03. Minta maaf

62.8K 6.2K 1.1K
                                    

Warning!

"Hargailah karya author dengan cara vote dan komen, jangan mau jadi silent reader!! Untungnya buat kalian apa? Lagian vote dan komen itu gratis gais, jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini."

Jangan lupa follow dulu!

🕊️🕊️🕊️

بِسْــــــــمِ اٌللَّهِ اٌلرَّحْمَنِ اٌلرَّحِيْـــــــــمِ

🕊️🕊️🕊️

Langit itu harus dipandang sebagai langit. Mana boleh ingin memeluknya.

- Shaorung (Lookism) -

🕊️🕊️🕊️

Pagi ini, sebelum jam pelajaran dimulai kini Shanum sudah duduk dikursi didepan Bu Andini, selaku guru BK di SMA Nusantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, sebelum jam pelajaran dimulai kini Shanum sudah duduk dikursi didepan Bu Andini, selaku guru BK di SMA Nusantara. Diwaktu sepagi ini pula Shanum harus mau berurusan dengan Bu Andini kembali hanya karena gara-gara masalah sepele kemarin.

Masalah yang sebenarnya yaitu Shanum telah berani menampar pipi Haidar, gurunya sendiri. Apalagi itu sampai mengakibatkan sudut bibir Haidar berdarah, dan pipi nya merah. Sebetulnya, diawal yang bersalah itu Haidar sendiri yang telah merebut paksa handphonenya jika saja Haidar tidak melakukan itu, maka Shanum juga tidak akan berakhir memberikan sebuah tamparan. Ya, walaupun sebenarnya tidak akan ada asap kalau tidak ada api, betul?

"Kenapa kamu bisa menampar pak Haidar begitu saja, Num?" tanya Bu Andini yang tiba-tiba saja membuka suara. Dan, pertanyaan itu sukses membuat Shanum menengadahkan kepalanya melihat kearahnya tak acuh.

Dengan sekali tarikan napas Shanum menjawab pertanyaan Bu Andini, "Diawal yang salah itu pak Haidar. Dia sudah merampas handphone saya gitu aja," jelas Shanum.

"Kamu tahu kan apa kesalahanmu diawal? Kenapa pak Haidar sampai berani merampas handphonemu secara paksa?"

Shanum mengangguk. "Tahu! Saya malah main game disaat pak Haidar menyuruh merangkum,"

"Kenapa kamu lakukan itu? Seharusnya kamu menuruti apa kata gurumu, Num,"

"Saya sudah menuruti nya. Bahkan, saya sudah menulis sebanyak satu lembar bolak balik," jawab Shanum santai.

"TETAP SAJA KAMU SALAH, SHANUM," tekan Bu Andini sembari melihat ke Shanum dengan sorot mata berbeda, sorot mata yang terlihat tengah menahan amarahnya, "Didalam kelas ketika ada guru itu dilarang memainkan handphone, yang harus dilakukan seorang murid itu mengikuti apa kata guru,"

Cold Teacher (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang