SUPPORT
HAPPY READING~
.
.
.
.
.
Sesuai sharelock an Amora, Langit datang kerumah yang ditempati FdM. Kini Langit duduk berhadapan dengan Angkasa dan dikelilingi semua anggota FdM."Berani juga dia datang sendiri." ,batin Angkasa.
"Langsung to the point aja Lang, ada beberapa pertanyaan yang harus lo jawab." ,ucap Amora yang direspon Langit dengan anggukan.
"Apa lo terlibat dengan kejadian Raraa semalam? Secara geng motor yang ngawal adalah Hellfire Squad geng motor lo." ,tekan Angkasa.
"Gue bukan bagian dari HS lagi, gue ngak tau dengan kejadian Raraa semalam." ,jawab Langit.
"Oke semua arah negatif yang menjurus ke Langit udah kejawab, Langit tidak terlibat." ,jelas Amora.
"Kalo lo ngak tau tentang semua ini, harusnya lo bersedia dong bantuin kita untuk ke jalan permai?" ,tanya Kenzy.
"Raraa dibawa ke jalan permai?" ,tanya Langit.
Belum sempat siapapun menjawab, ponsel Langit berdering.
Satria is calling...
Langit meloud speaker sambungan tersebut.
"Sekarang cewe lo ada di gue." ,ucap Satria diseberang sana.
"Cewe gue? Siapa?" ,tanya Langit.
"Laura Raraa, lo harus datang ke markas permai sekarang. Kalo lo mau Laura nya Langit selamat." ,ancam Satria.
"Bodoh! Gue udah putus sama Laura, ngapain lo melibatkan Laura!" ,hardik Langit.
"Hahaha! Kalau tidak karna Laura lo ngak mungkin keluar dari HS." ,ucap Satria sebelum mengakhiri panggilan.
Langit menatap Angkasa yang menatap lurus.
"Apa hubungan lo, Raraa, dan Satria?" ,tanya Angkasa.
"Sejak gue gak sama Laura lagi, gue jarang kumpul sama HS hingga akhirnya gue mutusin buat keluar. Satria kira gue keluar karna Laura." ,jelas Langit.
"Gue agak pusing, Laura sama Raraa tuh satu orang kan?" ,bisik Kenzy pada Alvaro.
"Iyalah goblok, beda panggilan doang." ,jawab Alvaro.
"Gue minta maaf untuk semuanya, karna masalah dimasa lalu. Laura malah jadi gini." ,sesal Langit.
Semua hening tak ada yang menjawab, Natan yang berdiri tak jauh dari Angkasa menebak apa yang akan Angkasa lakukan.
"Selesaikan urusan lo dengan geng lo itu. Satu lagi, dia harus bayar bekas tangan di pipi Raraa." ,ucapan Angkasa begitu jelas sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.
*****
Langit datang ke markas permai yang dijanjikan Satria. Markas tersebut seperti rumah kosong, beberapa anggota HS berdiri dipintu depan.
"Langit akhirnya lo datang. Seperti dulu, lo terlalu pemberani." ,ucap Satria menyambut kedatangan Langit.
"Gausah basa basi, apa yang udah lo lakuin ke Laura?" ,emosi Langit.
"Yang udah gue lakuin? Gue baru mulai." ,bisik Satria.
"BANGSAT!" ,Langit melayangkan bogeman mentah ke wajah Satria.
Satria licik, Satria mengkroyok Langit. Langit sendiri sedangkan mereka banyak.
"Lo kalah telak Langit!" ,gelak Satria.
Brukk!
Angkasa menghantam keras perut Satria hingga Satria terbatuk.
"Siapa lo?!" ,emosi Satria sudah berada dipuncak.
"Yang lo sentuh itu milik gue." ,ucap Angkasa pelan.
Satria salah dalam memandang lawan ia beradu jotos dengan Angkasa, Satria melayangkan pukulan pada Angkasa bertubi-tubi tak ada satu pun pukulan itu yang mengenai Angkasa.
Pukulan tersebut dapat dihindari Angkasa, Angkasa membalas pukulan Satria yang tepat mengenai wajah, dada, dan tendangan yang mampu melumpuhkan Satria.
Angkasa membantu Langit berdiri.
"Cari Raraa kedalam." ,suruh Angkasa."Kenapa gue? Harusnya lo." ,ucap Langit.
"Gue ngak bisa ninggalin ini semua, gue bakal susul kedalam nanti." ,ucap Angkasa.
Angkasa melupakan satu hal, anak buah Satria membawa sebuah balok mendekati Angkasa. Dan brukk!!
Balok itu malah mengenai wajahnya sendiri setelah Natan menendang balok tersebut menjauh dari Angkasa.
"Thanks bang." ,ucap Angkasa.
"Selesain semuanya, gue ngak suka main kotor-kotoran gini." ,ucap Natan yang dihadiahi gelak tawa Angkasa.
Sementara itu, Langit sudah masuk kedalam markas tersebut. Gudang. Ruangan itu terlintas dibenak Langit. Dengan segala upaya Langit menyeret langkahnya ke gudang yang lokasinya berada dipaling ujung.
Langit membuka pintu yang ia yakini gudang. Penglihatan Langit menangkap seorang gadis yang diikat diatas kursi dengan mata dan mulut yang ditutup.
Langit mendekati gadis tersebut, Langit membuka ikatan pada mulut Raraa.
"Angkasa.." ,satu kata dari Raraa yang mampu menghancurkan hati Langit bahkan sakit yang Langit dapatkan dari Satria tidak ada apa-apanya.
"Laura.." ,panggil Langit membuka penutup mata Raraa.
Raraa terkejut, bukannya Angkasa tapi malah Langit yang datang. Langit membuka ikatan pada tangan dan kaki Raraa.
"Lo nyari Angkasa ya Raa? Angkasa ada kok diluar." ,ucap Langit.
"Makasi Lang." ,sungkan Raraa.
"Sama-sama yuk keluar." ,Langit berjalan sedikit oleng.
"Biar gue pegangin." ,ucap Raraa memegangi lengan Langit.
Raraa dan Langit berjalan bersisian dimarkas yang sepi itu.
"Gue seneng liat lo dicintai oleh Angkasa. Ternyata kesendirian lo yang lumayan lama mempertemukan lo dengan Angkasa Laura." ,ucap Langit.
"Raraa." ,koreksi Raraa.
"Iyaa, Satria bodoh mencari marah Angkasa. Buktinya disaat semua adu jotos, gaada yang jagain lo." ,ucap Langit.
"Lo bisa diem ngak?" ,bukannya apa tapi Raraa tau Langit tengah menahan sakit.
Langit dan Raraa sampai di area markas depan, Raraa melihat Angkasa yang tengah menatapnyaa. Tanpa memikirkan Langit, Raraa berjalan mendekati Angkasa begitu juga dengan Angkasa.
Angkasa memeluk erat Raraa, mencium pucuk kepala Raraa tanda sayang.
"Kenapa bukan lo yang jemput gue kedalam Saa?" ,tanya Raraa.
Angkasa melerai pelukan, Angkasa menatap intens wajah Raraa yang terdapat bekas tamparan dipipi Raraa dan sudut bibir yang berdarah.
Angkasa menyentuh pelan wajah Raraa.
"Ada hukuman yang harus diberikan kepada mereka yang telah menyentuh milik gue." ,ucap Angkasa.
"Semoga bekas tangan kotor disini cepat hilang." ,gumam Angkasa yang hanya bisa didengar Raraa.
*****
See u Angkasa to next
Lanjut? Koment!
Votee Koment Share
853 word
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa or Vanara [New Version]✅️
Teen FictionTentang aku yang dipermainkan secara ugal-ugalan oleh semesta. Dan tentang kamu yang menjadi pusat dunia. Ini tentang Raraa yang berusaha menyembunyikan luka. Mengetahui banyak fakta dalam hidup membuat memilih memedam segalanya sendiri. Hubungan ya...