Hari ini / 3 bulan setelah pukulan berubah jadi pelukan.
"Jonnaa.. aaghh.."
Dave menggigit bibirnya sekuat tenaga, agar tidak ada desahan yang berhasil keluar.Tapi sayang sekali, gagal.
Milik Jona yang terus menghentak dengan konstan, membuat seluruh tubuh Dave diluar kendali.
Bahkan sekuat apapun Dave menggigit bibirnya, itu tidak membantu untuk meredam nama Jona dalam setiap desahan yang terdengar.
"Dave...Aggh..kamu.. ugh..suka?" bisik Jona.
Tanpa menghentikan gerakan dibawah sana, Jona masih sempat untuk menanyakan hal yang sudah terlihat jelas di ekspresi wajah Dave. Ini memang yang dicari Jona. Semakin Dave terlihat malu, semakin Dave terlihat menggemaskan di mata Jona.
"Tutup mulutmu!" Kepalan tangan Dave menghantam cukup kuat di dada Jona. Akan tetapi tidak cukup kuat untuk membuat Jona berhenti walau hanya jeda.
"Aduh!" Dalam kondisi seperti ini, Dave masih punya tenaga untuk memukul Jona dengan kuat.
Dave tidak pernah berubah, saat malu dia akan memberikan reaksi marah.
"Jona Agghh.. Lakukan saja..Ahh.." Dave yang dari awal memejamkan mata sekarang wajahnya menjadi sangat merah.
"Jangan.. aghh..uchh..banyak.. aghh..bicara" kalimat Dave putus-putus.
Tanpa Dave duga, Jona menghentikan gerakannya.
Seketika membuat Dave membuka matanya,
"Ada apa?" Tanya Dave dengan wajah tidak senang walaupun nafasnya masih tersengal.
Tapi disisi yang lain, Jona dengan nafas terengah menghapus keringat di kening Dave sampai rambut basah Dave tersibak. Aroma maskulin yang memenuhi indra penciuman Jona, membuat dia Semakin bergairah. Senyum kecil menghiasi wajah Jona, dia menatap Dave dengan mata berbinar. Menelusuri setiap sisi wajah kekasihnya.
Belum.. dia belum resmi jadi kekasihnya. Tapi Jona bisa pastikan, dia mendapatkan ijin untuk melakukan semua ini. Jika tidak, pasti dia sudah di hajar habis oleh Dave.
Dave yang terbius dengan tatapan mata Jona, sudah tidak bisa membendung gejolak gairah di dalam dirinya.
"Ada apa?" ulang Dave.
"Jawab aku, kamu suka? Kalau nggak dijawab aku ber."
Belum sampai Jona menyelesaikan kalimat tidak penting itu. Dave mengambil langkah yang membuat Jona lebih bersemangat. Dave menarik leher Jona dengan kasar, menjawab dengan jujur tepat di depan bibir Jona.
"Aku suka."
Dilanjutkan dengan ciuman kuat dan dalam.
Jona mempercepat gerakannya dan jari-jari Dave mencengkeram kuat punggung Jona. Mungkin keesokan paginya akan ada banyak bekas cakaran di punggung Jona. Tenang saja Jona menunggu hari ini tiba ,jadi hanya punggung yang tercakar bukan sebuah masalah besar.
Mata Dave yang terpejam, wajah yang merona merah dengan keringat yang membuat rambutnya basah. Dave punya ekspresi dan desahan yang sexy untuk membuat gairah Jona semakin tidak terbendung. Yang membuat hentakannya cepat dan semakin cepat.
Jona belum pernah menginginkan seseorang seperti dia menginginkan Dave. Dan Dave belum pernah menerima seseorang masuk dalam hidupnya, seperti dia menerima Jona.
Mereka yang dulu kalau bertemu selalu membuat keributan dan perkelahian. Sekarang mereka membawa keributan itu ke atas tempat tidur, karena mereka benar-benar berisik.
Ini mungkin karma untuk Dave, tapi ini seperti hadiah untuk Jona.
=============================================================
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Proof
General FictionCerita ini mengandung konten 18+ dan BL Dave Evano Gerard (Dave) Jonathan Ebrahim (Jona) Dua orang yang kalau berkelahi, membuat seluruh kampus heboh, dipaksa untuk selalu jadi satu kelompok. Dave suka sembarangan, suka membully, nggak peduli atu...