POV Jona
"Ok!! semua tugas udah selesai " seru Nelly.
"Punya kalian udah selesai semua?" Tanyaku pada Bale dan Nelly.
"Udah dong.. kami pasangan productive" Balas Bale.
"Iya.. ok.. ok.. yang udah jadian.. " ledek ku.
Dimana lagi si Dave? Aku nunggu dia buat bikin tugas. Akhirnya Dave dan dua temannya datang duduk bersama kami di kantin.
"Kemana aja? Tugas gimana tugas?" tanyaku cemberut.
"Sssttt berbisik." jawab Dave kasar.
Dia membuka laptopnya, dan menunjukan tugas.
"Ini udah aku buat semua, kamu tinggal nambahin sedikit"
"Hah? kamu kerjain semua?" Mataku melebar tidak percaya.
"hmm.."
Aku melihat sekilas, ini sudah dikerjain sampai selesai hanya tinggal di edit formatnya.
Tiba-tiba Dave berdiri.
"Hei, mau kemana lagi ?" Ni anak barusan sampai udah mau ngilang lagi.
"Aku ada kelas."
"Kelas? " Lah kita kan satu kelas terus.
"Iya kelasnya Bu Sasa bentar lagi masuk. Ayo." Jawab Dave singkat, lalu pergi di ikuti Raffa dan Alby. Aku masih bengong saling memandang dengan Bale dan Nelly.
Ada apa denga Dave? kenapa dia ? Salah minum obat? apa gagar otak?
Aku memutuskan untuk belajar di perpustakaan. Bale dan Nelly terlalu cerewet, aku memilih untuk belajar sendiri ditempat tenang. Aku nggak ngerti mata kuliah mateko ini, aku benar-benar membenci angka. Aku pikir saat aku masuk jurusan ekonomi aku nggak akan ketemu matematika model matrik-matrik begini.
"Sumpahhh aku ga paham!" Aku menggaruk kepalaku yang nggak gatal.
"Jangan berbisik." Sebuah suara menegurku.
Iya memang aku ada diperpustakaan, jadi nggak boleh berisik, tapi ini menyebalkan.
"Iya maaf" Aku tidak tahu siapa karena antar meja ada skat cukup tinggi.
"Ini apa sih.. matrix apa? ya Tuhan.. " Aku mengacak rambutku lagi.
"Di bilang Jangan berisik." suara itu muncul lagi, dengan peringatan yang sama.
Aku melihat wajah Dave muncul dari balik sekat kayu antar meja.
"Kamu ngapain? diperpustakan?" aku tidak percaya melihat Dave di perpustakaan.
Dia hanya melihatku dan melihat ke arah bukuku.
"Udah bisa belum?" tanyanya.
Aku menggeleng.
Dia mengambil buku ku dan mencoret-coretnya.
"Gitu cara ngerjainnya.." Dia menunjukan halaman buku yang dia coret-coret.
"Asal ya ?" tanyaku.
"Sialan! terserah percaya apa nggak" Dave melempar bukuku ke meja, lalu pergi.
Waktu dikantin aku bertemu dengan Bale.
"Bal.. ini bener gini?" Aku menunjukan jawaban Dave.
"Wuih bener.. keren" Wajah Bale bangga.
"Ini bener?" Aku malah memasang wajah bingung.
"Iya.."
"Ini Dave yang ngerjain.." Kataku.
"Hah? Jangan becanda?" saut Nelly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Proof
General FictionCerita ini mengandung konten 18+ dan BL Dave Evano Gerard (Dave) Jonathan Ebrahim (Jona) Dua orang yang kalau berkelahi, membuat seluruh kampus heboh, dipaksa untuk selalu jadi satu kelompok. Dave suka sembarangan, suka membully, nggak peduli atu...