dua puluh sembilan

169 24 6
                                    

"gue sayang sama lo, Nay,"

"gue sayang sama lo, Nay,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Belum direvisi)

Aksara menyentuh sudut bibirnya yang berdenyut sembari menatap dua insan yang kini tengah berpelukan ditempat parkir. Dulu ia selalu ikut bahagia ketika melihat Angkasa dan Syafrina bersama. Tapi, sekarang ia merasa sakit ketika melihat Angkasa dan Shanaya bersama. Apa mungkin karena ia mulai mempunyai rasa untuk Shanaya?.

Aksara dengan cepat menggelengkan kepalanya. Laki-laki itu kini berbalik dan kembali masuk kedalam gedung apartemen. Ia tak ingin menyaksikan lebih lama adegan romantis mereka berdua.

-

-

-

"Angkasa gue laper," ucap Shanaya tanpa melepas pelukannya dengan Angkasa. Gadis itu masih merasakan eratnya pelukan Angkasa pada tubuhnya."angkasaaaa!!!,"

Laki-laki itu perlahan melepaskan pelukannya kemudian dengan cepat berbalik membelakangi Shanaya. Melihat hal itu membuat Shanaya mengerutkan keningnya kemudian menahan tawa. Ia tahu Angkasa tak ingin memperlihatkan wajah penuh air matanya kepada Shanaya. "Lihat gue dong angkasaaa!!" Ucap Shanaya sembari menggoncang tubuh tegap Angkasa.

"Udah buruan naik!" Ucap angkasa sambil memakai helm hitamnya tanpa menatap wajah Shanaya, ia masih membelakangi gadis itu. Kalo ini Shanaya tidak bisa menahan tawanya lagi. Ia lupa kalo tadi ia juga menangis, tapi kali ini benar-benar begitu lucu, seorang Angkasa menangis adalah hal yang patut diabadikan sebenarnya karena jarang sekali melihat laki-laki itu menangis.

"Helm gue mana?" Tanya Shanaya setelah tawanya reda.

"Gak bawa," balas Angkasa setelah itu naik ke motor hitamnya. Shanaya mengusap air mata yang tersisa disudut matanya kemudian mendengus kesal.

"Gimana sih katanya mau ngelindungi gue tapi helm aja lu lupain," gerutu Shanaya sambil naik keatas motor.

Angkasa hanya diam mendengar gerutuan Shanaya kemudian mengegas motornya meninggalkan parkiran apartemen Aksara.

Disepanjang perjalanan hanya Shanaya yang mengoceh banyak hal, angkasa hanya menyimak dan mengangguk sebagai jawaban, laki-laki itu sama sekali tak membuka suara. Bahkan hal itu sudah membuat Shanaya ingin sekali menggeplak kepala Angkasa sekarang.

"Lo masih marah ya sama gue?" Tanya Shanaya menempelkan kepalanya dibahu laki-laki itu.

"Gak," jawab Angkasa singkat.

"Tuh kan Lo marah, angkasa gue kan udah minta maaf," kesal Shanaya menjauhkan kepalanya dari bahu laki-laki itu, bahkan sekarang gadis itu sudah tidak memeluk tubuh Angkasa. Shanaya lebih memilih berpegangan pada bahu laki-laki itu.

"Gue bukan tukang ojek, kalo lo jatuh gimana?"

Mendengar kalimat itu Shanaya mengeluarkan senyuman manisnya dan kembali memeluk Angkasa. Akhirnya laki-laki itu bersuara juga.

ASA (Jaemin X Winter X Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang