Seven

517 59 2
                                    

.
.
.

"Cok! Gue habis jadian sama Soobin!" Teriak menggelegar Yeonjun ngebuat dua temannya itu kaget.

"Tai, gak seneng lo pada?"

Yeri memutar bola matanya malas. "orang dateng, yang pertama di ucapin tuh salam tolol."

Yeonjun menarik kursi kosong menghadap ke dua temannya, kelas sudah sepi karena jam pulang tapi mereka masih disini berkutat dengan pena dan bukunya. "Iya deh gue salah. Chan lo serius banget sih, padahal itu udah di koreksi tadi."

"Ya karena nilai gue lebih jelek aja dari yang kemarin. Makanya gue teliti lagi."

Kembali hening hanya ada suara pena Chan yang tergores, serta Yeri yang melihat Chan menulis, Yeonjun yang bertumpu tangan melihat luar ruang kelas dengan bosan.

"Cerita."

"Hah?"

Chan menghentikan acara menulisnya sebentar. "Cerita aja Jun, gimana lo bisa jadian tadi sama Soobin."

Yeonjun tersenyum senang. Ia mulai menceritakan bagaimana dirinya mengajak anak kelas sebelah itu menjalin kasih. Yeri dan Chan mendengarkan, walaupun mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing. "...besok gue yang traktir makan siang di kantin deh." Ujarnya mengakhiri seluruh ceritanya.

Yeri menepuk lengan itu sambil cengengesan. "Nah berbagi kebahagiaan gini kan enak."

Chan juga tersenyum kecil saat menulis, setelahnya. Ia menutup bukunya dan memasukkan alat tulisnya kedalam tas sekolah nya. Berdiri dan menatap Yeonjun senyum. "Selamat ya Jun. Janji tuh yang terakhir." Ujarnya.

"Iya dah. Aman, susah soalnya."

"Yaudah, ayo, pulang."

....

Setelah berpisah dengan Yeri di lorong kelas karena asrama mereka yang berbeda, Chan dan Yeonjun sekarang berjalan hampir beriringan dengan tenang. Alias tidak ada percakapan, hening.

Yeonjun yang tidak tenang. Kepalanya ricuh, entah karena apa, ia takut temannya ini mungkin punya masalah tersendiri tentang nya, dilihat dari awalnya dia cerita tentang percintaan dikelas barusan. Ia mempercepat langkahnya untuk ikut sejajar dengan kaki lebih pendek darinya itu.

"Ngomong sama gue Chan." Yeonjun menepuk bahu lebih kecil itu pelan.

Chan menatap bingung Yeonjun, "ngomong apaan?"

Yeonjun memutari Chan yang sekarang berhenti berjalan lalu meraih tangannya pelan. "Gue tau lo gak suka waktu gue cerita tentang Soobin."

"..."

"Persepsi gue ada 2, jangan-jangan lo suka sama gue, atau lo memang gak suka sama Soobin?"

Chan melepaskan tangannya yang di pegang Yeonjun. "Gue gak ada maksud apa-apa tentang hubungan kalian. Gue cuma belum terbiasa sama hal hal..." Chan hanya menggeleng kecil. Yeonjun paham.

"Lo homophobic?" Chan menunduk pelan.

"Gak tau." Chan meremat tangannya pelan. "gue.." pikirannya mengarah pada Hansol, pria itu perlahan mengubah hidupnya. "Gue, gak tau."

"Apa gara-gara Hansol?"

Chan diam-diam terkejut. "Maksudnya?"

"Gue tau lo sekamar sama dia, dia itu gay. Lo, homophobic? Yah bisa aja kan lo risih, terus makin-"

Chan menggeleng pelan. "Gak ada, kita punya privasi masing-masing. Dah ah, yuk buruan."

Chan berjalan lebih dulu, mereka sudah hampir sampai gedung asrama. Siapa sih yang tidak rindu kasur walaupun di penjara sekalipun? Kasur selalu jadi nomor satu apapun masalahnya.

i just need you [SolChan/VerChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang