Chapter 20

312 45 3
                                    

"Odette naiklah!" Diego mengulurkan tangannya ke Odette yang terombang-ambing di laut karena ombak yang cukup kencang. Untung sekali posisi Odette berada di dekat bibir pantai, sehingga memudahkan Diego untuk membantu Odette karena airnya lebih dangkal.

Odette menerima uluran tangan Diego. Ia meringis karena lengan sebelah kirinya tergores oleh peluru hingga mengeluarkan cukup banyak darah. Beruntungnya, karena peluru itu meleset membuatnya tidak terluka lebih parah.

Robert yang sudah di bibir pantai pun langsung berlari bersembunyi di antara batu-batu besar. Ia mengintip dari celah batu, ia mengumpat karena para penembak itu terus saja menembaki mereka.

Robert menolehkan kepalanya ke belakang, teman-temannya seperti mau ke daratan tapi takut tertembak oleh peluru yang terus saja melesat ke arah mereka.

Satu-persatu penembak itu keluar dari tempat persembunyian mereka ketika merasa sudah bisa menguasai keadaan. Mereka menyebar untuk memperluas serangan.

Salah satu dari mereka berjalan ke arah di mana Robert bersembunyi. Robert yang melihat itu pun mengambil kesempatan.

Saat penembak itu mendekat, Robert langsung keluar dari persembunyiannya. Pria itu menodongkan senapan ke wajah Robert, tapi sebelum sempat menembaknya, Robert dengan cepat membanting tubuh pria itu hingga tidak mempunyai kesempatan untuk melawan. Robert meninju beberapa kali wajah lawannya hingga pingsan.

Robert merampas senapan yang masih dipegang orang itu. Ia mengecek peluru di dalamnya. Merasa kurang, ia menggeledah isi kantong pria itu. Beruntung masih ada peluru cadangan yang tersimpan di kantong jaket pria itu, tidak lupa ia mengambil peredam yang juga tersimpan di sana.

Robert berjalan mengendap-endap agar tidak terlihat oleh penembak lainnya. Ia berjalan menuju mobilnya untuk mengambil persediaan senjata yang mereka bawa.

"Sial." Umpatnya saat melihat dua orang yang sedang berjaga di depan mobilnya.

Ia memasang peredam ke senapannya agar suara yang ditimbulkan tidak terlalu nyaring karena bisa saja suara tembakannya memancing lawannya yang lain.

Dor

Dor

Dua orang yang berjaga di depan mobil langsung mati seketika karena Robert menembak tepat di kepalanya.

Robert tersenyum miring lalu segera berlari ke mobilnya. Ia mengambil tas berwarna coklat muda yang berisi senjata-senjata yang mereka bawa. Ia mengeceknya sekilas sebelum menggendongnya.

Robert kembali ke daerah pantai. Ia bersembunyi di balik pohon dan mengamati dari jauh pergerakan lawan. Akan sangat berbahaya jika ia turun begitu saja ke pantai. Bisa mati seketika ia karena ditembak massal oleh lawan.

Robert berpikir keras agar temannya yang lain dapat turun ke daratan. Tanpa mereka, ia tidak bisa melawan semua penembak itu, sekalipun menggunakan semua senjata yang ia bawa.

Di sisi lain, anggota Spine yang lain terlihat kewalahan karena lawan yang terus saja menembak ke arah mereka.

"DI MANA ROBERT?" Tanya Massimo berteriak.

"IA SUDAH BERADA DI DARATAN, AKU YAKIN IA SEDANG MERENCANAKAN SESUATU!" Jawab Odette yang juga berteriak karena suara angin yang kencang.

Mereka hanya berputar-putar di sekitar laut sambil terus menghindar dari peluru yang bisa mengenai mereka kapan pun.

"APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SEKARANG?" Tanya Sienna. Mereka terjebak dan tidak bisa turun ke daratan.

"KITA HARUS SEGERA KE DARATAN, MESIN JETSKI INI BISA MATI KAPAN SAJA!" Balas Vivaldo panik. Jujur saja, ia tidak begitu mahir berenang.

Mission: No Time To DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang