Chapter 7

619 66 6
                                    

Anggota Spine telah sampai di Milan. Pesawat pribadi mereka mendarat dengan selamat di sebuah lapangan besar di dekat markas yang disediakan khusus untuk agen pemerintah. Mereka turun dari pesawat pribadi, diikuti dengan para anak buahnya yang sudah memakai rompi anti peluru. Kedatangan mereka disambut oleh anak buah lainnya yang memang bertugas untuk menjaga markas di Milan.

"Selamat sore, kami sangat senang akhirnya kalian telah sampai disini dengan selamat. Sudah lama kalian tidak datang setelah misi terakhir kalian." Sambut Ronald, ia adalah orang yang dipercayai anggota Spine untuk menjaga markas dan mengatur anak buah yang lain.

"Bagaimana? Apakah semua sudah siap?" Tanya Diego to the point. Ia tidak mau membuang waktu lagi. Mereka harus segera berangkat ke rumah Xavier.

"Semua sudah siap. Apakah kalian membutuhkan persediaan senjata tambahan?" Tanya Ronald menawari.

Di markas mereka yang berada di Milan tentu saja ada persediaan senjata untuk berjaga-jaga jika mereka kekurangan.

"Tidak." Jawab Diego. Ia berjalan dengan langkah tegas diikuti dengan yang lain, memasuki area markas.

"Mobil untuk kalian berangkat sudah kami siapkan." Beberapa mobil sudah terparkir berjejeran di depan pagar berwarna hitam yang menjulang tinggi.

"Terima kasih." Ronald menyodorkan kunci mobil kepada anggota Spine.

"Saya pamit dulu, ada sedikit masalah di ruangan senjata." Pamit Ronald, ia membungkuk hormat kepada anggota Spine dan berjalan pergi dengan langkah lebar.

Setelah kepergian Ronald, mereka semua mulai memasuki mobil masing-masing. Untuk para anak buah, mereka dibagi menjadi dua mobil karena tidak akan muat jika disatukan dalam satu mobil saja. Apalagi persediaan senjata ditaruh di mobil itu.

Sienna telah mengirimkan lokasi rumah Xavier kepada mereka semua.

Satu persatu mobil mulai keluar dari area markas dan langsung melesat dengan kecepatan tinggi. Mobil Diego lah yang berada di paling depan untuk memimpin.

***

"Sebaiknya kau sampaikan kata-kata perpisahan kepadanya. Seperti kata R, kau bisa saja mati hari ini." Ucap seorang perempuan yang berpakaian tertutup. Wajahnya ditutupi dengan masker dan topi agar tidak terdeteksi oleh cctv yang bisa saja diretas oleh musuh mereka untuk melacak keberadannya.

"Apakah tidak ada cara lain?" Tanya orang yang berada di depan perempuan itu lirih. Ia meremas rambutnya frustasi.

"Tidak ada. Aku pergi dulu. Tenang saja, R akan menyembunyikannya dan membiayai hidupnya. Aku jamin hidupnya akan jauh lebih baik walaupun tanpamu." Jawab perempuan itu lalu langsung berlalu pergi meninggalkan orang di depannya.

"ARGHHHHH!" Teriaknya dengan penuh emosi. Tangannya mengepal dan menonjok dinding di depannya berkali-kali hingga punggung tangannya berdarah.

Orang itu terduduk lemas dengan penampilannya yang sudah berantakkan. Apa hidup itu sebuah lelucon hingga ia harus mati nanti karena pekerjaannya?

"Kenapa tidak ada cara lain?" Ucapnya lirih.

***

Mobil anggota Spine dan anak buah berhenti di sebuah rumah kosong yang sudah lama tidak berpenghuni. Mereka memakirkan mobil masing-masing disini agar tidak menimbulkan kecurigaan warga yang tinggal di sekitar sini.

"Seperti kesepakatan kita, Sienna dan Odette akan masuk lebih dulu melewati pintu belakang untuk melumpuhkan orang yang berada di ruangan cctv. Lalu kita semua akan menyusul setelah kalian memberi kami kabar." Ucap Diego. "Kalian sudah siap?" Tanya Diego, ia menolehkan kepalanya untuk menatap dua perempuan yang sudah siap dengan senjata mereka.

Mission: No Time To DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang