"Haliandra, ya?"
Bunyi bising deruan motor terdengar, remaja berjaket biru jeans yang duduk diatasnya menyunggingkan senyum. Kecepatan kendaraan roda dua itu memelan karena sedang menunggu jawaban dari remaja lain.
Pemuda dengan seragam yang tidak dimasukkan dalam celana itu mengikuti manusia yang masih ia harapkan untuk menjawab pertanyaan. Si anak baru yang katanya mirip seperti langit kala senja. Cantik dan indah.
Haliandra— atau bisa dipanggil Ali menoleh sekilas, awal hari yang lumayan mengejutkan dimana ada orang lain yang tidak dikenalnya bisa mengenalnya.
"Iya." Jawabnya ketus
Ali merasa tidak asing dengan apa yang sekarang sedang terjadi. Seperti salah satu adegan dalam film yang pernah ia tonton, dimana sang pemeran laki laki meramal seorang perempuan yang juga murid baru sepertinya.
Merasa tidak ada respon lagi dari sang lawan bicara Ali pun menoleh pada pemuda berandal disebelahnya, alisnya menukik tajam disertai dengan tatapan galak.
"Lo pasti mau ngeramal kita bakalan ketemu di kantin kan? Kaya di film Dilan?" Mata Ali yang semula bertabrakan dengan manik gelap pemuda itu kini melirik tulisan nama di dada atas sebelah kanannya.
"Nggak, lo salah, gue gak akan ngeramal kita bakal ketemu di kantin."
"Terus?"
"Gue cuma mau ngeramal, kalo lo pasti tau nama gue"
"Panglima, kan?"
Motor itu berhenti dan membuat Ali yang entah kenapa juga malah ikut berhenti berjalan. Dia menatap pemuda yang tadi dia sebut Panglima, ada sedikit rasa kagum ketika Ali menelisik wajahnya.
Sorot matanya tajam, bibir penuh dan hidung bangir. Ada tahi lalat kecil dibawah matanya yang terlihat gemas dimata Ali.
Pemuda itu tertawa kecil sambil memperhatikan ekspresi Ali. "Gue bukan Panglima, gue Jendral." Jawabnya dan dibalas anggukkan kepala.
"Oh.. Iya, salam kenal Jen"
Jendral tersenyum lagi, seolah bibir itu tidak pegal terus menerus membuat lengkungan. "Gue mau ngasih saran aja ke lo."
Dahi Ali mengerut tidak mengerti. "Saran apa?"
"Nanti kita bakalan terus ketemu, jadi jangan bosen."
Ali bertambah bingung. "Kan sekolah lo sama gue sama, ya pasti ketemu dong?"
Jendral tidak menjawab Ali, dia hanya kembali menyalakan mesin motornya yang terdengar berisik itu. Jendral menoleh sekali lagi pada Ali, yang masih kebingungan akan ucapannya barusan.
"Tunggu aja, nanti lo pasti terbiasa."
Dan motor Jendral pun melaju, membelah jalan raya menuju gerbang sekolah. Meninggalkan Ali dengan seribu pertanyaan di kepala.
Haliandra Setya Pamungkas
Panglima Jendral Abimana
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung; Hoonsuk
Fanfiction"Aku emang bukan Dilan, yang bisa repot repot menanggung rasa rindu. Aku ini cuma Jendral, yang punya rasa cinta sampai menderu ke kamu"