tiga puluh delapan

277 18 4
                                    

(belum direvisi)

Shanaya berlari kencang kearah laki-laki itu dan dengan cepat memeluknya dari belakang. Ia mengeratkan pelukannya dengan isakan yang mulai terdengar.

"Lo gila ya!!! Gue kan udah pernah bilang jangan bunuh diri disini. Gue gak mau kehilangan Lo, Ka!! Gue minta maaf kalo selama ini gue salah sama Lo. Tapi, please jangan gini!!" Shanaya menangis lebih keras. Ia tak melepas sama sekali pelukan eratnya.

"Gue sekarang sadar kalo gue sayang sama Lo, gue gak mau kehilangan Lo, gue mau Lo selalu ada disamping gue,  Gue pengen Lo tetap jadi sandaran gue begitupun sebaliknya. Please, jangan punya keinginan untuk pergi ninggalin gue, gue cinta sama lo" Shanaya menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar tak ingin kehilangan Angkasa.

"Ya ampun Beni!!!!"

Teriakan itu membuat Shanaya reflek melepas pelukannya. Ia menatap laki-laki yang dari tadi ia peluk kemudian kearah ibu-ibu dengan dua pria berpakaian putih-putih dibelakangnya sedang berlari kearah mereka.

"Lo bukan angkasa!!" Teriak Shanaya menunjuk laki-laki itu dengan masih sesenggukan.

" Beni ya ampun!!!! Kamu mau bunuh diri lagi nak!?? Ayo pulang sayang," ucap ibu-ibu itu menangkup kedua pipi laki-laki yang tadi Shanaya peluk.  Wajah laki-laki itu tertutup tudung Hoddie mana Shanaya tahu kalo dia bukan Angkasa. Perawakan mereka berdua benar-benar mirip dari samping.

"Makasih ya, Nak. kamu udah cegah anak saya buat bunuh diri. Dia punya gangguan jiwa karena gagal nikah jadi dia selalu depresi  dan pingin bunuh diri. sekali lagi makasih ya," ucap ibu itu sembari menggenggam kedua tangan Shanaya kemudian pamit pergi membawa anaknya yang kini memberontak

Shanaya menatap tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Gadis itu mulai menangis lagi, kini ia berjongkok sembari mengusap air matanya kasar.

"Seharusnya lo kasih motivasi, Nay! Biar dia gak bundir lagi bukannya pelukan sama pernyataan cinta."

Suara itu membuat Shanaya dengan cepat berdiri dan membalikkan badannya. Sosok angkasa tengah berdiri menatap dirinya dengan sebotol sprite dan sekantong makanan ringan ditangannya.

"Angkasa!!!" Teriak Shanaya berlari kearah Angkasa. Ia memeluk laki-laki itu erat. Parfum angkasa kini masuk keindra penciumannya. Ia rindu wangi ini. Sepertinya sudah lama ia tak berada sedekat ini dengan Angkasa.

"Ngapain sih pake acara kabur-kabur segala!!! Semua orang tuh khawatir sama Lo tahu gak!??" Kesal Shanaya tapi masih memeluk tubuh Angkasa dengan erat. Laki-laki itu juga ikuy mengeratkan pelukannya. Ia juga merindukan Shanaya, ia pikir ia tak akan lagi bisa bersama gadis itu.

 Ia juga merindukan Shanaya, ia pikir ia tak akan lagi bisa bersama gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue minta maaf kalo selama ini gue ada salah sama Lo Ka?! Gue sa-"

"Gue udah denger semua, Nay," potong Angkasa. "Gue yang harusnya minta maaf gak seharusnya gue nyakitin perasaan Lo cuma karena perasaan gue," Angkasa menundukkan kepalanya sedangkan Shanaya mengangkat kepalanya keatas. Kini mereka berdua saling pandang dengan tak melepas sebentar saja pelukan mereka.

ASA (Jaemin X Winter X Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang