• 10 •

57 5 1
                                    

Beberapa mobil polisi dan ambulan berkumpul didepan apartemen tempat keluarga Asia Tenggara tinggal sementara. Kabar Laos tertusuk sudah sampai ke Indonesia yang pada akhirnya ia menghubungi pihak kepolisian untuk menyelidikinya. Para dokter berlari kesana kemari mencari apakah ada korban lain dari kejadian ini, sejauh yang diduga hanya ada Asean di tempat kejadian

      Asean anak yang lumayan cerdik. Dia berpura pura diancam oleh si pelaku dan berakting sangat sempurna sehingga dipercaya oleh kakaknya. Bukti tidak ditemukan karena sebelumnya Asean sudah menghilangkan apapun yang bisa menjadi bukti bagi para polisi dan tim penyelidikan.

Myanmar mencoba menenangkan Asean dengan memeluknya sementara yang lain membantu mengamankan Laos bersama dengan para dokter. Misi Asean sudah berhasil meski ia harus melakukannya dengan terpaksa, entah apa yang memengaruhinya hingga dia mau melakukan hal tak terpuji itu bahkan ke kakaknya sendiri.

"Aku tidak bisa menemukan apapun dari penyelidikan kami. CCTV disini juga tidak merekam apapun, sepertinya sang pelaku sudah mematikan CCTV sebelum melakukan pembunuhan" FBI, ketua nasional pihak kepolisian disana. Sangat mustahil orang sehebat dirinya tak menemukan apapun, kali ini si pelaku sudah berhasil mengendalikan situasi

"Apa ada prediksi jika ini akan terjadi lagi?"

"Belum dipastikan. Berjaga jaga saja untuk menghindari hal ini, karena hanya ada satu saksi mata kami tak bisa menelusuri lebih jauh tentang kasus ini" jelas pendek FBI

"Baiklah kalau begitu... Terimakasih FBI, ngomong-ngomong, apa WHO ikut kemari?"

"Tidak. Dia ada urusan mendadak diluar daerah"

"Ah baiklah... Apa Asean akan ikut bersamamu?"

"Untuk itu... Tidak perlu, kami takut akan membuatnya merasa lebih tertekan" FBI mengelus pelan surai Asean. Tak ada rasa curiga sama sekali darinya pada Asean, kini rencana Asean berjalan lancar

"Baiklah. Kami akan pergi dulu, dan soal Laos aku rasa dia akan dirawat beberapa minggu hingga dipastikan dia membaik"

"Terimakasih ya FBI, meski kau tak menemukan apapun. Aku mengharapkan bantuanmu nantinya" Myanmar membungkuk tanda terimakasih. FBI bersama krunya pergi meninggalkan apartemen itu dan sekarang, hari sudah mulai sore

     "Nah, lebih baik kita menuju kerumah sakit atau disini dulu? Kita juga harusnya mengecek keadaan Mansion kan?" pertanyaan terus membanjiri telinga si kepala keluarga. Pusing juga Thailand memikirkan apa yang terbaik untuk dilakukan sekarang.

"Baiklah semuanya, jika kalian ingin pergi keluar rumah pastikan kalian membereskan ruangan kalian dulu. Jangan buat Thailand terbebani kalian" usul cepat dan tegas Singapore langsung dikerjakan anggota lainnya. Mari kita lihat dikamar Asean

     Monitor hologram menyala, memperlihatkan seseorang disana. Asean dengan menghubungi Martial Law, atau kurang lebih atasannya.

Bekerja dengan baik?

"Kenapa, harus dia...? Kenapa bukan orang lain saja..?" mata Asean menatap Martial kosong. Bukan hanya karena sedih, namun juga stress

Aku tahu jika merekrut mu maka pekerjaan kami akan cepat selesai maka—

"Jadi kalian mengajakku hanya agar kalian bisa bersantai sementara aku mengerjakan semuanya?" ucap Asean memotong. Kau pintar menebak ya Asean

Hei, hei... Apa pernah aku bilang begitu? Kau pikir selama kami di pengasingan hanya berdiam dir—” lagi-lagi, ucapan Martial dipotong Asean

"Huh... Tentu saja aku berpikir begitu. Faktanya, USSR sebagai tuan kalian mengatakan semuanya padaku" Asean mengakhiri kalimatnya dengan senyum sinis, berkomunikasi dengan USSR ada gunanya juga ternyata

Asean? // CH? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang