Komar Si Preman Kampung

6.6K 213 16
                                    

Author POV

Pukul 11 malam seorang pria melintasi hutan di pinggir dekat kampung ciheudang. Dengan langkah gontai dia berjalan, dia terlihat seperti orang mabuk. "sial banget saya teh, saya ditinggal gitu aja sama juragan sama si boss. mentang-mentang saya mabok terus ketiduran. Ini teh saya malah ditinggalin, awas aja nanti kalo ketemu. Ga akan saya ajak ngomong si boss sama juragan"

langkah demi langkah dia lewati, sehingga sebentar lagi dia akan sampai di pinggir hutan. Samar-samar dia melihat sebuah cahaya, dia berusaha menajamkan penglihatannya. "eh aya rumah disini teh, tapi rumah siapa ya. perasaan saya mah ga ada. Tapi bodo amat lah saya numpang tidur wae, jalan ke kampung masih jauh"

perlahan dia mendekat ke rumah itu. sesampainya disana dia mengetuk-negtuk pintu itu secara keras. "buka.... Buka pintunya....." masih belum ada jawaban. Tapi dengan kondisi yang mabuk tidak mungkin dia memiliki tenaga yang penuh. "buka..... aya orang pasti dirumah.... Buka.... Kalo engga, bakal saya dobrak pintunya"

dari ketukan hingga menggedor rumah orang. laki-laki itu terus menggedor rumah itu hingga handle pintu pun bergerak. Lalu seseorang pria yang cukup tampan muncul di balik pintu itu.

"akang siapa?" tanyanya agak tegas. Dari ekspresi wajahnya itu seperti sebuah pertanyaan yang sia-sia. Sebab expressinya menyiratkan sebuah kemarahan. Mungkin karena sudah malam dan orang ini merasa terganggu.

"minggir, saya teh mau numpang tidur" dia langsung masuk melewati orang itu. lalu dia berjalan ke arah sebuah kamar, "saya mau tidur disini, saya Komar preman kampung ciheudang. Nurut aja sama saya kalo mau selamat"

sang punya rumah pun hanya bisa diam. Tapi dengan perawakan yang gagah pasti pria itu dapat dengan mudah menumbangkan seseorang yang mabuk seperti Komar. Komar masuk ke kamar itu tanpa mengunci pintu, dia meloloskan apa yang dia kenakan sehingga menyisakan hanya celana dalamnya saja.

tubuhnya biasa saja, bahkan perut buncit nya langsung bersandar pada empuknya kasur. Hujan secara tiba-tiba turun dengan derasnya. Disisi lain sang punya rumah melihat seseorang asing sudah tidur di kasurnya. Dengan hanya memakai celana dalam dia bisa melihat tubuh itu diatas kasurnya.

Entah apa yang akan dia lakukan. Perlahan dia membuka bajunya, lalu diikuti dengan celana tidurnya. Perlahan tangan kanannya merayap ke kejantanannya dan mulai membelai kejantanan itu sambil mengocok kejantannya.

Ukurannya cukup besar, dengan puting berwarna pink dan dada yang menonjol seperti binaraga. Sang pemilik rumah terlihat sempurna. Kocokan tangan pada kejantananya membuat nya semakin ereksi. Kira-kira kejantanan itu berukuran 18 cm setelah dalam kondisi tegak sempurna.

Tanpa banyak bicara, ia perlahan mendekati orang mabuk itu. setelah sampai di pinggir kasur, dia menurunkan celana dalam yang dipakai komar lalu melepaskanya dan membuangnya entah kemana. Sang pemilik rumah tahu kalo orang mabuk ini tidak akan berdaya dan tenaganya juga tidak akan maksimal kalau memberontak.

Apalagi tubuhnya lebih besar dari orang mabuk itu. ia pun naik ke atas kasur dan langsung memposisikan kejantanannya di depan lubang pembuangan laki-laki mabuk itu. tanpa aba-aba, dia langsung menghujamkan kejantanannya masuk ke dalam. Alhasil komar pun mengerang kesakitan.

"anying, bool aing..." laki-laki mabuk itu berusaha bangkit namun ditahan oleh sang pemilik rumah. Dia menekan bagian punggung komar. "saha sia? Berani-beraninya entot bool aing...."

Sang pemilik rumah hanya diam. Hentakan-hentakan kasar menghujam lubang pembuangan komar. Komar terus kesakitan. Bahkan sekarang kepalanya sudah ditindih oleh kaki kiri sang pemilik rumah. "mau mati sia... SETOP SEKARANG...." tapi sang pemilik rumah terus menghujamkan kejantanannya keluar masuk.

Dedemit Kampung CiheudangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang