Detik ini bumi terasa kian membumi
Tibakan peluh dari sudut cumulus
Aku, di ujung kelas ini merajuk akan asa lalu
Sejenak semburat merah muda singgah di pipikuKembali kutengok langit di matamu
Apakah ia terang atau kelabu
Apakah ia berpendar atau memudar
Tapi sayup kudengar langkah waltz yang menyadarkankuTik tok tik tok...
Bahkan derak jam dinding bagaikan musik horor di panca dengarku
Kembali aku terbawa akan nyata yang semu ini
Pertemuan kita hanyalah asa laluku, mungkin pula asa lalumu
Setidaknya aku pernah melukis kisah di langitmu
Senja....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Senja dan Dia
Poetrysenja mendekapku begitu erat. kulihat sudut matanya berair. akankah senja pergi dariku? akankah ia menghilang bersama harapanku padanya?