TRUTH OR DATE | 6

38 6 0
                                    

Hari berlalu begitu cepat. Tidak terasa sudah berada di penghujung pekan. Kaluna dibuat semakin resah ketika mengingat rencananya bersama Nath. Apa lagi setelah mengetahui kedekatan ketua Dionysus itu dengan Stasya. Lalu akan seperti apa nasibnya setelah ini?

Setelah percakapan terakhir di depan gerbang rumahnya hari Senin lalu, tidak ada lagi percakapan yang terjadi antara dirinya dengan Nath. Sempat Kaluna merasa senang karena berpikir bahwa Nath sudah melupakan ajakannya. Tapi semuanya buyar seketika saat tiba-tiba sebuah nomor yang tidak asing bagi Kaluna muncul di daftar chatnya.

Nomor yang mengirimi pesan kepada dirinya itu memang tidak ada dalam daftar kontaknya. Tapi cukup dengan melihat foto profil pemiliknya, siapapun pasti langsung tahu bahwa itu adalah Eknath Kaviandra Fairez.

0812345XXXXX
Ntar malem gue jemput jam 7

Kaluna menggigit jarinya. Bingung harus membalas apa.

Lupain aja ya Nath
Naura cuma iseng kok waktu itu
Sorry ya

0812345XXXXX
Lo tau siapa gue Lun
Sekali iya akan selalu iya
Siap-siap, gue gak suka nunggu lama

Glek

Ponsel dalam genggamannya ia lemapar begitu saja ke kasur. Sebentar lagi akan tamat riwayatnya. Apa jadinya jika anak-anak Ganesha tau bahwa ketua Dionysus yang mereka idolakan itu akan bermalam mingguan dengan Kaluna yang cuma siswi biasa?

Jam dinding dengan logo BTS di kamarnya sudah menunjukan pukul setengah 6 sore. Dengan cepat Kaluna bersiap-siap mandi dan memilih baju yang akan dia gunakan.

Tadi Nath mengiriminya pesan lagi, memberitahukan bahwa ia akan mengajaknya ke kafe milik Leon. Jadi Kaluna hanya perlu menggunakan pakaian santai saja.

Atasan crop top berwarna putih dipadukan dengan celana jeans biru menjadi pilihan Kaluna. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai. Kemudian ia semprotkan sedikit parfum ke sekitar lehernya.

Kaluna selesai bersiap tepat ketika ponselnya berdering. Nomor Nath yang masih belum ia simpan memanggilnya. Sambil berjalan menuruni anak tangga, Kaluna mengangkat panggilan itu.

"Gue udah di depan."

Belum sempat Kaluna menjawab apapun, panggilan telepon itu sudah diputus sepihak oleh Nath. Kaluna geram setengah mati.

"Gak sopan banget!" gerutunya.

"Ck lama banget! Gue kan udah bilang gak suka nunggu," sambutan Nath ketika Kaluna baru menutup gerbang rumahnya.

Kaluna mendengus tak kalah kesal. Padahal ketika Nath telepon tadi, Kaluna langsung bergegas keluar dari kamarnya di lantai dua.

"Gak usah lebay, deh! Lo nunggu gak ada lima menit juga."

"Yang ngajak gue jalan kan lo, jadi ya harusnya lo yang nunggu gue. Udah untung gue baik hati mau jemput lo," balas Nath lagi.

Mendengar omelan Nath, netra cokelat Kaluna melotot, "Kalau gak ikhlas bilang aja! Gue kan tadi juga udah bilang ke lo, buat lupain ajakan gue. Nyebelin banget!"

Kaluna semakin berang ketika Nath justru tertawa setelahnya. Tawa yang rasanya sudah sangat lama tidak ia lihat dan dengar. Sepersekian detik, Kaluna dibuat mematung.

"Gitu aja marah. Canda gue, Lun. Ikhlas kok gue, ikhlas!" kelakar Nath.

"Gak lucu."

Truth or Date?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang