Fifteen

424 50 0
                                    


Hi ! Kali ini sedikit panjang, semoga tidak membosankan. Happy birthday woozi!

.

Hansol dan Chan berjalan di belakang. Sementara di depan ada dua orang yang sedang saling sayang- maksudnya melepaskan rindu. Terlihat Yeonjun yang tinggi di piting hingga membungkuk kesakitan. Yeri yang menyerukan panjang lebar betapa rindunya dia dengan cowok itu.

"Chan."

"Hm?"

"Jangan kemana-mana malam ini."

Chan menoleh. Menatap Hansol bingung, "memang ada apa kalau gue kemana-mana?"

"Ya nanti gue gak bisa ajak lo." Mereka lanjut berjalan. Hansol menyamakan jalannya dengan kaki cowok manis di sampingnya.

"Ajak kemana? Rooftop?"

"Pasar malam."

Langkah Chan berhenti. Ia menatap punggung Hansol yang sedikit jauh di depan. "Sol." Panggilnya sambil mempercepat langkahnya untuk menyamakan nya kembali. "Seriusssss?"

"Ngapain juga gue bohong?" Hansol merangkul Chan. "Nanti jam 7 gue tunggu di gerbang belakang."

"Lo gak pulang ke asrama dulu?"

Hansol menggeleng. "Ada urusan sebentar."

"Chan! Kak Hansol, buruan. Nanti ayamnya keburu habis!" Yeri tanpa malu berteriak, hingga membuat beberapa siswa di sana menoleh. Chan yang malu.



....


Keadaan terpojok yang sangat di benci nya. Seungkwan sudah menduga hal ini terjadi, cowok brengsek ini sudah pasti menjebaknya dari awal.

"Sayang."

"Berhenti panggil gue begitu. Jijik!" Langkah kaki itu semakin mundur menjauhi cowok tinggi di depannya ini.

Cowok lain disana menghela nafas, "Dengeri-"

"Gak Gyu! Gak ada yang bisa di dengerin lagi dari mulut busuk lo!! Lo udah bikin hubungan gue sama Hansol hancur dan sekarang lo mau apa lagi dari gue?!!" Suaranya bergetar, badannya yang semakin mundur makin terpojok.

"Seungkwan." Cowok di depannya memejamkan matanya sebentar lalu tersenyum remeh.

".."

"Gue tau, lo juga tau. Hansol itu bego, lo juga bego mau aja sama gue." Seungkwan, cowok itu diam masih bergetar di tempatnya, "udahlah. Lo sama gue waktu itu bukan kecelakaan kok. Sama-sama mau."

"..."

Mingyu, cowok tinggi itu mendekat dan mengecup cuping Seungkwan, membisikan sesuatu dengan pelan. "Jadi kalau lo mau pergi juga silahkan. Cari cowok kayak lo itu banyak,

cowoknya Hansol juga oke." Ujarnya lalu pergi dari sana.

Tubuh Seungkwan merosot perlahan. Badannya bergetar hebat menyembunyikan raungan tangisnya yang sakit. Banyak andai andai yang sayangnya tidak akan terjadi lagi. Ia kehilangan segalanya, mungkin juga masa depannya juga akan hancur.

....




Kelas riuh, banyak yang berhamburan keluar kelas untuk segara pulang ke asrama. Hari ini hasil ujian sudah mulai di bagikan, dan bisa di pastikan saat melihat raut wajah para siswa. Mereka terlihat lebih cerah dari biasanya, lebih sering menenteng kertas hasil ujian mereka dan merangkul bahagia satu sama lain.

Seperti Chan dan teman-temannya yang masih menetap di kelas. Memuji satu sama lain dengan senyum dan bersorak ramai-ramai. "Gilaaa ini nilai bahasa paling perfect punya gue." Jihoon tiba-tiba mengampiri meja nya Chan. "Chan gue kayaknya harus kasih lo penghargaan. Tanpa lo gue males belajar, suwer!" Lanjutnya sambil menunjukan peace nya.

"Sama gue hoon sama gue." Yeonjun menepuk nepuk dadanya, tapi Jihoon sudah pergi dari sana.

Chan tertawa. "Yahahaha dikacangin."

Yeonjun mendelik sinis. "Tau gitu, gue tarikin duit tuh satu-satu."

"Guyss.." Yeri kembali dari berkumpul dengan teman-teman ceweknya. Mengait tas nya dan tersenyum manis yang lebar. "Gue bangga sama kalian."

"..."

"..dih." Senyum Yeri menghilang. Chan buru-buru membenarkan. "Iya Yer. Gue juga bangga sama kalian. Kita pokoknya harus liburan bareng-bareng."

"Ambil foto yang banyak, gue mau bikin album satu buku full isinya ada kalian nya."

Senyum mereka kembali merekah, bayang bayang berlibur entah ke pantai, dataran tinggi atau taman bermain sekalipun mereka akan sangat senang.

Seperti biasa kali ini, mereka menuju kantin sekolah yang mulai sepi. Apalagi kalau bukan menemani Chan dengan segala pr yang harus mereka selesaikan juga. Otak di pertemanan mereka adalah Chan, tapi semangatnya ada di dua orang lainnya dan Chan tidak merasa di rugikan, ataupun menyesal mengenal keduanya yang berbeda kepribadian dengannya.

"Bangga bangga, bisa nih satu porsi mie kantin." Yeonjun menaik-turunkan alisnya sambil menatap jenaka Yeri, membuat cewek itu menepuk dahinya kencang. "Yee, di puja malah ngelunjak."

Jalan pulang kali ini lebih berwarna, bahkan ceritanya panjang untuk di dengar Yeonjun di sebelahnya yang ikut mengembangkan senyum. "Ya gitu Jun. Gue kira pak Gyu mau negur gue. Ternyata cuma bilang kalau gambar gue keren. Padahal cuma gambar dinosaurus di kertas buram pas lagi gabut gabutan habis selesain ujian haha."

"Chan, lo mau ikut ke kamar gue?"

Chan berhenti. Ia melihat sekeliling nya. Sudah memasuki daerah yang berbeda. "Kok lo gak bilang sih udah sampai?"

"Ada bocil cerita. Nanti marah kalau gak di dengerin."

Pipi Chan memanas, menepuk bahu itu tanda dirinya malu. "Bocil bocil. Gue lebih tua 7 bulan dari lo ya.

Yeonjun tertawa, membenahkan tasnya. "Yaudah, gue udah kangen sama Soobin. Lo hati-hati ya."

"Yoo." Chan menatap punggung itu menjauh.

Bahagia menyertainya. Iya, menyertai kita semua asal senyum ada di sana.

....
Tbc

.
Hai haii,  see you next part yaa..

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang