□■□■□■□■□
Walaupun semua orang menganggap dia pembuat onar di sekolah, Naruto punya kegeniusan yang mungkin setara dengan anak yang memikirkan pendidikan serta nilai sempurna jauh lebih baik daripada berkumpul hanya demi ketenaran, yang barangkali tak terlalu punya dampak yang besar untuk masa depan mereka.
Mendekati kelulusan, pemuda seperti Naruto mulai membuka mata, bahwa kenakalan dan sikap kasarnya yang terkenal hampir di penjuru sekolah itu mungkin tak dapat diandalkan suatu hari nanti, atau semua yang terjadi karena kehadiran seorang gadis antah-berantah yang berhasil menjinakkannya? Yang rumornya tersebar di kalangan gadis -gadis di sekolah itu untuk saat ini. Tidak dapat dipungkiri, bahwa hubungan asmara terkadang memengaruhi hampir sebagian orang—menjadi lebih buruk, atau menjadi lebih baik.
Di ruangan musik yang selalu kosong di jam istirahat, Naruto dan ketiga temannya menggunakan ruang musik sebagai tempat berkumpul. Orang-orang akan tahu, tidak baik untuk menerobos masuk ke sana jika tidak punya nyali besar. Sementara keributan di luar, di antara sudut-sudut kecil gedung di sekolah itu, perundungan selalu bisa dilihat dari ruangan itu. Naruto dan teman-temannya selalu menjadi penonton setia setiap harinya, dan membiarkan masalah itu tanpa berniat mencampuri urusan mereka.
Sasuke tiba-tiba menyahut. "Pemuda unik itu dirundung lagi oleh teman-temannya," Naruto berjalan mendekati jendela, dia jadi penasaran siapa dan apa masalahnya. "Kau mengenal anak itu, 'kan? Aku berpikir bahwa dia mendekati pacarmu, kau tampak kurang bersahabat padanya."
Mata Naruto melirik ke bawah, dia melihat Toneri dipukuli oleh tiga anak, tetapi salah satunya hanya menonton sambil tertawa, lalu disusul dua anak lain yang memblokir tempat itu, sementara Naruto tidak berniat untuk turun dan mengikuti keributan itu meskipun dia tidak suka dengan Toneri.
"Dengan begini kau tidak perlu mengotori tanganmu sendiri untuk merundung dia. Bukankah ini menyenangkan lebih baik menjadi penonton?"
"Benar, ini sangat menyenangkan."
Naruto memandang lebih sinis ketika Toneri mendongak ke lantai tiga di mana ruang musik berada, dan pandangan mereka bertemu, sedangkan Toneri dapat melihat ujung bibir Naruto sedikit terangkat. Pemuda itu jelas sedang menertawakan kelemahannya yang tak mampu melawan, tapi belum saatnya untuk mengakhirinya dengan kekacauan yang lebih besar. Perasaan untuk balas dendam itu mendarah daging. Toneri merasa dia tidak perlu terlalu kesal dengan anak-anak orang kaya yang melampiaskan kekhawatiran mereka karena tidak memenuhi harapan orangtua, dia harusnya meledakkan seluruh amarah tersebut kepada Naruto Uzumaki suatu hari nanti, dan itu akan segera terjadi.
Pada waktu pulang sekolah, di tempat parkir ketika Naruto akan mengambil mobilnya, dia melihat Toneri mengeluh bahwa mungkin saja tulang rusuknya patah. Dia merosotkan tubuhnya di antara tiang, menunggu seorang sopir yang biasa menjemputnya di sana, tapi kadang-kadang, dia melihat Toneri naik bus untuk pulang ke rumah. Walaupun ingin mengabaikan, pada akhirnya dia mendekati Toneri yang masih kesakitan dan sepertinya tidak mampu berdiri.
Berdiri di depan pemuda albino itu, Toneri mendongak dengan pandangan dingin. "Mau apa?"
"Kau makin terlihat mengerikan akhir-akhir ini," ujar Naruto, dia berniat mencemooh, membalas tatapan sinis itu dengan senyuman meremehkan. "Aku jadi tidak perlu mengotori tanganku agar kau paham dengan kondisimu. Kau harus tahu, bahwa sebaiknya kau pergi dari toserba itu, aku benar-benar muak melihatmu berada di tempat yang sama dengan Hinata. Jika kau butuh uang untuk naik taksi, gunakan uang ini!" Naruto melemparkan beberapa lembar uang untuk Toneri. "Aku juga bisa memberikan jauh lebih banyak dari ini, asal kau tahu tidak membuat ulah."
Naruto memutuskan untuk meninggalkan tempat parkir tersebut, dan melajukan mobilnya meninggalkan Toneri sendirian, entah sampai kapan pemuda albino itu berada di sana menunggu sang sopir yang tidak kunjung datang, itu pun dia berpikir, bahwa pemuda itu akan menggunakan uangnya untuk naik taksi.
YOU ARE READING
ORANGE: Hard to Love
FanficSaat pertama tidak sengaja bertemu dengan Hinata Hyuuga, Naruto Uzumaki tahu bahwa itu adalah cinta pada pandangan pertama. Dia menghampiri gadis itu setiap hari, di sekolah, tempat kerja sambilan, dan apartemen, yang tak pernah Naru kira dia bisa k...