Chapter 1: Kapan Nikah?

105 4 0
                                    

"Sekian bincang kita hari ini, terimakasih kepada tamu terhormat kita Elfion Melviano yang telah menemani kita hari ini. Dan jangan lupa kita akan bertemu lagi minggu depan dengan waktu yang sama dan hari yang sama. See yaaa!!!"

Ucap sang penyiar radio dengan sangat bersemangat.

Segera sang penyiar berdiri dari duduknya dan berjabat tangan dengan pria yang ada di hadapannya itu.

"Makasih ya fin udah jadi bintang tamu gue hari ini" ujar nya

"Iya sama-sama, semoga siaran lo makin rame pendengar yah" ucap pria tersebut dengan senyum tipis

"Iya semoga" bangga sang penyiar

"Ohya gue pulang dulu, manager gue udah nunggu di depan" pamitnya

"Oh iya iya, makasih sekali lagi " ucapnya sembari melambaikan tangan

Pria yang menjadi bintang tamu pada siaran radio tersebut adalah seorang produser musik ternama yang sudah dikenal dimana-mana. Namanya? Elfion Chandra Melviano. Seorang pria yang dingin,datar, dan tidak suka basa basi. Setiap harinya dia hanya menghabiskan waktunya didepan komputer membuat musik. Tapi dibalik sifat dinginnya, sebenarnya fion adalah pria yang berhati lembut dan suka hal-hal yang menggemaskan tapi ada suatu alasan yang membuatnya menjadi dingin.

Fion berjalan masuk ke mobil hitam yang sudah terparkir di depan gedung dengan sang manager yang sudah menunggunya didalam mobil.

"Ada jadwal lagi hari ini?" Tanya fion datar

"Udah selesai untuk hari ini. Atau lo mau mampir ke restoran?" Tanya Arslan sang manager

"Gak usah, langsung pulang" jawab Fion lalu menutup matanya ingin tidur

Arslan hanya bisa menuruti kata Fion dan melajukan mobilnya menuju apartemen Fion.

30 Desember, Pukul 20:00 PM

Dengan wajah serius Fion menatap layar komputernya.

"Gak bisa nih kalo kek gini" gumamnya

"Gue gak bisa fokus!" Kesalnya memukul meja

Fion menghela nafas

"Nyari angin aja deh"

lalu berdiri mengambil jaket hitamnya beserta sebuah helm. Fion keluar apartemen dan turun menuju Basement menggunakan lift.

Di tengah perjalanan, pintu lift terbuka dan terlihat seorang ibu paruh baya memasuki lift.

"Eh nak fion, mau kemana malam-malam begini ?" Sapa ibu tersebut

"mau ke agensi buk" jawab fion singkat dengan senyum tipis

"Oalahh ke agensi...kamu sibuk banget kerja, itu bagus tapi ingat jangan sampe sakit" wejangan sang ibu

Fion yang bingung menanggapi pun hanya bisa menyimak

"Dan juga, cari istri biar ada yang jagain kamu. Jangan asik kerja terus"

Fion hanya mengangguk dan menampilkan senyum paksa. Fion bersyukur ketika lift berhenti yang menandakan sudah sampai lantai yang di inginkan.

"Eh udah sampai di lantai ibu, yaudah kamu hati-hati di jalan ke agensi." Ucap sang ibu lalu pergi keluar dari lift

Fion menghembuskan nafas kasar, moodnya makin hancur dapat wejangan dari sang ibu,mereka saja gak dekat.

Akhirnya fion pun sampai di lantai basement dan segera menaiki motor hitamnya lalu melaju menjauh dari sana.

Dengan kecepatan tinggi fion mengendarai motornya melewati banyak mobil yang berada di depannya. Hingga dia berhenti saat lampu lalu lintas menunjukkan lampu merah. Karena bosan, Fion iseng melihat kesekeliling hingga penglihatannya tertuju pada seorang wanita yang makan malam gembira bersama suami dan anaknya di sebuah restoran. Terlihat wanita itu tertawa bahagia dan tersenyum menjaga anaknya yang tengah makan.

Lunar eclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang