Bab 1🦋

126 62 87
                                    

Gadis dengan paras cantik yang bernama Fifol Dara atau lebih akrab orang memanggilnya dengan panggilan Dara, gadis itu sedang duduk di taman depan rumah nya sambil melihat beberapa kupu-kupu cantik yang beterbangan, ada juga yang hinggap di atas kelopak bunga mawar yang gadis itu sengaja tanam agar lebih mudah untuknya melihat kupu-kupu setiap hari karna ada bunga.

Senyum indah terukir jelas dari bibir Dara, hatinya selalu merasa hangat dan nyaman ketika melihat kupu-kupu, Baginya kupu-kupu adalah salah satu bentuk ciptaan tuhan yang paling indah. Namun di balik keindahannya, kupu-kupu harus melalui fase kehidupan yang cukup keras karena berubah-rubah bentuk dan mengalami masa sulit terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa menjadi kupu-kupu yang cantik.

"Gimana ya rasanya bisa terbang seperti kupu-kupu" ucapnya sambil memperhatikan kupu-kupu yang hinggap di jari telunjuknya.

"Kenapa kamu sangat menyukai kupu-kupu Dara?" Tanya Alisia teman sekaligus sahabat dekatnya Dara dari sejak mereka berdua masi duduk di bangku kelas 1 sekolah menengah pertama (Smp).

Mendengar seperti ada yang menyebut namanya Dara mendongakkan kepalanya untuk melihat suara yang sangat ia kenali itu, Dara tersenyum saat melihat Alisia sudah duduk berjongkok di sebelahnya dan juga melihat beberapa kupu-kupu.

"Karna Kupu-kupu melambangkan perjalanan yang penuh perjuangan hingga mencapai bentuk yang indah" Jelas Dara sambil tersenyum melihat Alisia yang sedang menatapnya sambil mendengarkan alasan dari sahabatnya itu.

"Umm, yasudah kalo gitu aku tidak akan menanyakannya lagi, karna percuma aku tetap tidak akan mengerti" Alisia bangkit dan menundukkan kepalanya melihat Dara yang masih jongkok dibawah.

"Suatu saat kamu pasti akan mengerti makna dari kupu-kupu itu Sia"

"Baiklah, baik kalau gitu aku pamit pulang dulu ya ini udah sore, dan jangan lupa kalau kita punya janji besok ke toko buku Dar" ucap Alisia dan di angguki oleh Dara

Keesokan harinya Dara dan Alisia sudah berada di sebuah toko buku yang amat ramai di datangi banyak orang untuk apa? Ya tentu saja untuk membeli buku sekolah, buku pelajaran untuk kuliah, dan novel. Toko buku dengan bertema klasik ini sangat indah dan juga sangat rapi, bersih tidak ada satu titik debu pun yang terlihat di mata, suasana toko buku juga sangat nyaman, sangat jarang ia temui toko buku seperti ini.

"Dara aku kesana dulu ya mau mencari buku seni musik klasik" Dara mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban bahwa ia telah menjawab perkataan dari Alisia.

Dara menghela napas nya dan tersenyum mata nya menelusuri rak-rak buku yang tertata rapi dan tangan nya tertuju kepada Rak buku paling atas untuk mengambil buku namun tangan nya tidak sampai, karna buku itu berada sangat jauh dengan tinggi tubuh Dara yang hanya setinggi 159 Cm saja. Dara memaksakan diri nya dengan berjinjit untuk mencapai buku tersebut, tiba-tiba sebuah tangan mendahului tangan Dara untuk mengambil buku yang ia mau itu.

Dara mendonggakkan kepalanya dengan mulut sedikit terbuka saat melihat orang yang telah mendahului tangan nya untuk menggapai buku yang terletak sangat tinggi. Dara menelan saliva nya saat melihat orang tersebut, orang itu adalah seorang pria yang betubuh sangat tinggi tidak heran jika pria tersebut dengan mudah bisa mendahului Dara yang sedang kesusahan untuk mengambil buku sialan itu.

"Ini buku kamu" ucap Pria tersebut sambil memberikan buku yang ingin di ambil oleh Dara tadi.

Dara melihat buku yang berada di tangan pria tersebut lalu tatapan nya berganti melihat pria tersebut yang juga sedang menatap dirinya.

"Ini buku nya" ucap Pria itu sekali lagi sambil menggoyang-goyangkan buku novel bertulisan Butterfly oracle cards for live changes

"Eh iya, untuk kamu saja karna kamu yang sudah mengambil nya terlebih dahulu" ucap Dara setelah sadar dari lamunan nya.

"Saya tidak tertarik dengan buku ini, ini untuk kamu cepat ambil saya sedang terburu-buru" ucap pria dengan tubuh jangkung dan suara barinton yang telah mengambil buku yang sangat Dara inginkan.

"Ta...." Ucap Dara terpotong Karna pria tersebut memberikan buku itu dengan paksa ke tangan Dara sampai akhirnya Dara menerima buku tersebut.

Pria itu telah pergi dengan berlari sepertinya pria tersebut memang benar-benar sangat terburu-buru. Dara tidak sadar tersenyum menatap kepergian pria tersebut sampai sosok pria itu tidak terlihat lagi.

"Dara kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" ucap Alisia yang baru saja datang, Alisia mengikuti arah tatapan Dara yang ia lihat Dara hanya menatap pintu kaca transfaran.

Dara menggercapkan matanya saat melihat Alisia sudah berada di samping nya dengan tatapan bingung.

"Umm, aku engga kenapa-napa kok Sia, buku kamu sudah ketemu belum?" Tanya Dara mengalihkan pembicaraan agar Alisia tidak mengintrogasi dirinya.

Alisia memicingkan matanya menatap Dara sampai membuat Dara salah tingkah, sebab Dara sangat buruk dalam berhobong, jika Dara berbohong maka dengan cepat akan ketahuan karna Dara setiap kali berbohong selalu saja bertingkah aneh dan tidak berani menatap mata lawan bicaranya.

"Tadi aku bertemu dengan pria tampan dan dia mengambilkan buku ini untukku" ucap Dara sambil menundukkan kepalanya untuk menutup wajah nya yang telah memerah karna sedang menahan malu.

"Oohhhhh, jadi Fifol Dara ini sudah pandai dalam percintaan, aku tegaskan kepadamu Dara untuk tidak dengan mudah jatuh cinta kepada pria asing yang baru saja kamu temui. Karna Sifat pria itu tidak bisa kita nilai dengan covernya"

Dara menatap Alisia dengan takut-takut, alis nya mengerut dan ia menelan saliva nya dengan susah payah.

"Sia, aku tidak jatuh cinta kepadanya, aku hanya di tolong dengan nya untuk mengambilkan buku ini saja, dan aku tidak sempat mengucapkan terimakasih kepadanya karna pria itu seperti sedang terburu-buru" jelas Dara sambil menunjukkan buku Novel yang ada di tangannya.

Alisia tidak bisa menahan tawa nya karna di matanya Dara sangat menggemaskan ketika menjelaskan semuanya kepada dirinya. Dara itu adalah gadis polos yang tidak pernah mengenal cinta seorang pria selain Ayah nya sendiri, pacaran saja Dara tidak pernah oleh karena itu Alisia sangat senang telah menggoda sahabatnya itu.

Dara menatap heran Alisia yang sedang tertawa, lalu mata Dara melihat sekitarnya takut orang akan menegur mereka karna Alisia telah memberikan suara yang mungkin akan mengganggu pembeli lain yang sedang fokus dalam memilih buku.

"Sia, jangan berisik nanti kita akan di usir" ucap Dara dengan suara berbisik.

Alisia tersenyum memperlihatkan deretan gigi nya, lalu merangkul Dara dan membawa nya kekasir untuk membayar buku yang telah mereka beli tadi.

🦋🦋🦋

-maaf jika ada typo bertebaran.
-jangan lupa Vote & komen.

FIFOLDARA🦋 [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang