.. 00.04 ..

464 49 3
                                    

lagi, entah hari yang keberapa. dimeja renjun terdapat boneka kudanil putih obesitas, dengan bucket mawar putih dan selembar note yang tidak pernah ia baca sama sekali. terhitung seminggu sudah ia tidak pulang kerumahnya bersama jaemin dan seminggu pula ia membuang ketiga benda itu ditempat sampah.

" kak─ lagi?"

" hm."

tanpa mempedulikan orang yang berdiri dimeja resepsionis itu, renjun kembali keruangannya. langkahnya terhenti diambang pintu, dan nafasnya langsung tercekat namun wajahnya dibuat terlihat sebiasa mungkin.

" kenapa membuangnya?"

" sampah itu memenuhi mejaku."

" ren." jaemin menarik perhatian renjun, matanya menatap mata bergetar renjun, tangannya menggenggam tangan dingin submisive itu. kepala lelahnya perlahan ditumpukan diatas bahu sempit renjun.

" apa yang kau lakukan dikantorku?"

" maafkan aku."

renjun mendengus, " kau meminta maaf, hanya membutuhkanku atau sudah tahu dimana letak kesalahanmu?" dinginnya, wajah manis itu ditolehkan kesamping.

" aku tahu sejak awal. maaf.."

cukup lama renjun diam hingga akhirnya kembali membuka suara. " apa maaf bisa mengembalikan keadaan seperti semula?" renjun berusaha mendorong tubuh yang lebih besar darinya itu, " akh! selama aku bersamamu, setahuku kau tidak pernah memperbaiki kesalahanmu. menjauhlah, kak!"

" ren.. maaf.." jaemin terisak, tangannya memeluk renjun kuat. semakin renjun meronta, semakin kuat jaemin menahan.

" KAK JAEMIN!"

" maaf, ren! maaf.. aku hanya rindu."

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann

sore itu, jaemin datang menjemput renjun lebih awal. akhir akhir ini setelah kejadian itu, jaemin memang selalu datang lebih awal. tidak ada kata terlambat, atau bahkan lupa. jaemin sudah menepati janjinya yang satu ini.

makan malam kali ini tidak hanya berdua karena pasusu tersebut sedang berkunjung kerumah utama keluarga na, renjun selalu menolak dengan satu alasan dan semakin ia menolak sang mertua juga semakin gencar mencari kesempatan untuk bertemu dengannya. bukan tidak suka, tapi..

" apakah kau juga mandul, renjun?"

..renjun tidak nyaman.

sontak renjun langsung menatap wanita cantik yang berstatus ibu mertuanya itu, yang tengah duduk disebelahnya. renjun menegang bahkan tangannya tidak lagi mampu untuk menyuapkan makanan.

" aku.." tidak yakin.

" aku hanya memiliki satu anak, dan aku menginginkan seorang cucu. entahlah, umurku masih panjang atau tidak, tapi kuharap kau tidak mandul juga." renjun melirik jaemin sesaat, meneguk minum sebelum kembali menatap ibu mertuanya.

" aku dan jaemin belum siap untuk itu."

nyonya na mengangguk, " aku mengerti, kalian berdua masih cukup muda tapi aku semakin hari akan semakin tua. periksalah kedokter dan cari tahu keadaanmu, aku baru akan tenang setelah tahu kau sehat dan siap mengandung kapan saja."

" em." renjun mengangguk kecil.

nyonya huang beralih pada jaemin yang tengah mengobrol dengan ayahnya, " na, jangan lupa menjaga menantuku dengan baik. kau sudah kaya sejak lahir, jangan habiskan sebagian besar waktumu untuk bekerja."

" aku sedang berusaha."

tuan na mengusap bahu jaemin bangga, sementara nyonya na tersenyum penuh makna. " kalian sudah menikah tiga tahun lamanya, tapi tidak merencanakan bulan madu sama sekali?"

DIDYMO ─ JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang