Bab 2🦋

97 54 74
                                    

Bughh! Bughh! Bughh!

Jalanan sedang di penuhi dengan masyarakat yang sedang menonton dua laki-kaki sedang beradu jotus dan tidak ada satu orang pun yang memisahkan keduanya. Dara dan Alisia sedang berjalan menuju ke sebuah Cafe tapi mata mereka tidak sengaja melihat kerumungan orang-orang dan ada juga yang berteriak seperti suara seorang wanita.

"Sia, itu kenapa ya kok pada berkerumungan gitu, jangan-jangan ada kecelakaan"

"Ayuk kita lihat"

Dara dan Alisia berlari sambil bergandengan tangan untuk melihat ada kejadian apa di balik kerumungan itu. Mereka berdua kesulitan untuk melihat ke dalam kerumungan tersebut sebab tidak ada celah untuk mereka masuk dan di sekitar mobil polisi juga tidak terlihat. Harusnya jika ini ada kecelakaan bukankah polisi juga harus berada disini untuk mengamankan lalu lintas? Ide bagus yang terlintas di otak Dara ia membunyikan sirine polisi yang ia hidupkan dari youtube sampai membuat semua orang memberikan jalan kepada mereka berdua.

Alisia melihat Dara dengan terkejut sedangkan Dara hanya tersenyum tanpa dosa dan menarik Alisia untuk mendekati penyebab masyarakat berkumpul disini.

Ternyata dugaan mereka berdua tentang kecelakaan itu salah besar, tapi yang membuat masyarakat berkumpul adalah kedua pria yang sedang beradu jotos sampai mengeluarkan percikan darah.

"Bubar! Tolong kalian semuanya bubar jangan berkerumungan seperti ini jika tidak ingin membantu. Kalian hanya menghambat lalu lintas saja dan membuat kemacetan." Teriak Dara untuk menyuruh masyarakat bubar agar lalu lintas lain bisa berkendara dengan mudah, namun tidak ada satupun yang mendengarkannya.

"Dara, kita pergi aja yuk engga usah ikut campur ini bukan urusan kita dan kita juga engga kenal sama dua orang ini" ucap Alisia yang sudah sangat ketakutan

"Alisia, aku engga bisa ngebiarin ini terjadi begitu saja karna aku itu mahasiswi hukum jadi aku harus menghentikan semua ini"

"Tapi Dara, aku mohon jangan terlibat dengan masalah orang ini, seperti nya mereka adalah gengster aku takut"

"Tenang saja Alisia, aku pernah bertemu dengan satu pria ini" ucap Dara penuh percaya diri.

"Ah terserah mu saja, semoga kamu tidak akan menyesali keputusan mu itu Dara" ucap Alisia pasrah dan beberapa kali menghela napas nya.

"BERHENTI!"

Teriakan yang keluar dari mulut gadis cantik dengan tinggi hanya 159cm dan bertubuh kurus itu mampu membuat semua orang yang sedang menyaksikan perkelahian itu terdiam. Bukan hanya semua orang yang sedang menyaksikan perkelahian saja yang terdiam, tapi yang menyebabkan kerumungan tersebutpun ikut menghentikan aksi saling adu jotos mereka. Siapa gadis itu? Siapa lagi kalau bukan Fifol Dara gadis cantik betubuh kurus dan tinggi hanya 159cm tapi mempunyai suara melengking jika ia berteriak.

"Siapa kamu, berani-beraninya kamu berteriak, jangan ikut campur kamu gadis kecil" ucap seorang pria dengan rambut ponytail dan mendekati Dara yang sudah mematung di tempat. Pria tersebut menatap Dara dari ujung kaki sampai tatapannya berhenti di kening Dara.

"Tolong jangan berkelahi disini, ini jalan umum bukan tempat kalian untuk saling beradu jotos" ucap Dara dengan suara bergetar

Pria itu tersenyum smirk setelah mendengarkan ucapan yang gadis itu keluarkan. Pria tersebut memegangi dagu Dara lalu menatap Dara sambil tersenyum yang membuat jantung Dara tidak henti-hentinya berdetak sangat cepat.

"Perkenalkan nama saya Byron Donovan" ucap nya sambil tersenyum

"Aku tidak menanyakan namanu"

"Hey, gadis cantik aku bermaksud baik kenapa kau menjawabku seperti itu hm?"

Bughh!

Satu tonjokan mendarat di tulang pipi Byron hingga membuat Byron tersungkur sampai kepalanya membentur road barrier pembatas jalan yang bewarna oren. Kedua pupil mata Dara membulat saat melihat Byron sudah tak sadarkan diri tegeletak di atas aspal dengan kepala sedikit mengeluarkan darah, lalu Dara menatap orang yang meninju Byron dan orang itu adalah orang yang ia temui ketika di toko buku minggu lalu.

Pria tersebut terlihat sedang mengatur napas nya dengan dada naik turun, wajah pria tersebut penuh dengan luka luka dan ujung bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar. Dara menelan saliva dan meringis saat melihat keadaan pria itu yang sangat jauh berbeda dari yang ia temui minggu lalu yang terlihat sangat rapi namun sekarang malah terlihat berantakan.

"Byron!" Teriak seorang wanita dan berlari tergesa-gesa mendekati Byron

"Ck! Dasar wanita jalang! Urus saja sana pria mu dan hubungan kita berakhir sampai disini" teriak pria tersebut dengan tatapan mematikan.

Dara tanpa sadar menarik tangan pria yang ia temui di toko buku minggu lalu dan membawanya ke sebuah taman, sampai membuat pupil mata Alisia melotot karna ia terkejut dengan perbuatan yang sangat nekat sahabat nya itu, Alisia tidak mengikuti Dara karna ia sendiri takut jadi ia memilih untuk kembali kerumah sendirian.

Pria tersebut menghempaskan tangan Dara dengan kasar sampai membuat Dara meringis, Pria tersebut menatap Dara sangat tajam dengan rahang yang mengeras.

"Siapa kamu berani sekali menarik tanganku" tanya pria tersebut masi dengan tatapan tajam dan dengan nada bicara menaik.

"Perkenalkan nama saya Fifol Dara yang artinya adalah Kupu-kupu dalam bahasa Anglo Saxon" jelas Dara dengan bangga dan tersenyum. "Lalu siapa namamu? Kita pernah bertemu minggu lalu di toko buku jika kau lupa"

Pria tersebut memejamkan matanya sebentar dan menghela napasnya lalu menjilati ujung bibirnya yang terluka sambil meringis.

"Oih, bibir mu terluka" ucap Dara dan dengan reflek memegangi ujung bibir Pria itu sampai mata mereka saling bertatapan, Tidak dengan waktu lama pria tersebut langsung menepis tangan Dara lalu membuang wajah nya dari hadapan Dara.

"Maaf, oh iya minggu lalu aku belum mengucapkan terimakasih kepadamu karna telah membantuku mengambil buku, terimakasih ya" ucap Dara tersenyum sambil memainkan jari-jarinya.

"Ngapain kamu membawaku kesini" Ucap pria itu sampai membuat Dara tersadar.

"Aku mau mengobati wajah mu, takut nanti akan terjadi infeksi" ucap Dara dengan raut wajah khawatir.

"Jika kamu ingin mengobatiku, maka lakukanlah jangan bertele-tele" ucap nya dingin dan memutar mata malas.

Dara menelan saliva nya lalu mengambil p3k dari dalam tasnya. Dara selalu menyediakan p3k di dalam tasnya untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirinya.

"Maaf aku izin menyentuh wajahmu" ucap Dara meminta izin terlebih dahulu sebelum dirinya dengan lantang mengobati wajah pria itu.

Tangan Dara dengan pelan menyapu kapas yang telah menyatu dengan alkohol cairan yang digunakan sebagai antiseptik (membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme), untuk membersihkan luka dan pembersih alat-alat medis. Pria tersebut meringis ketika Dara tidak sengaja menekan kapas tersebut di area yang luka nya cukup menyakitkan.

"Sudah selesai" ucap Dara sambil membereskan alat P3k miliknya.

"Thankyou" ucap pria tersebut sambil memegangi wajah nya dan menatap Dara.

"Sama sama, oh iya siapa namamu? Aku tadi bertanya tapi kamu tidak menjawabku, sangat aneh bukan jika aku sudah menolong mu tapi aku tidak mengetahui namamu"

"Nama ku Yunanda Aldebaran"

"Oohhh jadi aku memanggilmu Yuna saja" ucap Dara sambil tersenyum dan membuat Yunanda mengerutkan kening nya.

"Ehh, jangan memanggilku seperti itu aku tidak menyukainya, nama Yuna terlihat sangat tidak cocok denganku itu seperti panggilan untuk anak perempuan, cukup memanggilku dengan sebutan Nanda saja"

"Ah baiklah Nanda" ucap Dara sambil tersenyum.

🦋🦋🦋🦋

-maaf jika ada typo bertebaran.
-jangan lupa vote & komen.

FIFOLDARA🦋 [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang