Chapter 7

1.1K 82 2
                                    


Dendam kesumat ini sudah lama ia tahan selama ia berada di penjara. Ini adalah tujuan utamanya setelah ia keluar dari sana. Ia benci pria itu, detektif muda itu. Ia telah mendengar sekarang pria itu tak berdaya, sudah hampir setahun koma. Ini adalah kesempatannya. Ia sudah mengenakan jas dokter dan menyusup ke rumah sakit Tokyo tengah malam itu.

Ia mendengus puas melihat detektif muda itu terbaring tak berdaya. Tenang saja, katanya dalam hati. Ia akan mengakhiri penderitaan anak muda itu. Daripada berada diantara hidup dan mati, mending mati saja sekalian.

"Semoga Shiho tidak ada operasi, supaya kita bisa menanyakannya lagi," kata Masumi yang baru saja memasuki rumah sakit.

Roh Shinichi mengangguk, "Eh, kita tunggu saja di ruangannya" namun mendadak rohnya berkedap-kedip dan nyaris menghilang.

Masumi bingung melihatnya, "kau kenapa?"

"Aku juga tidak tahu," Roh Shinichi melihat tubuhnya sendiri dan sama bingungnya.

"Jangan-jangan terjadi sesuatu padamu!" kata Masumi yang segera berlari ke ruang perawatan yang ada tubuh Shinichi asli.

Shiho sendiri baru saja selesai dari mengunjungi pasien-pasiennya sebelum berjalan ke kamar Shinichi. Dan betapa bingungnya ia ketika melihat ada dokter lain yang masuk ke sana. Dokter yang tidak ia kenal. Dokter yang menangani Shinichi hanya dirinya dan Araide. Dokter ini walaupun mengenakan masker, ia benar-benar asing. Shiho menegang, mungkin saja dia penyusup. Shiho melihat dokter gadungan itu bergerak cepat mengambil bantal kepala Shinichi dan menggunakannya untuk membungkam wajah Shinichi. Segera saja Shiho berlari menerobos kamar.

"Hentikan!" teriak Shiho.

Dokter gadungan itu kaget, ia mengeluarkan belatinya dan menggores lengan kiri Shiho hingga Shiho terhuyung terjatuh di lantai.

"Shiho?!" Masumi baru saja tiba.

"Kejar dia! Dia penyusup!" tunjuk Shiho.

Masumi pun mengejar.

Tidak menghiraukan lukanya sendiri, Shiho buru-buru berdiri untuk memeriksa kondisi Shinichi. Detak jantungnya tidak stabil. Roh Shinichi sendiri masih berkedap-kedip.

"Tidak... bertahanlah Kudo-Kun..." Shiho membetulkan letak posisi bantal kepala ke tempat semula dan mengutak-atik sejumlah peralatan oksigen, meninggikan intensitasnya.

Tuuut... monitor menampakkan garis lurus.

"Tidak!" pekik Shiho.

"Berjuang lah Shiho..." Roh Shinichi yang semakin menipis pun pasrah, menyerahkan segala sesuatunya ke tangan Shiho.

Shiho mulai membuka piyama Shinichi hingga menampakkan dada telanjangnya untuk memasang kabel-kabel, ia akan mencoba memacu jantungnya.

Setrum sekali. Tidak ada perubahan.

Ayo Kudo-Kun!

Setrum dua kali. Tidak ada perubahan.

"Kembalilah Kudo-Kun!" seru Shiho dengan air mata merebak.

Setrum tiga kali. Shiho menunggu.

Tut... Tut... Tut... Detak jantungnya kembali.

Roh Shinichi berhenti kedap-kedip.

Shiho menghela napas lega. Ia letakkan alat pacu jantung itu kembali dan jatuh menangis sembari memeluk tubuh Shinichi.

"Shiho!" Masumi kembali ke kamar dan bingung melihat sepupunya menangis di dada Shinichi yang masih telanjang.

Devil Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang