#5

56 8 3
                                    

- AKAN KAH MENJADI AKHIR PERTEMUAN KECIL ?

beberapa hari yang mereka lewati sendirian maupun bersama hal yang baru mereka lewati tak terasa waktu sudah berjalan terlalu lama
hingga sang lawan sudah menumbuhkan rasa cinta nya kepada penduduk kecil, ya kalian tidak salah seorang prajurit yang mencintai seorang penduduk tidak lah salah bukan?

alarm sebuah desa berbunyi sangat lah keras
di kanan sudut maupun kiri, semua orang bergegas kembali mempersiapkan pertahanan
mencari alat bertahan diri, jika semua nya sudah lalu mereka datang dan mencari sekutu mana lagi yang akan menjajah daerah ini??

qian yang nampak panik segera berlari kepada lelaki itu dan menanyai perihal apa yang terjadi

" sicheng kumohon ini ada apa kembali?? " terengah engah melontarkan pertanyaan ini

" akan ada suatu peperangan kembali " jawabnya tegas dan memberikan tahu intruksi dan memimpin pasukan desa itu tuk maju ke medan perang

setelah sampai menyampaikan amanat nya sicheng berburu buru bertemu dengan qian dan mengucapkan kata kata.

" Qian ikut aku , di sini sudah tidak ada zona selamat kembali " sebelum qian menjawab pertanyaan ini sicheng berburu memegang erat tangan qian dan berlari menuju pintu keluar lain nya di desa ia mengitari kawasan dan mencari tempat yang aman tersebut yang di kira tidak ada sekutu lain nya tahu dengan tempat ini

ia terengah engah dengan berjalan ini cukup cepat juga , namun ini demi keselamatan hidup nya , ia di dudukan di bawah pohon dan di tepi tak jauh ada jurang yang begitu dalam.

ia menyiapkan diri dan senjata tempur nya , lalu mengendap ngedap kanan kiri lantas ia mendekati qian yang tengah terduduk dan menatap nya, " seperti nya ini akan menjadi peperangan yang panjang , ku mohon jaga diri qian " mendekati wajah qian dan mengecup bibir nya singkat lalu berdiri tegap dan meninggalkan tempat yang tengah di jemahi nya qian.

" aku akan selalu mencintaimu Qian!! " kini punggung sicheng yang telah berganti menjadi rerumputan yang menjulang tinggi. apakah ia bisa bertemu kembali dengan lelaki ini mohon untuk sekali lagi ini

rintikan air mata yang sedikit mengalir dengan keadaan hati yang begitu kosong tidak ada siapapun hanya ia mempunyai sebuah satu pisau yang di beri nya.

sicheng yang pendiam kini telah menjadi aktif setelah bertemu dengan lelaki manis nan pendek itu , meskipun ia pergi ke medan perang untuk membunuh musuh tetapi ia memiliki misinya tersendiri.

ini adalah sicheng yang hebat ia melakukan pekerjaan nya dengan hebat di medan perang

pertama nya pasukan musuh membombardir posisi itu seorang prajurit terkubur di dalam tanah , sicheng bergegas dan mendekati prajurit nya dan menggali demi menyelamatkan nyawa nya sekeras yang dia bisa.

petugas medis tiba di tempat suara prajurit yang terluka di selamatkan ini hanyalah awal dari sebuah peperangan , yang luar biasa di media perang tak lama setelah itu sicheng dan kawannya di beri tugas tuk mengintai musuh dalam posisi musuh mereka melihat banyak bom gas situasi nya mendesak mereka harus kembali ke kemahan nya dan melaporkan situasi nya.

tetapi sekarang mereka sudah terlihat untung nya sicheng melihat dengan tepat waktu dan mendorong teman nya langsung ke bawah sehingga sicheng yang mendapatkan ujur luka dari peluru di bagian lengan kiri nya.

jadi sicheng yang menyuruh teman nya dan mengeluarkan lalu mengambil kan masker gas nya menyuruh untuk kembali ke kemahan untuk memberi tahu rekan rekan nya.

teman nya yang berlari menuju perkemahan.
saat itu lah musuh mulai menembak peluru gas nya , peluru peluru itu meledak di udara dan dentuman besar sebuah tembakan kini sudah terdengar di telinga sicheng , dan gas sudah mulai cepat menyebar.

pada krisis saat ini rekannya berhasil kembali ke perkemahan ia berlari ke arah petugas
mengasihi tahu apa yang telah terjadi dan petugas langsung memahami apa yang dia katakan setelah mengenakan masker gasnya
petugas bergegas membunyikan alarm
untuk menginformasikan kepada para prajurit.

sicheng yang tengah mengobati tangan kirinya dengan kain lalu mengikatnya agar tidak kembali terbuka , lalu ia segera memasangkan masker gasnya dan bangkit kembali lalu ia segera berjalan cepat lalu mengintai adanya musuh di sekitar.

qian yang terlalu panik dengan suara dentuman kini sudah hampir mendekati nya , ia bangkit lalu ia perlahan berlari pada arah selatan jika ia mendengar kan apa yang sicheng ucapakan pada nya ' berjalan ke arah timur pasti kau akan selamat kali ini '

namun ia terlalu panik sehingga berlari menuju arah selatan , jika kau tahu bahwa apa yang saya katakan di selatan bawah tersebut terjumpai sebuah jurang yang curam dan dalam di dalam nya banyak bebatuan runcing suara menggema gua yang lembab.

Qian tidak tahu bahwa tepat di depan nya kini adalah tebing jurang yang sangat curam , ia tergelincir saat hendak berbelok arah tubuhnya yang sudah memasuki mulut jurang ia hanya bisa mengepalkan tangannya di batu tebing tersebut, batu tersebut lah yang menjadi saksi antara hidup dan mati qian di hari ini

jika waktu yang di peruntukan maka sekarang lah ajal menjemput nya , batu yang sudah tidak bisa menahan bobot tubuh lelaki mungil itu goresan pada tanah kering terdengar jeritan dan kata memohon yang menjulang kini ia sudah tak bisa berkata apapun tangan lentik manis nya kini sudah tergores dan berdarah perih dan letih ketika di ketahui nya

kini tubuh yang sudah jatuh perlahan ke dalam jurang ia sudah memejamkan matanya, mengepalkan tangan di atas dadanya ia sudah pasrahkan diri nya kepada takdir yang akan menemui nya , tubuh yang mengenai bebatuan runcing yang menembus tubuh nya dan kepala yang terbentur hebat kini hanya menyisakan saksian dan rintikan tangisan kecil lalu ia tersenyum dan " aku juga akan selalu mencintaimu sicheng." ia sudah tidak kuat kali ini untuk segera menutupi matanya yang sudah terlalu kuat hanya ingin menutup saja , perlahan matanya yang sudah mulai mengantuk dan menutup secara perlahan, biarkan lah qian yang tertidur lelah biarkan mimpi yang bisa menjadi kehidupan selanjutnya.

hingga saat sekarang sekutu musuhnya masih bertahan banyak , sehingga sicheng yang sudah tak terkendali dan lengah ia tak mendengar teriakan dari rekan nya di belakang sehingga satu petukan peluru mengenai perut nya dan sicheng yang terjatuh lemas ia lalu mendekati pohon rindang dan memegang erat dahan nya lalu tanpa di sengaja ada seseorang musuh yang mengintai nya di atas bukit dan tepat nya di bawah itu terdapat sicheng yang tengah mengumpulkan energi nya kembali.

Senjata tempur yang sudah di arahkan menuju arah sang lawan siap di pelatukan dan

DAR!!

DARR !!

nampak dua kali peluru mengenai kepala sicheng dan ia langsung terkurai lemas , darah yang begitu ber eceran di mana mana bau amis yang menjulang tangan nya yang sikap menutup sebagian luka tubuh nya terbaring air mata yang mengalir deras ia tak kuasa menahan rasa sakit ini kepala pening seperti jutaan peluru yang mengenai nya kini hanya yang sicheng bisa lakukan berdoa berdoa dan berdoa, " Qian semoga kita bisa di pertemukan di kehidupan selanjutnya , biarkan aku menatap mu lebih lama dan memeluk mu dengan erat "

Tertawa kecil dan mulai mengantuk berat kali ini ia akan tertidur pulas selama nya

dan sang pengintai musuh telah kabur dari ulah tempat kejadian perkara, dan kini hanyalah ada mayat dari prajurit sekaligus menjadi komandan pertempuran kali ini.

Mungkin jika sicheng tidak membawa qian menjauhi kawasan nya itu , mungkin sudah berbeda takdir nya.

.
.
.
.
.

[ Ya hanya dengan kekuatan vote , coment yang hanya bisa buat atmin bakal up cepat dan mungkin sertakan follow or mutual, agar kalian menjadi kapten terbaik di book ini, selamat membaca dan selamat tinggal ]

Reinkarnasi [ WINKUN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang