Bab 4🦋

61 51 30
                                    

Minggu 11 September 2022.

Dara sedang joging di pagi hari seorang diri dia hanya berlari di seputaran komplek rumah nya saja, Langkah kaki Dara terhenti ketika ia melihat seekor kupu-kupu tidak bisa terbang di jalanan dan hati kecil Dara berkata bahwa ia harus membantu kupu-kupu itu agar bisa terbang kembali dan tidak membiarkan kupu-kupu malang itu berada di atas aspal takut nanti terlindas oleh kendaraan yang berlalu lalang.

Dara mendekati kupu-kupu tersebut dan berjongkok tangan nya dengan hati-hati menggapai kupu-kupu tersebut namun sepertinya kupu-kupu itu tidak sedang berada dalam kondisi sekarat. Karna insting kupu-kupu lebih kencang dari pada manusia ia bisa mengetahui bahwa ada musuh di belakangnya dan kupu-kupu itu akan terbang sejauh mungkin.

Dara mendonggakkan kepala nya menatap kupu-kupu yang sudah terbang jauh darinya, Dara tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu ia kembali berdiri dan melanjutkan aktifitas joging nya yang terhenti dalam beberapa menit karna kupu-kupu.

"Barang-barang nya taro di dalam aja ya pak"

Dara menghentikan langkah nya tepat di depan rumah minimalis ia melihat ada orang mengangkat barang-barang furniture rumah, sepertinya Dara akan memiliki tetangga baru karna rumah tersebut telah lama kosong dan saat ini Dara melihat ada orang disana. Seorang Wanita paruh baya melihat ke arah Dara yang berdiri tepat di depan rumah nya sampai membuat Dara gelagapan seperti orang yang habis ketahuan mencuri.

"Nak apa yang kamu lakukan disana?"

Mendengar suara wanita paruh baya itu Dara menelan saliva nya lalu melihat ke kanan dan kiri, Dara menghela napas nya ia tidak mengerti ada apa dengan dirinya kenapa ia tidak bisa berkata apa-apa padahal ia sedang tidak mencuri.

Wanita paruh baya itu menghampiri Dara dan berdiri di depan pagar tepat di belakang pagar rumah nya Dara berdiri.

"Nak kenapa kamu berdiri disini? Dan kenapa wajah mu menegang apa yang salah?"

"E-gapapa tante, saya tadi habis joging dan ngelihat rumah ini seperti ada orang padahal sudah lama kosong"

"Ah seperti itu, kami baru saja membeli rumah ini dan akan pindah kesini hari ini"

Dara mengangguk dan mata nya memandangi sekitar rumah tersebut.

"Rumah kamu dimana nak?"

"Rumah saya disitu buk yang warna putih campur abu-abu"

Wanita paruh baya itu mengikuti arah yang tunjuk oleh Dara lalu matanya kembali menatap Dara.

"Nak kamu anak nya ibu Clarissa Jovanka dan bapak Galih Samudra bukan?"

Dara terlihat tampak terkejut sebab wanita paruh baya itu mengetahui kedua orang tua nya. Sepertinya wanita paruh baya itu merasa peka akan perubahan dari wajah Dara yang memasang wajah bertanya.

"Saya sahabat dari ibu kamu nak, nama saya Anasta putri panggil saja tante Nasta" ucap Tante Nasta dengan sangat ramah.

"Salam kenal tante nama saya Fifol Dara yang arti nya Kupu-kupu dalam bahasa Anglo Saxon, tante bisa memanggilku Dara"

Tante Nasta tersenyum dan menghela napas nya.

"Dara ayok sini masuk jangan berdiri disini enggak enak"

"Ah gausah tante saya mau langsung pulang aja, soalnya saya mau mandi gerah sekali baru selesai joging pagi"

"Baiklah, jangan lupa main kerumah tante ya dan ajak ibumu"

"Baik tante"

🦋🦋🦋

Dara kembali kerumah nya dan memasuki pintu utama ia melihat ibu dan ayah nya sedang menonton televisi di ruang keluarga.

"Dara, kamu kembali?" Tanya ibu Dara yang bernama Clarissa Jovanka.

"Iya Ma, Oh iya Ma tadi Dara lihat rumah depan udah ada orang nya"

"Masa sih?" Tanya Ayah Dara dengan serius sambil mengubah posisi duduk nya.

Dara berjalan mendekati kedua orang tuanya dan ia duduk di atas ambal.

"Tadi Dara bicara dengan tante yang baru pindah itu, dan kata tante itu dia sahabat nya Mama nama nya Anasta Putri"

Mendengar penjelasan dari Dara kedua pupil Clarissa nembulat karna ia terkejut.

"Benarkah? Itu beneran Nasta? Astaga jika benar itu Nasta aku akan sangat senang karna kita sudah 2 tahun tidak bertemu"

"Mungkin saja benar Ma, coba nanti kamu berkunjung deh kerumah depan" kata Ayah sambil menyeruputi kopi nya.

"Yasudah Dara mandi dulu ya Ma, Pa"

Sekarang sudah jam 12:00 Pm. Sudah waktu nya untuk makan siang, Dara dan keluarganya sedang berada di ruang makan mereka saling menyantap makanan masing-masing tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Tingnung! Tingnung! Tingnung!

Terdengar suara bel rumah Darah di tekan secara 3 kali oleh seseorang lalu Dara memutuskan untuk membuka pintu dan melihat siapa tamu yang berkunjung ke rumahnya di jam makan siang seperti ini.

Ketika Dara sudah membuka pintu ia di kejutkan dengan kemunculan Nanda di depan rumah nya dengan membawakan sekotak makanan di tangannya. Bukan hanya Dara saja yang terkejut tetapi sama dengan Nanda ia juga sama terkejut seperti Dara.

"Kamu wanita yang waktu itu kan?"
"Nanda, kamu ngapain disini?"

Sepeti itulah pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulut mereka secara bersamaan.

"Aku baru pindah di rumah depan" ucap Nanda sambil menunjuki rumah minimalis yang berada di depan rumah Dara.

"Jangan bilang kalau kamu anak nya tante Nasta?"

Nanda terkejut setelah mendengar ucapan dari gadis itu.

"Bagaimana kamu tau Mamaku?"

"Hahaha, jadi benar kamu itu anak nya tante Nasta, aku tadi pagi setelah pulang joging bertemu dengan Ibumu dan kami saling mengobrol dan ternyata ibumu adalah sahabat Mamaku" jelas Dara dengan senang hati sambil bersedekap.

"Ooh, ini ada sedikit makanan yang diberikan Mamaku"

Nanda memberikan Sekotak Makanan yang ia pegang tadi kepada Dara, lalu Dara dengan senang hati menerima Sekotak makanan tersebut sambil tersenyum.

"Terimakasih ya"

Tanpa menjawab ucapan terimakasih dari Dara terlebih dahulu Nanda langsung pergi begitu saja dari rumah Dara. Dara terlihat terkejut dengan sikap aneh Nanda tapi Dara mencoba untuk menghiraukan itu semua dan lebih memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah nya.

"Mama Papa, tadi anak nya tante Nasta bawain ini dan katanya ini pemberian dari Mama nya"

"Apa itu sayang coba bawa kesini" ucap Mama Clarissa penasaran.

Dara pun membawakan Sekotak makanan itu dan menaruh nya di atas meja lalu membukanya dengan lembut.

"Ternyata isi nya Bihun goreng"

"Taro ke dalam piring untuk Papa Dara" ucap Papa yang sudah tidak sabaran ingin memakan Bihun goreng yang sangat menggoda itu.

"Tapi kan Papa baru selesai makan nasi, apakah Papa tidak merasa kenyang?" Tanya Dara terkejut melihat Papa nya yang belum juga merasa kenyang.

"Tidak, Papa masi laper kan perut Papa perut karet Hahaha"

Mereka bertiga saling tertawa mendengar jokes yang di berikan oleh Galih Samudra Ayah tercinta dari Fifol Dara.

🦋🦋🦋

-Jangan lupa Vote & Komen.
-Maaf Typo Bertebaran.

FIFOLDARA🦋 [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang