Arasely:10' Hujan meteor

37 14 15
                                    

Ayo nge-vote dulu:)
Happy reading!

✧༺★༻✧

Angin malam yang berhembusan menerbangkan helaian rambut seorang wanita yang masih betah duduk melamun, suara ombak yang bersahutan seakan menemani malam-malamnya yang sepi,tercetak jelas raut kelelahan dari mata berwarna coklat terang itu.

   "Apa Pemaisuri masih menghukum ku?" batinnya bertanya-tanya dengan nada kegelisahan.

la sudah lelah selalu merasa sendiri dan terancam. Apa kurang cukup waktu 517 tahun ia dikelilingi dengan rasa bersalah? terkadang takdir terlalu kejam memberi ia ingatan masa lalunya walaupun ia kembali terlahir berkali-kali.

    "hufft!"Zeline menghela napas pelan dengan wajah yang mengadah kearah langit, menatap lurus kearah bintang dan bulan yang bersinar terang, hujan meteor tiba membuat bibirnya terangkat keatas saat momen yang ditunggunya akhirya tiba.

Perkiraanya memang tak parnah salah mengenai kapan turunnya hujan meteor, umurnya yang sudah lebih 5 abad itu membuat ia banyak mengerti tentang langit apalagi bumi, bumi yang banyak dikelilingi oleh orang jahat dan kejam.

   "sudah berapa kali kita bertemu?" tanya Zeline tersenyum kearah langit yang terang dihiasi dengan hujan meteor, teman sejatinya.

"sudah ... 20 kali ya? hmm ...  sepertinya lebih!" ujarnya terkekeh pelan, sangat menikmati moment 20 tahun sekali ini, dan entah mengapa kali ini hujan meteor datang lebih cepat 3 tahun, padahal menurut perkiraanya saat umurnya memasuki 520 tahun baru ia akan kembali berjumpa dengan sahabatnya ini.

Senyum Zeline menghilang saat matanya menangkap kilatan cahaya dilangit yang berbentuk bintang besar, cahaya warna-warni yang sangat indah yang tak lama setelahnya gambaran bintang itu menghilang bersama meteor-meteor yang lainnya.

Simbol bintang yang menandakan kejayaan kerajaan charathoon, simbol yang terdapat di ujung mata Tuan putrinya dan simbol itu jelas mengatakan bahwa Arly lah sang Tuan putri itu.

Zeline kembali tersenyum saat langit memperlihatkan ukiran bulat seperti bulan purnama dan di dalamnya terdapat ukiran bintang yang bercahaya lebih terang dari meteor yang lainnya, dan saat itulah ia menyadari jika hujan meteor ini juga menyambut kedatangan Arly, dan la siap menjadi purnama 'pelindung' untuk 'bintang' langka yang tengah bercahaya indah itu.

✧༺★༻✧

Ini kali pertama Agael melihat hujan meteor, tapi perasaannya ia seakan sudah pernah menyaksikan hujan meteor berkali-kali, apa mungkin hanya dimimpi?.

Arly yang berada disamping Agael langsung menutap matanya seraya mengutarakan harapan-harapannya, berharap harapan ltu akan terwujud walaupun ia tak tahu kapan waktu itu tiba.

Agael mengalihkan tatapannya kearah Arly yang masih terpejam dengan sederet harapan yang jelas terdengar di telinga Agael.

"Ara berharap bisa bertemu papa dan mama,eh! Ara manggil apa ya cocoknya?"Agael terkekeh mendengar pertanyaan konyol Arly.

"hmm Ara kangen,boleh ya? Ara jumpa mereka, meteor...titip salam ya untuk mereka"Arly tersenyum diujung kalimatnya membuat Agael ikut tersenyum Sampai akhirnya mata Arly terbuka memperlihatkan cahaya diujung matanya.

   "Indah..." gumam Arly tanpa sadar, Agael masih sedia menatap Arly yang menatapnya balik, menyaksikan dengan jelas bola mata indah itu bersinar seraya dengan simbol bintang diujung mata Arly bersinar terang saat poni Arly tertiup angin, seakan sengaja memberi tahu Agael bahwa wanita dihadapannya ini bukan wanita biasa.

  "Makasih ya" ucap Arly masih dengan senyum yang mengembang karena Agael dengan berbaik hati membawanya kebukit indah ini dan melihat hujan meteor, meteor yang mungkin akan terlihat kurang indah jika ia menyaksikan nya melalui kamar Asramanya.

   "Sama-Sama" jawab Agael yang tak bersuara dengan tatapan yang masih tertuju kearah sinar bintag diujung mata Arly.

  "Agael ganteng kalau baik" batin Arly menyadarkan Agael dari lamunannya dan ikut memandangi sisa-sisa meteor yang mungkin butuh waktu lama untuk kembali melihatnya lagi.

Tangan kanan Agael yang semulanya terasa sedikit panas kini sudah berangsur hilang, ternyata usahanya berhasil untuk menarik Arly keluar dari rumahnya sebelum wanita itu kedapur yang memungkinkan sesuatu buruk akan terjadi pada mereka.

Cahaya lampu kota yang terlihat kecil dari atas gunung itu membuat Arly tak kalah kagum, ia berharap Agael tak memaksanya pulang sebelum hujan meteor habis, walaupun ia tak tahu kapan meteor ini akan menghilang, intinya ia ingin menikmati suasana malam yang begitu damai ini, ia berharap kali ini saja.

  "dan harapan mu terkabul, Arasely janneira"

✧༺★༻✧

krukkk~

Arly meringis pelan ketika suara perut laparnya terdengar saat itu juga Asael bangkit dari duduknya membuat Arly mengangkat pandangannya.

   "Ayo" Entah tarikan dari mana Agael mengulurkan tangannya mengajak Arly pergi. Arly menatap tangan bersarung itu dan kembali melihat Agael, sepertinya ia berhalusinasi lantas ia bangun sendiri dan menepuk-nepuk tanagnnya yang terkena debu setelah berhasil bangun.

Agael yang melihat itu menarik kembali tangannya dan memasukkan dalam kantong hoodie beranjak pergi dari sana yang di ikuti Arly dibelakangnya.

Suasuna malam yang semakin sejuk membuat Arly mengusap-usap tangannya, kakinya yang terbuka karena hanya memakai celana selutut yang bahkan setengahnya tertutup oleh hoodie Agael yang kebesaran.

Arly berlari kecil untuk dapat jalan disamping Agael karna ia sedikit takut dengan kegelapan, apalagi dibukit itu tak ada orang selain mereka

  "Mau kemana?" tanya Arly saat mereka sudah berada didalam mobil, Agael tak menjawab membuat Arly mengerut sebel.

"ditanyain juga ih!" batin Arly kesal membuat Agael mengalihkan wajahnya melihat Arly yang memonyongkan bibir dengann pandangan lurus kedepan.

  "Eh?!..." Arly melihat Agael yang tiba-tiba keluar dari mobil dengan handphone yang sekarang mendarat ditelinganya.

   "Kenapa?" tanya Arly menyusul Agael yang terlihat kebingungan menatap mobilnya, pertanyaan Arly membuat Agael mengalihkan tatapannya seraya menghela nafas.

"Mogok" Setelah mengucapkan itu ia pergi begitu saja meninggalkan Arly yang masih berdiri mematung.

"M O G O K ???"
Ulangnya tak percaya, jarak dari bukit ini ke kota bukanlah sangat dekat, lagian kenapa mobil semahal itu bisa mogok.

Arly menatap mobil berwarna silver itu dengan pandangan tajam, ini pasti akal-akalan mobil itu saja.

  "Awa__

  " Hati-hati banyak hantu!"
Teriak Agael yg sudah jauh membuat ucapan Arly terpotong dan buru buru mengejar langkah Agael, ternyata makhluk es bisa bercanda juga, hufft!.

✧༺★༻✧

Yuk nge vote dulu:)
See u🫶



A Fantasi Story - ARASELY 👑 (🅝ᴇᴡ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang