sebelas

185 35 4
                                    

(Belum direvisi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Belum direvisi)

Angkasa melirik ponselnya berulang kali. Saat ini ia sedang berada di warung babe. Setelah memikirkannya beberapa jam akhirnya ia memutuskan untuk ikut berkumpul. Sebenarnya ia hanya ingin memastikan apakah seorang Aksara datang saja tapi setelah dipikir-pikir ada bagusnya juga ia ikut kumpul sekarang. Ia jadi bisa sedikit menghilangkan kekesalannya dengan Shanaya yang pergi dengan Aksara.

Alasan keduanya juga tidak jauh tentang kejadian tadi. Ia ingin mendengarkan penjelasan secara langsung oleh Aksara. Tentang kemana tadi Ia dan Shanaya pergi.

"Ka, gue gak nyangka banget Lo bener Dateng kali ini," ucap Haidar merangkul bahu Angkasa. Saat Angkasa datang tadi ia benar-benar tidak bisa menahan senyum mengembangnya. Haidar pikir Angkasa benar-benar akan melupakan Aodra berserta anggota-anggotanya. Mereka sudah banyak melakukan suka duka bersama. Mana rela jika hubungan mereka berhenti begitu saja.

"Dari tadi gue lihat-lihat Lo ngelirik hp lu mulu, nungguin chat siapa? Gak mungkin dari Syafrina kan?"

Pertanyaan terakhir dari Haidar membuat laki-laki dengan jaket kulit hitam itu menoleh cepat. Sudah lama ia tak mendengar nama itu. Bahkan, ia ingin melupakannya. Walaupun sampai sekarang hal itu benar-benar menyusahkan.

"Gue gak mau bahas dia" Balas Angkasa mengalihkan pandangannya pada Haidar dan mengambil rokok disaku jaketnya.

Haidar mengulum bibirnya singkat kemudian menepuk bahu Angkasa. "Gue tahu perasaan lo... Dan gue juga yakin sulit buat lo ngelupain dia," jeda sejenak Haidar ikut mengambil satu rokok milik Angkasa."Gue inget banget dulu waktu dia per..."

"Gue bilang gue gak mau bahas dia,"

Angkasa melirik sinis kearah Haidar kemudian berdiri dari posisi duduknya. Salah satu alasan Angkasa malas bertemu dengan Haidar adalah sifatnya yang selalu mengungkit-ungkit kenangan lama yang sebaiknya tidak dibicarakan lagi atau lebih tepatnya tidak dikenang lagi.

Haidar hanya menatap kepergian Angkasa dengan mendengus pelan. Ia menyesal berbicara seperti tadi. Seharusnya ia tidak membicarakan apapun dan membuat Angkasa pergi.

"Oy Angkasa!!!"

Teriakan itu membuat Haidar dan Angkasa reflek menoleh kearah laki-laki yang baru saja turun dari motor sportnya.

"Mau kemana Lo?" Tanya laki-laki itu mendekat kearah Angkasa.

"Bukan urusan Lo,"

"Jelas dong ini urusan gue...Gue baru dateng lho Angkasa. Ya kali Lo mau pergi sekarang. Gak kasian Lo sama Marvin yang gantengnya sebelas dua belas sama Mark NCT ini?"

Haidar menoyor kepala Marvin dan menggeplak bahunya kencang. "AW gila ya lu Panas ini!!," kesal Marvin mengusap-usap bahunya yang berdenyut karena pukulan Haidar.

"Mark NCT apaan!? Muka lu tuh kayak tahu bulat, cuma 500an"

Marvin menunjuk Haidar dengan jari telunjukanya. Mulutnya kini sedikit terbuka tak terima. "Wah wah Lo makin kurang ajar ya sama gue,"

ASA (Jaemin X Winter X Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang