_Sesuatu yang pahit tak selamanya berakhir indah_
Arly berjalan gugup menuju ruang utama yang sudah terlihat banyak siswa disana dan tentu saja sekarang ia menjadi pusat perhatian semua siswa unggul yang berisi 50 siswa, termasuk seorang lelaki yang sedari tadi menatap Arly lekat, seorang lelaki yang selalu mengandalkan wajah datarnya dan jangan lupakan sarung tangan hitam yang sudah menjadi ciri khasnya.
Arly mengangkat pandangannya saat mendapat sebuah tangan terulur padanya dan tentu saja ia sangat kaget saat tiba-tiba seorang pria yang tak dikenal nya itu langsung menarik tangan Arly karena wanita itu lama merespon, berjalan menuju kerumunan siswa yang sudah mendapatkan teman dangsanya masing-masing.
"Jangan terlalu percaya diri, ini terpaksa karena aku tidak ada teman dangsa lain" Arly memicingkan matanya saat mendengar ucapan pria di hadapannya itu, lantas pria itu beralih menatap Arly."Kamu anak baru kan di kelas unggul? Kok bisa ya? " tanya pria itu sedikit menyinggung Arly, ia juga tak tau mengapa ia bisa dipindahkan kelas, karena sepanjang sejarah tak pernah ada siswa biasa sepertinya mendadak di pindahkan ke kelas unggul apalagi di akhir semester.
Arly hanya mengangkat kedua bahunya malas merespon, sebelum akhirnya pertukaran pasangan dengan Zeline terjadi tanpa di rencanakannya dan sialnya matanya malah bertemu dengan mata abu-abu terang yang menatapnya dalam seakan sedang mencari sesuatu disana.
"Sweet seventeen? " tanya Agael memecahkan keheningan ditengah dansa mereka yang hampir selesai.
"Iya" jawab Arly sedikit malu saat mengingat kembali kejadian di ruang lukis tadi pagi.
"Ini hadiahnya" ucap Agael tanpa menatap Arly membuat Arly mengerutkan dahinya bingung.
'Ini hadiahnya? Maksudnya berdansa dengannya? Ah yang benar saja'
Berdansa dengan pangeran tampan memang salah satu impiannya, tapi bukan Agael orangnya, si pangeran genius pujaan gadis sekolahnya itu.Namun sayangnya raganya tak ingin berkomunikasi dengan pemikirannya, buktinya saja Arly malah dengan tenang mengayunkan kaki dan tangannya mengikuti irama bersama Agael.
"Thanks" ucap Arly dari sekian lama terdiam, dan sekarang mulutnya yang semakin berkhianat tidak mendukung untuk mempertahankan gengsinya. Agael yang mendengarnya hanya mengangguk singkat, pasti karena insiden di ruang lukis saat ia mengucapkan selamat ulang tahun untuk nya.
"You'r welcome"
Arly tersenyum tipis saat mendengar ucapan Agael, satu yang baru ia sadari saat ini, Agael tidak memakai kedua sarung tangannya dan ini adalah hal baru bagi Arly karena memang tak pernah melihat Agael meninggalkan serung tangan hitam itu, karena sarung tangan dan Ipod yang selalu tersumpal di telinganya sudah menjadi bagian dalam tubuh Agael.Mereka mengakhiri dansa itu dengan saling menunduk kepada pasangan masing-masing yang di akhiri juga tepuk tangan yang meriah hingga memenuhi ruangan dansa, dan ini adalah bagian materi yang berbeda dengan kelas biasa lainnya.
"Baiklah untuk kelas dansa kali ini sudah sangat meningkat, saya harap untuk menaiki kelas kerajaan kalian harus lebih giat dalam memahami setiap tatakrama kerajaan"Arly yang mendengar penjelasan mis di depan membuat tanda tanya besar di kepalanya. Jadi maksudnya kelas unggul hanya mempelajari tatakrama kerajaan saja?.
![](https://img.wattpad.com/cover/321804966-288-k890720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Fantasi Story - ARASELY 👑 (🅝ᴇᴡ✔️)
FantasyKembali hidup pada kehidupan baru,PURNAMA KETUJUH METEOR KETIGA "Pasti mereka sedang tertidur nyenyak" Senyum miris tercetak di wajah lelah itu,sang pangeran yang kehilangan ingatan masa lalu membuat ia sering di hantui dalam tidur dan Sulit me...