POV Jona
Aku mengguncang tubuh Dave.
"Dave.. Dave.. "
Saat aku sentuh kening dan lehernya, aku baru ingat iya dia demam.
Aku menggendong dia masuk ke rumah,
"Mama! tolong ma!" aku berteriak memanggil Mama.
Mama tergesa-gesa berjalas ke arah ku.
"Ada apa? Siapa ini Jona ?"
"Ma.. Tolong.. nanti Jona jelasin. Dia pingsan, demam."
Aku membaringkan Dave di atas kasur ku. Dan memberi sedikit minyak kayu putih di hidungnya. Beberapa saat dia sadar,
"Dave.. kamu udah sadar?"
Dave tidak menjawab, hanya menggerakan sedikit tubuhnya. Matanya juga masih tertutup.
Mama datang membawa thermometer, setelah di ukur ternyata demamnya cukup tinggi 38.
"Jona kamu lepas bajunya, mama siapin air hangat."
"Iya.." Aku nurut aja.
Mama keluar kamar dan aku sibuk melepaskan baju Dave, Tapi tidak semudah itu. Walaupun dia sedang sakit dia bisa melawan, lebih tepatnya menghindari.
"Dave.. Sebentar.. lepas bajumu Sebentar.. " Aku mengangkat kaosnya dari perut sampai ke dada, dia merubah posisi tidurnya membelakangiku.
"Hnnngg.. ngga.."
"Dave.. sini.. " Aku menarik tubuhnya, keposisi semula.
"Sebentar, lepas dulu kaosmu.."
Akhirnya aku bisa melepas bajunya. Dan ini pertama kali aku melihat Tatto di pundak sampai punggung Dave. Tatto yang feminim untuk dimiliki seorang Dave, bunga dan kupu-kupu.
Setelah berhasil melepas baju dan celananya, dan yang tersisa hanya boxer. Aku membersihkan tubuh Dave dengan air hangat dan handuk yang tadi mama berikan. Aku harus membasuh seluruh tubuh Dave.
"Jona.. kalau sudah Selesai, minumkan paracetamol ini. Lihat jam berapa, biar nanti bisa kita lihat perkembangannya."
"Iya ma.."
"Mama setting ac kamamrmu 22, Jangan di dinginkan atau kamu matikan. Dia butuh kondisi ruangan sejuk untuk bisa tidur."
"Makasih Ma.."
"Dan setelah semua Selesai, temui mama dibawah. Mama mau tahu apa yang terjadi."
"Iya.."
Mama meninggalkan kamarku.
Aku membersihkan bagian wajah Dave. Menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Melihat dia dalam keadaan tidur tenang seperti ini, membuat dia terlihat manis. Aku bisa melihat setiap inci wajah Dave, dia cantik. Alis yang tebal, bulu mata yang lentik , hidung mancung, bibirnya saja cantik. Kenapa orang punya wajah seperti malaikat begini bisa punya kelakuan seperti setan. Aku melihat luka di ujung mata, bibir dan pipi. Mungkin ini bekas luka setelah di pukul ayahnya.
Dave memiliki kulit putih, tubuh yang proposional,walaupun tidak memiliki sixpack tapi perutnya rata. Yang menarik perhatianku adalah tattoo, dari bahu depan sebelah kanan sampai ke punggung. Dengan gambar kumpulan bunga mawar yang penuh daun dan duriseperti menjalar dari depan bahunya hingga ke punggung dan seekor kupu-kupu. Aku tidak menemukan tattoo lainnya, hanya itu.
Setelah selesai, aku memakaikan kaos tipis seperti perintah mama, dan meminumkan paracetamol. Aku melihat ke jam dikamarku, menunjuk pukul sepuluh malam. Setelah semua selesai, seperti janjiku aku menjelaskan semua ke mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Proof
Ficción GeneralCerita ini mengandung konten 18+ dan BL Dave Evano Gerard (Dave) Jonathan Ebrahim (Jona) Dua orang yang kalau berkelahi, membuat seluruh kampus heboh, dipaksa untuk selalu jadi satu kelompok. Dave suka sembarangan, suka membully, nggak peduli atu...