Parasmu tak tampakkan rona ceria,
Senyummu bak pendaran pelangi sesaat hujan reda, jarang kujumpa
Binar netra itu kini mulai berpendar hilang
Kemanakah kau saat ini?
Wujudmu memang kulihat tapi sukmamu tak hadir didalamnyaAkankah kau pergi mengikuti bayang dirinya?
Dirinya atau entah dirimu yang memutuskan untuk menjauh
Sebegitu dalamkah rasamu untuk dirinya hingga kau rela menistakan dirimu sendiri dalam kesedihan?
Apa kau tak bisa mengingat bahwa kau lah yang menjadi pemantik semangatku duluTepukkan tanganmu di bahuku memberiku setetes kehangatan dan ketenangan
Tapi itu semua telah berbalik tajam
Kau tak mampu membuat diriku terbakar karena setiap ucap dan lakumu
Kau bahkan tak mampu tuk menggugah dirimu sendiriApa kau pernah melihat refleksimu sendiri?
Sendiri, rapuh, abu-abu dan terluka...
Refleksi yang terpancar darimu melalui netraku
Sadarkah kau bahwa kita serupa
Aku dulu pernah rapuh karena dirimu
Dan sekarang kau pun rapuh karena seseorang
Bukankah kita serasi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Senja dan Dia
Puisisenja mendekapku begitu erat. kulihat sudut matanya berair. akankah senja pergi dariku? akankah ia menghilang bersama harapanku padanya?