• 11 •

65 7 4
                                    

Pagi pagi sekali, Asean sudah keluar dari kamarnya mencari sesuatu dikamar kakaknya. Selama ia mencari kesana kemari, berbagai gerutuan terdengar dari mulut mungilnya, entah dia mengatakan apa

"Kemana saja karung ku pergi... Ughhh" kesalnya sambil membanting sebuah pisau yang dipegangnya

• • • •

"Hoaam.. Nyenyak juga ya tidur semalam"

Thailand, kakak tertua di lingkup keluarga Asia Tenggara ini. Sudah tugasnya untuk bangun lebih awal dari adik adiknya dan kebetulan ini jatahnya untuk memasak sarapan

"Masak apa ya..?" ucapnya sambil mengucek mata kanannya

Ia terus menatap ke kulkas sambil mencari ide apa yang bagusnya untuk dimasak pagi ini. Sampai dimana seekor nyamuk mengalihkan pandangannya kearah dimana Asean berada. Dengan cepat Thailand meremukkan nyamuk itu dengan satu tangannya, tanpa dia sadar akan kehadiran Asean yang ada di belakang kulkas. Gerakan Asean dengan cepat berhenti agar tidak ketahuan oleh kakaknya. Nafasnya kini tak karuan

"Pagi pagi udah bangun kau ya..? Dasar nyamuk.." dengan rasa jengkel Thailand mencuci tangannya dari bekas darah yang berasal dari nyamuk yang dipunahkannya itu. Ini memberi Asean kesempatan untuk pergi keluar lewat pintu depan

Perlahan Asean berjalan menjauhi sang kakak sambil menyeret karung yang di simpan nya. Beruntung ia berhasil keluar dari kamar apartemen nya. Langsung ia pergi entah kemana menyusuri lorong keluar dari gedung apartemen yang ditinggalinya untuk sementara.

• • • •

Gelap, itulah keadaan suatu ruangan bawah tanah entah dimana koordinatnya. Layar monitor telihat menyala menerangi sekitar.

"Kau membawanya bukan, Asean"

"Ya... Sesuai permintaan mu"

Brak!

Suara bertubrukan menggema. Sebuah karung tampak terbuka memperlihatkan beberapa anggota tubuh didalamnya. Bercak darah pun memenuhi karung. Seorang pria jangkung tampak berjalan kearah karung itu. Ia berjongkok dan menumpahkan isinya, ia pun tersenyum lebar tampak seperti sebuah smirk

"Kerja bagus! Tak kusangka, kau bisa melakukannya tanpa diketahui oleh polisi" pria itu bertepuk tangan kearah Asean yang diam tak bergerak di hadapannya

"Hei... Kenapa kau diam saja?"

"A.. Ah, t- tidak apa... Itu semua berkat arahanmu tuan" Asean mengeratkan tangannya memegang celananya. Matanya terlihat gelap, kosong.

"Wah Asean... Aku tak pernah melihatmu segelap ini, ada apa huh?"

"B... Bisakah.." ucapan Asean terhenti. Ia ragu ingin mengatakan sesuatu, tapi ia merasa tak harus mengatakannya sekarang.

"Ada apa..?" pria itu mendekat, dia memegang pundak Asean yang mengejutkan dirinya. Dia merasa Asean bergetar ketakutan

"Tidak.. Tidak ada"

"Baiklah kalau begitu."

Orang itu berdiri dan mulai berjalan mundur kearah gelapnya bayangan. Setelah langkah terakhirnya, sebuah netra warna biru terang muncul disampingnya. Lantas, pupil mata Asean menajam bertanda waspada. Tapi, pria yang bisa disebut tuannya itu tetap diam dan tertawa hambar. Apa yang lucu? Setidaknya itu yang ada dipikiran Asean saat ini.

Asean? // CH? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang