Chapter 1

1.4K 93 0
                                    


Shinichi memandang berkeliling, ia berada di tengah-tengah koridor rumah sakit. Ia bingung bagaimana bisa tahu-tahu berada di rumah sakit, seingatnya ia pingsan saat menyelamatkan Haibara. Lalu ia melihat orang-orang terdekatnya berkerumun di sana di depan koridor ruangannya.

"Ia dalam keadaan koma," terdengar Araide Sensei berkata.

Semua orang menangis. Shinichi semakin bingung. Koma apanya? Ia disini kok!

"Otosan! Okasan! Ran! Aku di sini!" Shinichi memanggil-manggil, tapi mereka semua tampaknya tidak mendengar suaranya.

Lalu ia melihat keributan itu, saat Sonoko ingin memukul Haibara.

"Apa-apaan kau Sonoko! Kenapa kasar begitu pada Haibara!" omel Shinichi namun lagi-lagi Sonoko dan siapapun tidak mendengar.

Shinichi melambai-lambai ke semua orang. Ke hadapan mereka satu per satu. Namun tidak ada yang menyadari kehadirannya sama sekali. Apa yang terjadi sebenarnya?

Kemudian, ketika Shiho telah pergi. Ran dan Yukiko diijinkan masuk ruangan, Shinichi terpaku melihat pemandangan itu. Ia melihat dirinya sendiri terbaring di ranjang di ruangan UGD. Begitu pucat tak berdaya. Semua alat terpasang pada tubuhnya. Ini pemandangan dan pengalaman paling ganjil yang pernah Shinichi alami. Ia mencubit pipinya sendiri, berharap ini mimpi. Tapi bahkan dalam keadaan roh pun, cubitan itu terasa sakit. Ini nyata.

Ran dan Yukiko menangis di pembaringannya. Shinichi semakin sedih.

"Ran... Okasan... Aku di sini..."

Shinichi berusaha menggapai-gapai mereka, namun ia tidak bisa menyentuhnya. Ia tak bisa menyentuh apapun, hanya seperti bayang-bayang.

"Aku harus masuk ke tubuhku lagi..." gumam Shinichi.

Shinichi menaiki ranjang dan berbaring di atas tubuhnya sendiri. Tapi tidak ada yang terjadi. Ia dan tubuhnya tidak menyatu. Ia hanya berupa roh halus sekarang.

"Kenapa ini? Kenapa bisa begini?" Shinichi menunduk sedih. Apakah tidak ada cara agar dia bisa menyatu dengan tubuhnya lagi?

"Percuma saja," kata sebuah suara.

Shinichi menoleh dan melihat seorang wanita negro nan eksotik sedang bersender di ambang pintu ruang UGD.

"Eh? Kau bisa melihatku?" tanya Shinichi.

"Tentu saja, aku hampir sama denganmu," kata wanita itu.

"Kau koma?"

Wanita itu mendengus tertawa, "aku sudah meninggal,"

"Eh?" Shinichi bolak-balik menatap wanita itu dan tubuhnya sendiri.

"Tapi kau belum,"

Shinichi menghampirinya, "lalu apa kau tahu bagaimana caraku untuk masuk kembali ke tubuhku?"

Wanita itu menghela napas panjang, "sejauh pengalamanku, ada sesuatu yang harus kau lakukan. Sesuatu yang harus kau capai, bila kau berhasil menemukannya, kau bisa menyatu lagi dengan tubuhmu,"

Shinichi mengernyit, "sesuatu apa misalnya?"

Wanita negro itu mengangkat bahu, "mana kutahu, bisa apa saja,"

"Bagaimana bila aku tak pernah tahu?"

"Selalu ada batas waktu. Kau akan koma selama batas waktu itu, tapi bila melewati batas waktu itu kau tak menemukannya, maka kau akan meninggal,"

"Berapa lama batas waktunya?"

"Tidak pernah pasti, berbeda-beda setiap roh,"

"Jadi aku harus menemukan sesuatu itu, meski aku tidak tahu apa..." Shinichi bergumam bingung sembari bertopang dagu.

"Dengar anak muda. Ada yang mengatakan, seseorang sakit karena tanpa sadar rohnya sedang dihukum karena dia telah berbuat kesalahan. Begitu juga dengan koma, ada sesuatu fenomena yang mungkin harus kau lalui. Buka mata, buka telinga dan buka hatimu lebar-lebar untuk memahami semuanya,"

"Tapi bila aku roh begini dan tidak ada yang melihatku, bagaimana aku bisa menemukan sesuatu tersebut?" Shinichi berkata putus asa.

"Yah... cari saja anak indigo sana..." wanita itu menegakkan tubuhnya bermaksud pergi.

"Kau mau pergi?"

"Yah... aku cuma roh gentayangan, bisa apa lagi selain putar-putar?"

"Namamu siapa?"

"Panggil saja aku Angie,"

Devil Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang