

"Gue suka sama lo." Ulang Chan.

Hansol menggeleng. "Gak bisa."

"Kenapa gak bisa? Lo bilang kalau gue jatuh cint-"

"Gak bisa Chan. Gue masih suka sama Seungkwan." Langkah Hansol mundur, membuat Chan menghela nafasnya.

"Ya ada gue. Gue cuma perlu lo."

"Gue bakal nyakitin lo."

"Gue bantuin lo lupain dia."

"Gue masih butuh dia."

"..."

"..."

"Sol-"

"Maaf Chan, gue cuma nyakitin lo. Mulai besok lo gak akan lihat gue lagi. Maafin gue."

Chan melihat Hansol yang berjalan cepat setelah berpaling darinya membuat hatinya sangat sakit.

"Gue juga butuh lo."

Bahkan harapan terakhir selain kedua temannya, pergi darinya.

Chan menatap langit dengan senyum getirnya, ruang di dadanya kembali kosong dan sakit. Mungkin saat ini pikiran nya hanya seujung ruas jari untuk melangkahkan kakinya menuju ujung rooftop. Ia melihat masih ada kembang api yang berpendar di atas dari manapun.

Indahkah dunia ini tanpanya??

...


Huhhh /meniup akun berdebu ini/

Hai happy new year untuk kita semua dan happy birthday Dino dan Vernon juga Dokyeom SVT kemarin..

Pertama tama dan kedua.. maaf banget aku baru bisa up dengan tulisan yang gak seberapa ini. Dan aku kaget masih ada yang baca dan kasih notif bintang huhu.. terimakasih banyakk...

Itu saja. See you next part?

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang