POV Jona
Dave memojokanku di ujung Sofa.
"Dave! Stop! Pulang sana kalau sudah sehat!" bentak ku. Tapi aku tidak mendorong dia sama sekali.
"Kamu bilang apa tadi? Kalau orang lain yang sakit. Kamu akan bertindak yang sama?"
"Kenapa masih membahas itu?"
"Aku akan membunuh orang itu."
Melihat ekspresi wajah Dave, dia tidak sedang becanda.
"Hah?!"
"Kamu milik ku." ucap Dave kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah ku.
"Milikmu? Itu enam tahun yang lalu. Sekarang tidak!" balasku.
"Jona.. Aku minta maaf.. Aku berulang kali meminta maaf.."
"Dan aku belum memaafkanmu." jawabku cepat.
"Katakan kamu tidak menginginkan aku? Katakan?" bibir Dave hanya berjarak beberapa senti dari bibirku.
Aku tidak bisa jelas melihat wajahnya, karena terlalu dekat. Tapi bibir Dave, sangat menggodaku. Ada aliran panas tiba-tiba mengalir diseluruh tubuhku.
"Jona.. Katakan kamu tidak meng.."
Belum sampai Dave menyelesaikan kalimatnya. Bibirku sudah mendarat dengan kasar di bibir Dave.
Ciuman yang aku rindukan selama enam tahun.Ditengah ciuman kami, tiba-tiba aku tersentak. Kesadaranku kembali,
"Berhenti." Aku mendorong tubuh Dave.Dave tidak dengan mudah diminta berhenti. Dia kembali menekan bibirnya ke bibirku. Dan ciuman itu dimulai lagi.
"Aku belum memaafkan mu" aku berusaha mengucapkan ditengah ciuman kami.
Dan kalimat itu membuat Dave berhenti. Dengan terengah dia meletakkan kepalanya di dadaku.
"Apa yang harus aku lakukan? Agar kamu memaafkanku." tanyanya."Tidak tahu." jawabku cepat.
Saat aku memaafkannya, kami akan kembali bersama lalu jika dia dia tiba-tiba menghilang lagi. Apa yang harus aku lakukan?
Aku tidak ingin terluka lagi, aku tidak siap kehilangan dia lagi. Apa aku bisa bertahan jika kali ini dia meninggalkan aku lagi?
Bahkan sampai detik ini aku belum dapat penjelasan yang masuk akal, kenapa selama ini dia pergi? Dia tidak memberi kabar? Dia tidak kembali sesuai janji?
Orang yang tidak pernah peduli bagaimana perasaan ku selama 6 tahun terakhir, apa masih pantas di maafkan?"Meong.. Meong.." Suara Sun menyadarkan kami dan membuat kami saling menjauh.
"Aku hanya akan membantumu di kantor satu tahun, Itu perjanjianku dengan papa Raffa."
"Aku benar-benar tidak bisa dimaafkan?"
"Aku tidak tahu bagaimana cara memaafkanmu." Kataku sebelum pergi meninggalkan Dave ke kamar tidur.
Setelah kejadian itu, kami sangat jarang bertemu. Kami bekerja seperti biasa. Tidak ada pembahasan pribadi diantara kami berdua. Semua yang kami bahas adalah urusan perusahaan. Saat aku bertemu mama, dia juga tidak pernah bertanya tentang Dave.
Begini saja, aku sudah merasa kesepian. kedekatan yang hanya sebentar itu membangkitkan semua kenangan. Dan sekarang aku sudah merasa kehilangan dia.
Waktu berjalan cepat saat aku berharap dia melambat.
Aku datang ke ruangan Dave membawa surat pengunduran diri.
"Hmm.. sudah satu tahun.. " komentar Dave dengan senyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Proof
General FictionCerita ini mengandung konten 18+ dan BL Dave Evano Gerard (Dave) Jonathan Ebrahim (Jona) Dua orang yang kalau berkelahi, membuat seluruh kampus heboh, dipaksa untuk selalu jadi satu kelompok. Dave suka sembarangan, suka membully, nggak peduli atu...