Warning!
"Hargailah karya author dengan cara vote dan komen, jangan mau jadi silent reader!! Untungnya buat kalian apa? Lagian vote dan komen itu gratis gais, jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini."
Jangan lupa follow terlebih dulu!
🕊️🕊️🕊️
بِسْــــــــمِ اٌللَّهِ اٌلرَّحْمَنِ اٌلرَّحِيْـــــــــمِ
🕊️🕊️🕊️
Hidup akan jauh lebih indah buat orang-orang yang mau melakukan perubahan untuk menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
- dr. Anton tanjung -
🕊️🕊️🕊️
"Mau cari siapa, ya?" tanya seorang wanita yang terlihat masih muda, wanita itu sudah berdiri dibelakang Shanum dan juga Zahra yang sedang duduk melantai.
Shanum maupun Zahra langsung beranjak dari duduknya. Lantas, memutarbalikkan tubuh mereka masing-masing untuk melihat kearah wanita yang tadi sudah bertanya.
Kening Shanum bertaut. "Perasaan yang kita panggil dari tadi pak Haidar ya, Zah? Kenapa yang keluar mbak-mbak cantik?" bisik Shanum tepat ditelinga Zahra.
Sedetik itu pula Shanum harus mau mendapatkan sebuah sikut yang telah mengenai perutnya. "Astaghfirullah! Perut Dedek ke tusuk!" rintih Shanum.
Kepala Zahra menggeleng. Lantas, mulai memberanikan diri untuk mengecup punggung tangan wanita yang sudah ada didepannya dengan sopan. "Maaf, Bu... Kedatangan kami kesini mau bertemu dengan pak Haidar. Apa pak Haidar nya ada dirumah, Bu?" tanya Zahra dengan sopan.
Diikuti oleh Shanum yang kini mulai memberanikan dirinya juga untuk mengecup punggung tangan wanita tersebut.
"Ada, sayang. Sebentar saya panggilkan dulu, ya?" katanya, "Sementara saya memanggil Haidar, lebih baik kalian duduk di kursi yang sudah tersedia jangan duduk di lantai, soalnya takut lantainya kotor. Sekalian menunggu Haidar datang, saya mau buatkan minum untuk kalian,"
"Jangan Bu, nanti malah merepotkan ibu," cegah Zahra.
Shanum yang mendengar itu langsung menyenggol pelan lengan Zahra. Seolah-olah Shanum protes dengan jawaban sahabatnya tadi. "Lo nggak haus?" tanyanya tepat ditelinga Zahra, "Jujurly, gue haus banget gara-gara tadi teriak-teriak," bisik Shanum.
Siapa sangka, ternyata suaranya dapat didengar oleh wanita yang sudah ada didepannya, wanita itu langsung tersenyum simpul menanggapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Teacher (Revisi)
Spiritual[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah mendengar kisah tentang Khadijah yang mengungkapkan perasaan cintanya pada Rasulullah," jelas siswi itu se...