Choi Soobin baru saja memasuki sekolah barunya. Tetapi hal-hal tidak biasa terus saja terjadi semenjak ia menginjakkan kaki di sekolah tersebut. Semuanya sangat aneh, terlebih ke empat teman barunya.
Belum lagi masalah gangguan sakit kepala dan pen...
Soobin menepuk pelan bahu teman gondrongnya itu. Tampak raut sedih yang muncul di wajah mungilnya. Membuat Soobin dan yang lain jadi tak tega.
"Gue bener-bener minta maaf sama kalian. Gue pikir, gue ga akan bisa percaya sama kalian. Karena kalian semua punya rahasia Masing-masing. Gue merasa kayak sendirian, ga ada yang mau jadiin gue tempat buat saling ngobrol dan curhat. Gue cuma mau berguna buat kalian, tapi kayaknya kalian ga ngebutuhin gue. Dan ketika gue ada masalah atau beban, gue jadi ragu buat cerita ke kalian," ujar Beomgyu lirih tetapi setiap kalimatnya dapat menusuk sampai ke ulu hati.
Sadar tak sadar, Soobin menggaruk tengkuknya karena merasa bersalah. Ia tak tau, temannya merasa seperti itu setiap saat. Ia benar-benar tidak becus menjadi teman yang baik bagi yang lainnya. Ia baru sadar, bahwa selama ini ia hanya peduli pada dirinya sendiri.
Perlahan, ia jadi lupa arti teman yang sebenarnya. Karena teman pasti akan selalu ada di sampingmu setiap kau membutuhkan. Dan Soobin tak melakukan hal itu.
Ia juga yakin, yang lain juga pasti sedang merasakan hal yang sama saat ini. Terlihat dari cara mereka memandang Beomgyu yang entah sejak kapan telah mengeluarkan isakan pelannya.
Di saat mereka berlima sedang merasa bersalah satu sama lain, Gura terlihat menghampiri tubuh Red Woman yang sedang pingsan.
Wanita itu nampak seperti gadis biasa saat dalam mode biasa dan tak menyeringai jahat. Umurnya juga sepertinya masih di umur yang sama dengan Soobin dan teman-temannya. Raut wajahnya sangat damai dengan kelopak mata yang tertutup dan menampakkan bulu mata lentik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gura menelengkan sedikit kepalanya ke kiri. Sepertinya ada yang salah di sini. Ia menoleh pada lima orang remaja yang masih saja saling diam menyesali perbuatan masing-masing.
"Gyu, apa kamu kenal sama cewek ini?" tanya Gura membuyarkan semua lamunan para remaja itu.
Beomgyu mengangguk pelan, "iya, susah jelasinnya, tapi, pokoknya gue udah kenal sama dia dari kecil. Memangnya kenapa?"
Gura melipat tangannya di dada. "Apa ada yang aneh akhir-akhir ini, sama dia? Kayak, kelakuannya berubah gitu?"
Beomgyu tampak berpikir sebentar. Sebelah tangannya mengusap-usap poninya yang kepanjangan hingga menutupi area mata.
"Kalo dipikir-pikir, emang dia aneh belakangan ini. Dia dulu anak baik-baik. Sejak dulu dia punya kekuatan spesial, tapi sifatnya dulu ga kayak gini. Seolah-olah aku ketemu sama orang yang berbeda."
Menjentikkan jarinya, akhirnya Gura tahu apa yang salah di sini. "Itu dia, Gyu! Ada sesuatu yang ngerasuki cewek ini. Makanya dia aneh, seperti kata kamu."
Beomgyu tentu saja bingung. "Maksudnya?"
Gura pun mengambil satu kali tarikan nafas lalu membuangnya. "Sekarang, yang ada di dalam cewek ini, bukan cewek yang kamu kenal. Ada mahluk jahat yang ngendaliin dia. Yang harus kita penjarain adalah mahluk jahat itu."