Delapan : Saya Heru Tjahaja (3)

1.7K 102 16
                                    

"makasih banyak ya boss, lumayan buat belanja online" ucap Tia dan mereka pergi.

Dari hari ini Ketika saya ngeliatin keluarganya RW Jajang lewat pasti banyak diomongin sama warga. Hingga sampai beberapa minggu ke depan Jajang juga belum mau ngejual tanahnya. Aduuuh pake cara apa lagi sih ini. Dengan tekanan mental yang dihadapin keluarganya jajang juga belum mau mereka ngejual tanahnya. 1 langkah lagi.

Saya sama si dua gorilla abis dari warung yang ada di pinggir hutan ini. Dari sini juga keliatan beberapa area kampung. Disana ada danau, di danau juga saya liat ada orang yang masih berenang sambil ngejala ikan. Satu lagi kalau perlu semuanya.

"Jon, Ron" saya kembali ngebisikin rencana ke mereka berdua. Mereka senyum dan langsung bergerak.

Sepertinya residivis pembunuhan memang punya kecanduan untuk menghabisi nyawa orang. mereka tanpa rasa bersalah lagi sudah menghabisi beberapa nyawa.

Saya juga harus waspada kalo begitu. Saya perlu siapin pistol tanpa sepengetahun gorilla ini. Kalo mereka macam macam sekiranya saya sudah siap.

Dari kejauhan saya bisa lihat 2 gorilla ini basa basi dulu. Saya juga bisa lihat mereka liat liat ikan yang ditangkap orang itu. Sampai di satu titik orang itu lengah, Joni dan Garon memulai aksi mereka.

Joni mengunci leher orang itu dari belakang. Bagian Garon melemahkannya. Tapi ternyata orang itu bisa membalikan kedudukan. Dia jadikan tubuh garon tolakan untuk mendorong Joni kebelakang. Terceburlah mereka berdua ke danau. Otomatis Joni melepaskan kunciannya di leher orang itu.

Garon ga tinggal diem dan langsung mukul orang itu. Tapi orang itu bisa bela diri. Beberapa kali dengan tekniknya garon di pukul balik, tapi karena emang gorilla. Pukulan- pukulannya tidak membuat Garon jatuh, hanya berhasil memukul mundur.

Orang itu kembali lengah, dari belakang Joni menarik baju orang itu dan melemparnya ke danau. Garon juga ikut turun dan mereka berdua Bersama membenamkan seluruh kepala orang itu di air. Beberapa waktu tangan orang itu berontak hingga tangan itu pun lemas memegang tangan Garon dan Joni.

Keesokan harinya kampung kembali ramai dengan tim penyelidikan dengan ditemukannya mayat yang mengambang di tengah danau.

"ga mungkin si Pepep mati karena tenggelam, orang kerjaannya nyari ikan. Malah saya liat sendiri si Pepep bisa berenang nyebrangin kali. Ini mah pasti ditenggelamin sama hantu itu..." ini ibu ibu yang ngomong di tengah tengah warga. Handphone saya berdering, ini Kirana istri saya.

"iya mam.... "

"papah masih di proyek kan?"

"iya mam, kenapa?"

"mamah Cuma mau ingetin aja, jangan lepas cincin kawin kita ya. Disitu juga ternyata ada jimatnya kata papah"

"ah mamah masih aja percaya kaya begituan"

"itu pesen papah mertua kamu pah, kamu kan juga paham kalo papah ini bisa dibilang punya kemampuan"

"ah dari dulu aku ga percaya papah kamu bisa begituan, tapi untuk cincin memang ga pernah aku lepas kok. Kamu jangan khawatir ya, aku tetap setia kok sama kamu meskipun jauh"

"yaudah kalo papah tetap nurut ya, 2 hari lagi sampe jimat yang dikirim papah ke proyek"

"duuh jimat apalagi sih itu..."

"pokoknya pesen papah, taruh di area dimana yang menjadi tengah-tengah proyek. Kata papah, dimana pun kamu berada bisa terlindung karena jimat itu"

"iya iya iya...." Saya langsung matiin teleponnya. Ada ada aja, sambil melihat proses otopsi. Ada aldi manis lewat. "hai Aldi..." dia berenti tapi ga ngejawab sapaan saya. "makin manis aja nih, boleh dong main ke tempat mas" dia melirik ke jariku yang ada cincinnya.

Dia menghampiri saya. Dia pegang tangan kanan saya, lalu dia hisap jari saya. Aduuuhhhh erotis banget. dia mulai dari jempol dia hisap, terus ke telunjuk dia jilat terus dia hisap lagi. Lanjut ke jari terpanjang, jari tengah. Sampai di jari manis dia berhenti. "ayo lanjutin.."

"aldi ga mau jadi pelakor..." dia lepas tangan saya dan langsung pergi tapi beberapa meter dia jalan di berbalik. "aldi merasa bersalah kalo ada cincin itu di tangan om" aldi langsung pergi menjauh.

Aahh jadi ini yang bikin aldi ga mau. Tapi pesan Kirana aku ga boleh lepas cincin ini. Nanti aja deh siapa tau aldi bakal mau.

Sebelum tim penyelidik menyelesaikan penyelidikannya kembali saya undang mereka. Uang segini ga ada apa apa nya dibanding nanti keuntungan yang akan di dapat.

Setelah semua beres dan terus mengamati perkembangan sampai tim kepolisian mengumumkan kasus ini di balai warga. Saya sudah bisa tenang. Mereka menyama ratakan kasus ini seperti kematian Yusuf yang tidak menemukan bukti apapun.

Hal ini juga membuat kekhawatiran warga semakin menjadi. Malam ini setelah meeting dengan kontraktor saya kembali ke Mesh. Lumayan banyak yang dibahas sampai selarut ini. Sekembalinya ke Mesh. 


 "aaahhhh aahhh aahhhh" suara desahan dua laki laki di ruang tamu mesh. "bool lo enak banget ron aahhhhh aahhhhhhhh"

"ayooh terus aaahhhh sshhhhhhhh Jon, kontooollhhh looh juga enak bangeetthhhhh aaahhhhh aahhh" sialan mereka berdua. Malah ngentot di ruang tamu mesh. Mana bikin ngaceng juga lagi desahan mereka.

Kalo begini kalo ada aldi pasti ahhhh. Tanpa sadar tangan udah gesek gesek kontol dari luar celana. Tapi kalo ga dilampiasin kan bisa aaarggghhh. Joni Garon bukan tipe saya, meskipun badan mereka berotot dan bikin para gay nafsu.

Tapi selera saya yang kaya aldi. Masih fresh dan pastinya sempit banget. saya copot aja deh ini cincin biar besok saya tunjukin ke Aldi. Seketika angin berhembus cukup kencang. Saya masuk ke ruang tamu, Joni dan Garon ketakutan ngeliat saya masuk.

"lanjutin d luar aja sana, saya ga mau di ruang tamu saya bau pejuh"

"iya boss" Joni

"siap boss" Garon. Mereka berdua keluar. Tapi emang Cuma otot doang yang gede, mereka malah ngelanjutin di teras. Mana makin kenceng ngedesahnya. Emang sih disekitar sini ga akan ada orang lagi tapi emang goblok mereka berdua. Jadi nahan nafsu gini.

paket dari mertua udah sampe dari kemarin tapi biarin deh gitu aja dulu di dalem kotak, meskipun buble warpnya udah di buka sih.

keesokan siangnya, Banyak warga yang sudah berkumpul di balai warga. Saya utus Tia untuk mendengarkan. Ternyata mereka mau berdemo di depan rumah Pak RW nanti malam. Sampe ada yang bilang Pak RW harus menjual tanahnya biar warga sekampung bisa selamat.

Dari kejauhan saya liat ada yang saya tunggu tunggu. Ya, itu Aldi. Pas dia lewat di depan saya, saya tunjukin tangan kanan yang udah ga ada cincinnya. Dia senyum dan berjalan ke arah saya.

"jadi sekarang single ya om?" tanya nya.

"mas..."

"jadi sekarang single ya mas?" tanya aldi lagi.

"iya manis, jadi kita kamu mau kan main ke tempat mas?"

"sekarang?" waahhh, kontol saya langsung ngaceng denger kata sekarang dari Aldi.

"kalo kamu ga keberatan.." aldi mengangguk. Saya berbalik ke kedua bodyguard. "saya mau balik ke mesh, kalian bebas tugas hari ini. Sekalian kalian kasih tau jangan ada yang ke mesh sampe besok ya"

"duh si bos mentang mentang udah dapet..." Garon.

"sampe puas ya boss hahah" Joni.

"yuk" ajak saya ke aldi. Akhirnya kita jalan bareng ke mesh. Sepanjang jalan senyumnya aldi menawan banget. sesampainya di depan pintu mesh, saya ambil kunci dan buka kunci. Aldi ada di belakang saya. "jadi ini mesh mas....." pas berbalik kok aldi ga ada. "aldi.... Aldi... "panggil saya. Ini kemana sih dia, tad ikan barusan bareng bareng. "AALLLDDIIIII....." panggil saya sambil teriak.

"maaassss..." dia muncul dari arah hutan.


marilah kemari hey hey hey hey.....

hey homo.....

ada disini hey hey hey hey....

mari membaca.... baca cerita... cerita homo... demit ciheudang

Dedemit Kampung CiheudangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang