• 12 •

53 4 0
                                    

"Oke. Malam ini kita makan apa?"

"Kalau aku terserah saja"

"Kau punya lebih dari seratus makanan khas di negaramu, bagaimana mungkin kau bingung mau memasak apa?"

"Ohh... Uhm, karena aku takut kalian bosan dengan semua racikan yang ada di makanannya. Karena, nyaris semuanya menggunakan bahan yang sama"

"Apa peduliku? Makanan ya makanan, jangan buat aku berpikir negatif soal makananmu Indo"

"T– tapi kan—"

"Apapun yang kau masak kami makan deh! Aku penasaran bagaimana kau memasaknya"

"Lalu, Asean? Dia... Tidak suka pedas kan?"

"He? Benarkah? Huh..."

"Sejak kapan? Minggu lalu aku buatkan dia Tom Yam tapi dia makan sampai habis"

"Oh—
      Lalu apa yang aku temukan di tempat sampah waktu itu...?"

"Hah—"

Begitulah kericuhan yang berasal dari dapur Mansion Asia Tenggara ini. Thailand, Myanmar, Indonesia dan Vietnam sedang berbincang soal apa makanan yang akan mereka makan untuk malam ini. Berhubungan, ada yang tidak suka pedas di keluarga mereka.

      Ini sudah pukul tujuh kurang seperempat, hampir waktunya makan malam. Sayangnya, keempatnya masih belum tahu akan memasak apa.

"Uhmm.... Apa yah.." Indonesia memasang pose berpikir. Oh ayolah Indo, ada banyak makanan khas di daerahmu. Mustahil kau tak mau memasaknya. "Oh! Bagaimana kalau Asean yang memilih makanan hari ini?"

"Bukankah dia masih tidur? Kamarnya terkunci" Myanmar akhirnya membuka suara.

"Aah, itu gampang. Ada Malay kan—" – Indonesia

"Tidak. Jangan biarkan Malaysia membangunkan Asean" – Thailand

"Huh? Kenapa?" – Vietnam

"Kau tak ingan kejadian yang lalu? Dimana Asean menangis karena dibangunkan oleh Malaysia?" – Thailand

"Jadi itu kenapa Asean jadi sering bangun awal..." – Vietnam

"Kurang lebih begitu" – Thailand

"Apa tak bisa kita panggil saja?" – Indonesia

"Jangan, dia sepertinya lelah atau mungkin tak mau diganggu" - Thailand

"Ohh... Lalu apa sekarang?" - Indonesia

Hening melanda ruangan mereka. Ini mulai canggung. Oke... Sungguh, apa sekarang?

BRAK!

Suara suatu barang jatuh memecahkan suasana. Itu berasal dari ruang tamu. Apa itu tikus?

"Kalian dengar itu kan?" Indonesia mulai menoleh kearah asal suara. Begitu pula dengan saudaranya.

"Sepertinya bukan tikus atau kucing..." Myanmar berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan kearah ruang tamu. Ia sedikit mengintip dari belakang dinding yang membatasi antar ruangan itu. Dan tebak apa yang dia lihat.

"Kak Myan—"

"ASTAGA TIKUS—
     ASEAN! Ya ampun..." begitu ia kaget, Myanmar melompat mundur mendapati Asean yang muncul tepat didepannya. Inikah yang namanya jumpscare?

"Kakak... Aku lapar" dengan watadosnya Asean menyodorkan piring kosong dengan sebuah sendok diatasnya. Lalu, apa itu yang jatuh tadi?

"Asean.. Kau tak perlu mengagetkan ku kalau kau lapar.... Aduh" Myanmar mengelus pelan dadanya sembari meraih piring yang Asean berikan padanya. "Ayo kemari, kau mau makan apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asean? // CH? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang