(cerita ini belum direvisi)
'Cuma lo yang gue punya,nay'
Angkasa
"Terima kasih Angkasa ganteng," ucap Shanaya turun dari motor milik Angkasa. Gadis itu melepas helm di kepalanya dengan senyum lebar kemudian menyerahkannya pada Angkasa. " Gak mau mampir dulu, Ka? Mama pasti udah masak banyak,"
"Sibuk," jawaban singkat dari Angkasa membuat Shanaya mengepalkan tangannya kesal.
Plak
"Aw, Nay!!!" Jerit Angkasa ketika mendapat satu geplakan lagi dari Shanaya. Gadis itu memang kadang selalu melakukan kekerasan padanya. Bodohnya angkasa juga hanya bisa diam pasrah menerima kekerasan itu.
"Sok cuek lo, udah ah bye!!" Shanaya berbalik lalu membuka gerbang rumahnya meninggalkan angkasa yang hanya menatapnya dan sibuk mengusap bahunya yang panas. Sudah angkasa bilang geplakan Shanaya begitu syahdu.
Setelah melihat Shanaya masuk kedalam rumah, Angkasa mulai menyalakan motornya dan pergi dari rumah Shanaya. Ia sudah bertemu dengan mama Shanaya beberapa kali. Walaupun mereka belum terlalu mengenal tetapi Dinar mama Shanaya begitu memperhatikan Angkasa layaknya seorang anak. Bahkan, terkadang Dinar lebih perhatian padanya dari pada ke Shanaya anaknya.
"Woiii Kaa!!!!"
Angkasa menolehkan kepalanya kearah samping. Haidar, salah satu anggota geng Aodra yang sekarang sudah bubar. Bisa dibilang mereka berdua cukup dekat dulu. Sikap Haidar yang sedikit petakilan dan suka heboh dikit. Membuat suasana tongkrongan Aodra yang suram dan krik krik jadi sedikit bewarna. Ditambah lagi satu anggota bernama Marvin. Mereka berdua seperti kembar beda orang tua.
"Minggir dulu, Ka! Ada yang mau gue bahas nih!! Benar-benar harus dibahas, Ka! Sebelum mak bapak gua ceraiiiii,"
Ucapan terakhir Haidar membuat angkasa mengerem motornya mendadak. Haidar yang tadi disampingnya juga iku mengerem mendadak, untungnya tidak ada kendaraan lain dibelakang mereka.
Angkasa membuka kaca helmnya tanpa berniat turun." Cerai?" Satu kata dengan tanda tanya itu membuat Haidar mengangguk heboh.
"Iya, Ka. Mereka mau cerai. Lo gak percaya sama gue?" Ucap Haidar sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bercanda," Angkasa siap melajukan motornya kembali. Namun, tertahan karena kalimat yang diucapkan Haidar.
"Karena nyokap lo,"
Deg
Salah satu alasan hancurnya Aodra adalah kesalahan mamanya. Haidar memang tidak pernah benci atau marah kepadanya karena ulah mamanya yang berselingkuh dengan papanya. aneh memang tapi begitulah Haidar. Hal itu malah membuat Angkasa merasa sangat bersalah.
Angkasa hanya punya sella. Ayahnya Alder sudah meninggal sejak ia Sekolah Dasar. Salah satu alasan Angkasa benar-benar ingin melindungi Shanaya adalah ia lebih dulu tahu bagaimana rasanya ditinggal seorang ayah dan hidup berdua hanya dengan seorang ibu. Hanya saja mereka berbeda nasib mereka mendapat sifat ibu yang sangat bertolak belakang. Jika Angkasa bisa ia ingin mendapatkan ibu seperti Dinar. Bukan mamanya sella yang suka menggoda suami orang.
"Gue bakal temuin nyokap gue! Lo tenang aja." Ucap Angkasa tanpa menatap kearah Haidar.
"Lo tahu gue gak pernah mempermasalahkan semua itu, Ka." Haidar menghembuskan nafasnya pelan." Mending kita bahas ini di tempat lain aja yuk, Ka. Gue takut ditabrak, gue belum kawin, dan gue harus memenuhi cita-cita gue untuk punya ana tujuh,"
Angkasa hanya melirik sekilas." Kita ke cafe Pelangi aja,"
"Ah jangan!! Mending warung babe, gimana?. Sekalian mengenang masa lalu, Ka. Siapa tahu setelah nongkrong disana lo berubah pikiran untuk gak jadi bubarin geng Aodra."
"Gak akan pernah," setelah mengucapkan kata itu Angkasa langsung mengegas motornya meninggalkan Haidar sendiri.
"Tu bocah, bukannya ngerasa bersalah gue dibaik-baikin, malah gue dijahatin. Lelah hayati akang," omelnya setelah itu menyusul Angkasa.
****
Aodra itu punya empat anggota utama. Dimana tiga diantaranya adalah korban dari perselingkuhan. Jadi jangan kaget jika pembahasan mereka saat berkumpul mungkin akan mengarah ke hal-hal seperti itu.
Apalagi mamanya Angkasa berselingkuh dengan ayahnya Haidar. Tapi bukannya baku hantam, keduanya malah menjalin persahabatan. Semua itu juga tidak akan terjadi jika Haidar tidak memulainya terlebih dahulu.
Angkasa menatap bangunan-bangunan tinggi didepannya dengan tatapan sayu. Rokok di tangannya ia buang lalu ia injak. Setelah itu, ia mengambil satu batang rokok lagi dari saku celananya.
"Nyokap lo hebat juga ya?" Angkasa menolehkan kepalanya ke asal suara lalu mengernyitkan dahinya bingung. Saat ini ia berada di gedung tua lantai atas tidak ada yang tahu tempat ini selain dirinya.
"Siapa lo?"
"Gue Haidar anak dari pacar nyokap lo," Haidar, laki-laki itu mengangkat tangannya ke depan Angkasa mengajaknya untuk berjabat tangan. Namun, Angkasa hanya diam menatap bergantian tangan dan wajah Haidar.
"Lo tenang aja gua gak akan ngamuk dan nonjok-nonjok muka lo kok! Lagi pula gue juga udah muak liat nyokap sama bokap gue bacot mulu," jelasnya ikut duduk disebelah Angkasa. "Bagi rokoknya dong akang ganteng?," Sambungnya dengan nada manja. Angkasa reflek bergidik ngeri. Kemudian, melempar rokoknya kearah Haidar.
Hening. Tidak ada lagi yang membuka mulut. Keduanya sibuk menyesap rokok dimasing-masing tangan mereka. Malam itu adalah pertemuan pertama mereka berdua entah bagaimana dan gimana?. Semua itu terjadi begitu saja.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA (Jaemin X Winter X Jeno)
FanficUntuk Angkasa Bahkan sang bintang pun tak akan pernah bisa menggantikan kamu sang bulan yang selalu ada disetiap malamku... Walaupun awan menutupimu tapi hadirmu selalu terasa setiap kali aku membutuhkanmu... Angkasa terima kasih karena sudah berse...