(Belum direvisi)
Aksara menatap jengah gadis yang sekarang berdiri tepat didepan mobilnya. Kalau saja Aksara telat sedikit saja mengerem. Sudah dipastikan gadis itu mati detik itu juga.
"Minggir," Aksara menyembulkan kepalanya dari dalam mobil. Ia sama sekali tidak berniat turun hanya untuk mengurusi seorang Shanaya.
Shanaya menggelengkan kepalanya dengan tangan yang masih ia rentangkan didepan mobil Aksara.
"Numpang, ya? Please," ucap Shanaya memelas.
"Gak," jawaban nan padat dan jelas dari seorang Aksara membuat gadis itu menghembuskan nafasnya kasar.
"Sa, gue tahu kok gue salah minta tumpangan Lo karena rumah kita gak searah. Tapi, kali ini aja ya!! Gue butuh tumpangan Lo buat..." Ucapan Shanaya terhenti ketika melihat sosok angkasa sedang berjalan menuju motornya dengan telepon bertengger ditelinga kanannya. Sepertinya laki-laki itu sedang berusaha menghubungi Shanaya.
Tanpa berpikir panjang Shanaya langsung berlari membuka pintu mobil Aksara dan duduk manis di sana. Ia tidak peduli dengan tatapan mematikan Aksara sekarang.
"Keluar!"
"Aksara Lo pelit banget sih! Udah buruan jalan aja"
Aksara hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Setelah itu mulai menyalakan mobilnya.
"Nyusahin," gumamnya pelan. Shanaya sepertinya tidak mendengarkan gumaman itu karena ia sibuk melihat Angkasa dari balik kaca mobil.
*****
Mobil Aksara berhenti tepat didepan toko buku besar tempat Aksara membeli berbagai macam buku untuknya belajar. Sebenarnya dari tadi gadis disampingnya itu terus saja mengoceh dengan memberinya beberapa pertanyaan
Mau kemana?
Kok gak balik?
Aksara kemana sih?
Sa! gue tahu gue cuma numpang tapi jangan bawa kabur gue dong!
Dan masih banyak lagi ocehan dan pertanyaan yang memenuhi Indra pendengaran Aksara disepanjang perjalanan tadi.
"Ikut atau gak terserah Lo," setelah mengucapkan kata itu Aksara turun dari mobil tanpa menunggu balasan Shanaya. Gadis itu mendengus kesal kemudian ikut turun dari mobil. Ia menutup pintu mobil aksara keras hingga menimbulkan suara. Aksara yang baru menaiki tangga toko menolehkan kepalanya. Ia menatap datar Shanaya kemudian melanjutkan langkahnya.
Shanaya mengikuti langkah demi langkah laki-laki didepannya. Sesekali ia mengambil buku yang ia rasa menarik setelah itu ia kembalikan. Ia tidak begitu suka membaca. Bahkan, hanya melihat tulisan-tulisan dibuku saja rasanya sudah pusing tujuh keliling.
"Aksara Lo cari buku apa si? Tanya Shanaya sambil membolak-balik buku ditangannya.
Aksara menolehkan pandangannya pada Shanaya disebelahnya. Matanya menyipit melihat buku yang Shanaya pegang.
Shanaya membuka mulut dan melototkan matanya kearah Aksara ketika laki-laki itu mengambil begitu saja buku yang ada ditangannya. "Aksara gue kan mau baca!!!" Teriak Shanaya berusaha mengambil buku yang tadi ia pegang dari genggaman Aksara.
Aksara mengangkat buku itu tinggi-tinggi. Bagaimana mungkin gadis itu tidak tahu buku tentang apa yang akan ia baca?. Aksara menatap Shanaya sebentar kemudian menaruh buku itu di rak paling tinggi.
"Gak baik cewek kayak Lo baca buku kek gituan," ucap Aksara setelah itu pergi dari hadapan Shanaya.
Gadis itu mengernyitkan kepalanya bingung. Emang ada yang salah dari buku itu. Sepertinya tidak. Shanaya ingin membaca buku itu karena judulnya yang menarik menurut Shanaya. Walaupun memang ada keterangan 21+ di pojok buku itu.
Mengembuskan nafas pasrah Shanaya kembali mengikuti Aksara dibelakang laki-laki itu. Sekarang mereka terlihat seperti induk ayam dan anaknya. Shanaya sebenarnya sudah mulai lelah. Tapi kalau ia pulang sekarang bagaimana. Ia saja tidak tahu sekarang ia sedang ada ditoko buku mana?.
"Shan!!!" Panggilan itu membuat Shanaya menoleh ke belakang. Begitu juga Aksara yang tadi terus berjalan pelan menyusuri setiap rak.
"Bang Danu. Kok disini?" Tanya Shanaya menatap Danu yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.
Danu melangkahkan kakinya mendekati Shanaya dan Aksara yang berdiri dibelakang gadis itu. " Lagi nganter Bella beli buku," jawab Danu setelah berdiri tepat didepan Shanaya. "Hei! Lama gak ketemu," sapa Danu kearah Aksara yang masih diam dibelakang Shanaya. Laki-laki itu hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis.
"Tumben Shan gak sama Angkasa? Pergi kemana tu anak?"
Shanaya mengangkat bahunya. Ia sedang tidak peduli dengan angkasa. Bahkan, dari tadi ia menonaktifkan ponselnya karena telepon Angkasa benar-benar mengganggunya ." Gak tahu Shana lagi marah sama Angkasa, Bang,"
Danu menggelengkan kepalanya pelan kemudian menepuk-nepuk kepala Shanaya. " Jangan marah-marah gitu sama Angkasa, Shan! Gitu-gitu dia sayang banget sama lo tahu,"
Mendengar ucapan dari Danu membuat Shanaya terdiam sejenak. Benar juga yang dikatakan Bang Danu. Selama ini Angkasa yang selalu menemani hari-hari Shanaya. Laki-laki itu selalu menuruti keinginannya walaupun kadang laki-laki itu terlihat tak ikhlas melakukannya. Tapi ia tahu Angkasa benar-benar sayang padanya.
"Abang!!" Panggilan itu membuat Shanaya tersadar dari lamunannya dan menoleh. "Eh ada kak Shana sama kak Aksara?"
"Kamu kenal sama kakak ini, Bel?" Tanya Shanaya menatap mereka berdua bergantian.
"Iya lah kak kenal dulu kan kak Aksara sama kak Angkasa sering main ke rumah sama kedainya Abang," Shanaya menganggukkan kepalanya pelan. Ia baru ingat kalau dulu Aksara dan Angkasa pernah menjalin pertemanan sebelum akhirnya terjadi perang dingin diantara keduanya. Mengingat itu Shanaya jadi ingat rencananya untuk menDM akun @sfrna. Ia sempat lupa karena kekesalannya pada Angkasa.
"Bella udah nemu bukunya?" Tanya Danu kearah adiknya yang dibalas anggukan cepat. "Ya udah kalo gitu kita berdua pamit dulu ya?" Pamit Danu tersenyum kearah Shanaya dan Aksara.
"Iya Bang Danu hati-hati," balas Shanaya dengan senyuman juga.
"Inget Shan jangan terlalu kesal sama Angkasa!! Ya udah kita cabut dulu ya!!" Danu menepuk pelan bahu Aksara. " Kapan-kapan jangan lupa mampir lagi ke kedai gue, Sa," ucapannya tersenyum lebar kemudian berbalik.
"Bye kak Shana, kak Aksa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA (Jaemin X Winter X Jeno)
FanficUntuk Angkasa Bahkan sang bintang pun tak akan pernah bisa menggantikan kamu sang bulan yang selalu ada disetiap malamku... Walaupun awan menutupimu tapi hadirmu selalu terasa setiap kali aku membutuhkanmu... Angkasa terima kasih karena sudah berse...