#2

130 16 1
                                    

- PETUNJUK ARAH

saat esok hari ia karena terlalu lelah untuk berjalan jauh kembali ia tertidur di bawah pohon rindang, sampai tidak tahu bahwa
di depan nya sudah ada seseorang yang
kemarin ia tak sengaja temui di kawasan perkemahan musuhnya.

sicheng yang sudah mulai kesal dengan temannya selalu saja ada kesalahan
ketika membidik sesuatu dari sudut apapun ayolah ini membutuhkan kesabaran bukan main lagi untuk kali ini , ia sudah lelah dan sicheng akhirnya pergi ntah kemana untuk menghilangkan rasa penat nya dan ia tertuju pada pohon rindang di tengah gurun sicheng sangat tertegun melihat nya.

saat ia mengelilingi sebuah pohon itu untuk melihat sesuatu nampak objek sangat familiar
tentu nya siapa lagi kalau bukan adik manis yang ia temui semalam itu bukan?? sicheng tidak peduli dengan apa konsekuensinya ia
tetap akan mendekati adik manis nya itu

qian yang terganggu dengan usapan lembut dari tangan sicheng lantas ia membuka matanya secara perlahan, dan saat pertama ia lihat hanyalah objek besar dengan wajah yang tampan nan tersenyum lebar, lantas qian yang tengah mengumpulkan nyawa dan langsung ternganga lalu ia duduk dan langsung mencoba meminta maaf

" maaf kan aku.. "

" tolong jangan hukum aku "

" jangan siksa aku.. " memohon kepada sicheng dengan sejuta kata maaf hanya dengan jawaban kekehan dari sebuah lawan sang bicara? apa apaan ini

" jangan terlalu gugup dengan ini "

" aku tidak akan menghukum mu "

" apa kau yakin?? "

" ya aku yakin " yakin ucap nya sicheng

" dan maaf aku telah membangun kan dirimu maaf sekali "

" umhh , tidak apa apa! lagian ini aku hanya tertutup matanya saja " elak sang lawan bicara

" kau itu lucu sekali ya .. "

setelah berdiam diri mereka berdua tak tahu akan bagaimana kembali dengan apa yang mereka saling tujui nya , mereka bisa di hitung dengan canggung saat berdua lantas

" ngomong ngomong siapa nama mu? "

" nama ku qian kau bisa memanggil nya itu "

" jika kau? "

" sicheng " hanya sicheng? yang benar saja

" kenapa kau kabur dari markas qian? " untuk kali ini bagaimana cara menjawab pertanyaan konyol?? jika ia memberi tahu identitas nya apakah ia akan hidup dengan tenang , apa mungkin untuk kali ini saja ia berbohong dengan ucapan nya

" aku tidak tahu aku berasal dari mana "

" aku kehilangan jejak "

setelah mendengar jawaban dari seorang qian
sicheng memincingkan alis nya , kenapa adik ini tidak tahu ? bagaimana ia bisa mengembalikan ke rumah nya itu?

" apakah benar? " tanpa apapun ia langsung cepat menjawab dengan anggukan agar tidak di lanjutkan kembali pembicaraan ini

" jika dengan kau , kenapa kau tidak kembali? "
ah mungkin maksud dari qian kenapa ia tidak kembali ke lapangan untuk melatih bawahan nya itu kembali

" tidak apa " sebuah lintasan jawaban kecil dari sicheng

lelaki itu sangat lah aneh hanya menjawab hanya dengan seperlunya saja , saat qian akan berdiri dan hendak melangkahkan kakinya lalu sicheng menghentikan langkahnya ," ada apa? " jawab serentak nya " tidak apa kenapa kau? apakah kau akan pergi? "

" iya aku akan pergi "

" tolong jangan pergi " setelah mendengar pernyataan ia membalikkan badan dan langsung menatap sicheng " apakah kita bisa menjadi teman?? " , " ya kita bisa menjadi teman " dengan antusias ia menjawab pertanyaan sicheng

setelah mendengar pernyataan dari belah kedua pihak , sicheng berdiri dan memegang pergelangan tangan qian dan memberi nya sesuatu " ini seperti nya tidak masalah, gelang ini bisa cepat ku kenali dengan pemilik nya , tak apa meskipun tidak semewah luaran sana .. tetapi ini bisa menjadi tanda pengenal kita " setelah panjang lebar yang sicheng ucapakan kepada nya lantas langsung memasangkan gelang kepada pergelangan tangan qian, dan langsung memperlihatkan pergelangan tangan nya juga bahwa gelang nya sama dengan apa yang di pergelangan tangan qian pun sama.

' ternyata tentara ini selalu tersenyum ' kata sepatahan di dalam hati qian

" oh iya aku mempunyai koin perak ini " sicheng merogok di saku belakang nya dan mengambil bungkusan kecil lalu mengambil tangan qian dan meletakkan nya di tangan sang lawan

" kau pakai dengan apa yang kau perlukan ya! "

" iya mungkin kali ini aku akan kembali lagi ke kawasan ku "

" jika kau bukan sekutu kami , maka cepat lah pergi agar hidup mu tenang .. itu pun jika tetua kami tidak tahu " ucapan panjang lebar nya dan di akhiri dengan pesan kecil nya

" jika kau tidak tahu kau pergi ke barat timur kau akan menemui yang namanya desa kecil di sana banyak orang akan menerima orang seperti mu, setidaknya kamu masih bisa tinggal bersama nya di sana "

" jangan khawatir untuk mejauh dari ku , aku selalu mengunjungi desa kecil itu " sicheng yang tahu ia terlalu banyak bicara hingga ia hanya bisa menggaruk kepala nya yg tidak gatal

" haha terima kasih sekali ya " tertawa kecil melihat tingkah laku sicheng di depan nya itu

sicheng maupun qian sama sama meninggalkan tempat itu dan pergi ke tujuan masing masing, dan melakukan kegiatan mereka masing masing juga , hingga saat ini qian bertemu apa yang di maksud sicheng, ya
desa terpencil sudah di pastikan untuk aman tidak ada apapun itu.

.
.
.
.
.


[ Ya hanya dengan kekuatan vote , coment yang hanya bisa buat atmin bakal up cepat dan mungkin sertakan follow or mutual, agar kalian menjadi kapten terbaik di book ini, selamat membaca dan selamat tinggal ]

Reinkarnasi [ WINKUN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang